Terlepas dari kurikulum apapun yang diimplementasikan oleh sekolah, mata pelajaran muatan lokal tetap ada dalam struktur kurikulumnya dan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran per minggu. Melalui mata pelajaran muatan lokal inilah pemerintah mengakomodir aspirasi dan kepentingan daerah dalam kurikulum nasional, sehingga diharapkan mampu mengangkat kearifan lokal dari budaya daerah dalam pembelajaran di sekolah formal, meski dengan alokasi waktu per minggu yang relatif sedikit. Namun demikian, jika waktu yang dialokasi tersebut dapat dimanfaatkan secara efektit, diharapkan peserta didik dapat mengenal kearifan lokal daerah dimana mereka belajar, bertumbuh, dan berkembang.
Memaknai mata pelajaran muatan lokal dengan kearifan lokal daerah yang ada dimaksudkan agar jatidiri dan karakteristik daerah tetap hidup dan melembaga dalam proses pendidikan, sehingga kurikulum yang diimplementasikan sekolah tetap berakar pada nilai lokal namun tetap berwawasan nasional dan global. Dalam implementasinya, mata pelajaran muatan lokalyangkontennya berupa budaya daerah dengan berbagai keanekaragamnya, seperti sejarah, tokoh pejuang, seni, bahasa, dan sebagainya yang berkarakteristik daerah masing-masing.
Sejatinya dalam mengimplementasikan mata pelajaran muatan lokal tidak lagi menambahkan atau menyisipkan materi pelajaran yang telah menjadi bagian dari mata pelajaran nasional, sehingga tidak tumpang tindih dengan mata pelajaran nasional tersebut. Tak dipungkiri, entah karena keterbatasan memahami atau kurangnya buku materi dari mata pelajaran muatan lokal itu sendiri, sehingga ada sekolah yang mengisinya kurikulum mata pelajaran muatan lokal dengan pelajaran bahasa Inggris, terutama jenjang SD. Hal ini fakta yang saya temukan sendiri pada salah satu daerah di Kalsel, dimana dalam materi buku mata pelajaran muatan lokalnya ada pula materi pelajaran bahasa Inggris.
Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014, bahwa yang dimaksud dengan muatan lokal adalah bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan pendidikan yang berisi proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal, sehingga peserta didik akan terbentuk pemahamannya terhadap keunggulan dan kearifan di daerah tempat tinggalnya. Dengan melalui proses pembelajaran muatan lokal ini diharapkan dapat membekali pesertd didik dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang didperlukan untuk mengenal dan mencintai lingkungan alam, sosial, budaya, dan spritual di daerahnya. Selanjutnya, peserta didik diharapkan mampu melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan daerah yang kelak berguna bagi diri dan lingkungannya dalam rangka menyokong pembangunan nasional.
Seiring dengan semangat perubahan dan perbaikan dalam implementasi Kurikulum Merdeka yang kini gencar-gencarnya dikembangkan di sekolah yang mengikuti PSP, maka mata pelajaran muatan lokal hendaknya juga mendapatkan perhatian oleh pihak terkait, khususnya pemerintah daerah melalui dinas pendidikan. Sebagaimana diketahui bersama bahwa peran Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,Riset dan Teknologi dalam mata pelajaran muatan lokal ini sifanya hanya mendorong kepada pemerintah daerah agar menyiapkan dan menyusun kurikulum muatan lokal sesuai dengan karakteristik dan keunikan daerahnya masing-masing.
Melalui dinas pendidikan di daerah provinsi dan kabupaten/kota penyusunan kurikulum mata pelajaran muatan lokal dan dokumen perangkat pembelajaran lainnya dirancang, disusun, dan diimpelemntasikan. Sesuai dengan semangat otonomi daerah, maka mata pelajaran muatan lokal menjadi bentuk nyata dari otoritas dan kemandirian daerah dalam mengelola pendidikan, khususnya dalam penyusunan kurikulum dan dokumen lainnya dari mata pelajaran muatan lokal yang berbasis karasteristik dan keunikan daerahnya. Semoga.
Post a Comment for "MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL DENGAN KEARIFAN LOKAL "