Pelajaran 5. Kelas 4. MAKANAN OLAHAN KHAS BANJAR ‘MANDAI’

 


Kompetensi Inti

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual  dalambahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis,   dalam gerakan yang mencerminkananak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

 

Kompetensi Dasar

3.1.Mengenal makanan olahan khas Banjar “ mandai

4.1.Terampil mengidentifikasi olahan khas Banjar “ mandai

 

Materi Pembelajaran

 

Anak-anak, pada pelajaran kali ini kita akan membahas kuliner khas Banjar yang berupa hasil olahan dari kulit cempedak atau tiwadak dalambahasa Banjar, yaitu mandai atau ada juga yang menyebutnya dami.

Apakah kamu sudah kenal dan pernah merasakan nikmat dan enaknya mandai  tersebut?

Anak-anak, demikian pembelajaran dan pembahasan kita pada kali ini tentang kuliner khas Banjar, yaitu mandai.

Bagi orang lain yang bukan orang Banjar,  mungkin merasa aneh melihat jenis makanan kesukaan sebagian masyarakat suku Banjar yang tinggal di Kalimantan Selatan, yaitu kulit tiwadak atau cempedak yang dikenal dengan nama mandai atau dami.

Mandai merupakan makanan yang diolah dari kulit cempedak yang menjadi makanan setelah melalui proses permentasi. Cara pembuatannya,  kulit cempedak yang sudah masak atau matang setelah dikupas bagian kulit berdurinya lalu dibersihkan, kemudian dibubuhi garam secukupnya kemudian dipermentasi (diperam) di wadah  tertutup seperti belanga, stoples, atau tempat apa saja.

 

Setelah proses  pemeraman. maka kulit cempedak yang sudah menjadi mandai menjadi lunak maka siap dimasak menjadi makanan teman makan nasi. Terserah maunya, mau digulai, mau dipepes, atau hanya digoreng dengan minyak tetapi tidak sedikit menggoreng mandai dengan mentega setelah diberi bumbu secukupnya, khususnya bumbu bawang sedikit terasi dan irisan cabe besar atau cabe rawit, bahkan ada yang dikasih bumbu penyedap rasa.

Mandai yang digoreng paling banyak dimininati dan terdepat banyak di warung dan kesukaan warga, karena dinilai selain enak juga mengkonsumsi mandai dapat membangkitkan selera makan lantaran ada rasa asam dan gurih.

Bagaimana dengan kandungan gizinya? Ini sering menjadi bahan candaan bahwa makan mandai sama dengan makan sampah. Ternyata setelah diteliti, kulit cempedak banyak mengandung zat-zat gizi yaitu sebagai berikut :

No

Kandungan

Isi Kandungan

Keterangan

1

Energi

116  kkal

 

2

Protein

3   gr

 

3

Lemak

0,4 gr

 

4

Kalsium

20  mg

 

5

Faspor

30  mg

 

6

Zat Besi

2 mg

 

7

Vitamin A

200 Iu

 

8

Vitamin C

15 gr

 

9

Karbohidrat

28,6 gr

 


sumber : https://rajatransit.co.id/mandai-kuliner-dari-bahan-kulit-cempedak/

Cempedak atau tiwadak ini banyak dipakai masyarakat Banjar baik yang mentah maupun yang masak. Cempedak yang mentah dijadikan sayur sedangkan yang masak diambil biji buahnya untuk dibuat panganan berupa goreng-gorengan, seperti pisang goreng.

Pohon Cempedak yang dalam bahasa Latin disebut Arocarpus champeden Lour merupakan tanaman yang mudah tumbuh di dataran mana saja, dan tidak begitu memerlukan perawatan yang rumit. Cempedak termasuk dalam keluarga nangka. Varietas-varietas unggul nangka yang ditanam di Indonesia yaitu: nangka bilulang/nangka celeng, nangka cempedak, nangka dulang, nangka kandel, nangka kunir, nangka merah, nangka salak, nangka mini, dan nangka misin.

Lalu, bagaimana ceritanya sampai masyarakat Banjar kemudian mampu membuat mandai sebagai olahan bahan makanan pilihan ini hingga sampai sekarang banyak disenangi dan dicari?

Konon, pada musim air pasang pada umumnya masyarakat Banjar mencari ikan dengan cara memancing atau meringgi, tetapi pada musim kemarau tiba masyarakat kesulitan mencari ikan karena airnya surut dan kering. Pada saat sulit seperti inilah timbul gagasan untuk membuat kulit cempedak menjadi lauk sebagai pengganti ikan.

 

Pembuatannya dengan cara kulit cempedak dikupas, dicuci bersih lalu direndam dengan air garam agar awet dan tahan lama. Asinan kulit cempedak inilah yang diberi nama mandai atau dami. Mulai saat itu jadilah mandai sebagai tambahan lauk masyarakat Banjar sampai saat ini.

Selanjutnya, untuk memperlezat mandai, dapat ditambahkan bahan bahan lain seperti: udang, daging, telur dan bahan lainnya. Variasi pengolahan akan memperlezat penganan berbahan mandai ini.

Sejatinya, buah cempedak dapat dimanfaatkan mulai dari isi/daging buahnya yang masak, biji, hingga kulitnya yang diolah menjadi mandai atau dami tiwadak. Nyaris buah tiwadak atau cempedak dapat dimakan dengan berbagai cara pengolahannya, sehingga tidak ada yang terbuang percuma alias menjadi sampah.



Buah tiwadak atau cempedak dapat diambil manfaatnya selain kulitnya yang dioleh menjadi mandai atau dami, yaitu sebagai berikut:

1.   Ketika buahnya sudah matang, dimakan atau dinikmati langsung dengan rasa yang manis,lembut, dan harum.

2.   Buahnya yang masih muda dapat dijadikan sayur atau dimasak seperti buah nangka.

3.   Bijinya dapat juga dimakan, baik dengan cara direbus atau digoreng yang sebelumnya diiris tipis-tipis.

Anak-anak, demikian pembahasan dan pembelajaran kita kali ini mengenai kuliner khas Banjar yang dikenal dengan sebutan mandai atau dami tiwadak.

 


Post a Comment for "Pelajaran 5. Kelas 4. MAKANAN OLAHAN KHAS BANJAR ‘MANDAI’"