Kompetensi Inti
3. Memahami
pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentangdirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang
estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar
3.1.Mengenal alat pertanian tradisional Banjar
4.1.Terampil
mengidentifikasi alat pertanian tradisional Banjar
Materi Pembelajaran
Anak-anak, pada pelajaran kali ini kita akan
mempelajari dan membahas tentang alat pertanian tradisional Banjar yang sering
dipakai oleh masyarakat dalam mengolah lahan dan hasil pertanian. Kondisi
wilayah Kalimantan Selatan merupakan agraris yang
pada umumnya lahan pertaniannya berada di daerah tadah hujan.
Pada
sawah di dataran rendah terdapat berbagai jenis alat sesuai dengan kondisi
sawah yang digarap. Pada umumnya
penggunaan alat pertanian yang digunakan masyarakat tergantung pada tinggi atau rendahnya
maupun dalam atau surutnya lahan persawahan tersebut.
Adapun alat pertanian yang digunakan
masyarakat Banjar untuk menggarap persawahan di dataran rendah dengan peralatan sebagai berikut:
1. Tajak
surung
|
Tajak
surung atau tajak bungkul untuk
membabat rumput pada sawah yang tidak begitu dalam genangan airnya. Dengan tajak surung inilah petani
membersihkan lahan persawahannya dari berbagai rumput atau tanaman yang tumbuh
dan berkembang. Ketika lahan persawahan sudah dibersihkan dari rumput atau
tanaman dengan menggunakan tajak surung tersebut, maka selanjutnya lahan sawah
siap ditanami.
2. Parang
parincahan
|
Parang
parincahan merupakan alat
pertanian untuk membabat rumput atau tumbuhan lainnya pada sawah yang genangan airnya dalam seperti pada sawah rintak pada musim penghujan. Penggunaan parang parincahan ini
sederhana saja, tidak perlu keahlian khususnya, yang penting harus berhati-hati
dan menjaga jarak dengan orang lain yang ada di sekitarnya.
3. Parang
lantik
|
Parang
lantik atau parang yang ukurannya sedang dan berbentuk lentik atau melengkung
dan matanya pada bagian yang cembung, biasanya digunakan untuk membabat
bantangan atau untuk membersihkan atau membabat rumput pada bantangan atau
galangan sawah yang sudah besar padi yang ditanam di sawah tersebut.
4. Parang panyungkalan
|
Parang
panyungkalan berbentuk lurus dan lebih kecil dari parang lantik digunakan untuk
menyungkal (mengambil) anak padi yang sudah agak besar untuk di tanam di sawah.
|
Parang parumputan bentuknya paling kecil jika
dibandingkan dengan parang-parang yang lain. Parang parumputan dipergunakan
untuk merumput pada sela-sela tanaman padi yang sudah agak besar untuk ditanam.
|
|
Tatanjuk
atau disebut juga tutujah
dipergunakan untuk membuat lubang pada tanah bagi bibit atau anak benih yang ditanam di sawah. Penggunaan tatanjuk dan tutujah ini umumnya dipakai saat
menanam padi yang sawahnya tergenang, mulai dari yang surut hingga dalam.
|
Tutugal yang berbentuk seperti alu dari kayu bulak atau bentuknya hampir serupa dengan alu sesungguhnya.Tutugal ini digunakan untuk menugal atau membuat lubang tempat penyemaian bibit padi.
9. Kumpaan
|
Cara penggunaannya, padi dimasukkan ke
bak penampungan. Putar baling-baling secara perlahan
sambil membuka sekat. Padi yang jatuh akan ditiup oleh angin dari
baling-baling. Padi yang baik (berat dan berisi) akan jatuh di tempat pertama
dan yang paling ringan akan terbang ke belakang.
10. Ranggaman
|
Anak-anak, demikian pembahasan kita tentang
alat-alat yang berhubungan langsung dengan kegiatan pertanian masyarakat Banjar
dari sejak dulu hingga sekarang ini.
Post a Comment for "Pelajaran 6. Kelas 4. ALAT PERTANIAN TRADISIONAL KHAS BANJAR"