Bagian 3. Buku JMMP-2019. BAGAIMANA MEMULAI MENULIS?


Sebagaimana penulis sampaikan sebelumnya, bahwa potensi dan kemampuan menulis seseorang, khususnya yang berprofesi sebagai guru, sangat besar dan berpeluang menjadi penulis yang produktif atau bahkan profesional. Masalahnya hanya terletak pada kemauan, percaya diri,  dan berkonsentrasi untuk memulai menulis yang masih belum tumbuh dan berkembang dengan baik.
Banyak guru yang memiliki kemauan untuk menulis, tetapi belum percaya diri untuk memulai menulisnya, bahkan ada guru yang sudah memiliki tulisan artikel atau sejenisnya, tetapi belum berani mengirimkan naskah artikel tersebut ke media massa cetak atau koran. Kenyataan demikian penulis temukan dalam beberapa pertemuan dan kegiatan pelatihan menulis artikel selama ini. 

Keberanian dan percaya diri memang menjadi salah satu faktor untuk menjadi penulis. Menulis, menulis, dan menulis adalah tips yang perlu dipahami bagi penulis pemula yang terkadang masih kurang percaya diri (pede) atas hasil tulisannya, apalagi jika mau diterbitkan pada koran. Kemampuan menulis bertambah dan terus bertambah apabila kita rajin menulis, menulis, dan menulis. Menulis tentang apa saja yang kita alami, kita rasakan, kita lakukan, ataupun kita alami selama ini. Apakah menulis tentang perjalanan hidup kita sendiri, pengalaman pertama menjadi guru, mengikuti kegiatan pelatihan atau diklat, kegiatan kedinasan, kehidupan di sekolah, dan sebagainya.
Tulislah apa yang kita alami karena lebih mudah menulisnya, dan jangan dipikirkan dulu baik atau bagusnya tulisan kita. Tulis saja semaksimal mungkin dengan mengarahkan daya pikir dan nalar yang ada untuk memberikan nilai lebih pada tulisan kita. Kemampuan  menulis masing-masing kita memang berbeda, tetapi bukan berarti kita tidak dapat menulis apa kita alami selama ini.  Ketika tulisan yang telah kita anggap selesai, maka selanjutnya kita membaca beberapa kali hasil tulisan untuk melakukan editing atau perbaikan tulisan kita agar menjadi lebih baik lagi.
Pada kesempatan ini, penulis mengutip pendapat Buya Hamka, seorang ulama, pujangga, dan penulis besar Indonesia. Buya Hamka pernah ditanya seseorang bagaimana beliau menjadi seorang penulis, beliau menjawab “saya hanya mengutip, meringkas atau mengembangkan, mengambil hal-hal yang menarik, saya cerna kemudian analisa,  saya tambahkan bahan referensi yang sesuai, saya hubung-hubungkan, ditambah sedikit imajinasi, saya tuliskan ulang dengan kata-kata sendiri, saya cantumkan nama, maka jadilah saya seorang penulis”.
Menulis diera digital ini bukan sesuatu yang asing bagi banyak orang. Hampir setiap saat orang melakukan aktivitas menulis di smartphone dan  gedget  lainnya untuk meng-up date status dirinya melalui media sosial yang hampir semua orang memilikinya. Hanya pertanyaannya, apakah aktivitas tersebut termasuk katagori menulis? Ya, secara umum, bahwa apapun yang berhubungan dengan ditulis tentang sesuatu sudah termasuk menulis.
Hari-hari diera digital ini komunikasi melalui tulisan sangat aktif dan dilakukan oleh banyak orang. Mungkin ribuan atau jutaan tulisan berkeliaran di dunia maya melalui berbagai aplikasi yang ada smartphone  dan gadget lainnya, sehingga di dalam smartphone penuh dengan tulisan dari orang yang tergabung dalam group atau anggota aplikasi media sosial yang ada di dunia maya.
Lalu bagi kita sebagai guru, apa yang mestinya kita tulis? Sejatinya apa saja dapat guru tulis yang sudah, sedang, atau akan dilakukan. Ketika kita sudah terbiasa menulis apa yang sudah, sedang, atau mungkin yang akan dilakukan, maka akan semakin menambah kemampuan menulis dan memperkaya perbendaharaan kosakota kita. Kemampuan menulis itu tidak sekedar hanya dipelajari dari informasi oleh pelatih atau pembimbing dalam kegiatan pelatihan atau workshop. Terori tentang menulis itu memang perlu, tetapi praktik menulis itu lebih penting lagi.
Menulis tentang apa saja yang kita lakukan atau alami tentunya lebih mudah kita menulisnya. Misalnya, kegiatan pembelajaran yang dilakukan setiap harinya di sekolah. Apa saja yang kita persiapkan, saat kegiatan pembelajaran, masalah atau kendala dalam proses pembelajaran, akhir pelajaran, dan seterusnya. Banyak bahan atau materi yang dapat kita jadilakn sebuah tulisan yang bernuansa atau berlatar belakang proses pembelajaran, sekolah, dan dunia pendidikan lainnya.
Guru memiliki banyak kesempatan dan peluang yang cukup besar dalam hal menulis, karena lingkungan dan dunia pendidikan sangat kompleks dan beragam hal ada di dalamnya. Tema ata topik masalah dalam dunia pendidikan sangat banyak, mulai dari masalah kurikulum, buku, siswa, guru, ujian nasional, UKG,  sarana dan prasaran sekolah, orangtua, masyarakat, kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah berkaitan dengan guru dan dunia  pendidikan Indonesia pada umumnya, dan permasalahan pendidikan lainnya.


Post a Comment for "Bagian 3. Buku JMMP-2019. BAGAIMANA MEMULAI MENULIS?"