Maraknya pemberitaan
di media massa cetak dan elektronik serta media sosial akhir-akhirini tentang
banyaknya para artis yang tertangkap karena narkoba, membuat kita semua yang peduli generasi muda bangsa menjadi prihatin.
Para artis yang menjadi publik figur dan bahkan panutan generasi muda, tidak
terkecuali para pelajar, membuat kita semakin prihatin dan khawatir akan nasib
bangsa ini di masa mendatang. Menurut Deputi Bidang Pencegahan
Badan Narkotika Nasional (BNN) Ali Djohardi
, seperti dilansir Detik News dalam beberapa tahun
terakhir Indonesia tidak hanya menjadi transit dan tujuan peredaran narkoba.
Indonesia juga sudah menjadi pasar sangat potensial sekaligus produsen narkoba."
Untuk daerah peredarannya,
terbanyak di daerah Jawa, khususnya Jakarta. Kalau soal produsen, sejauh ini
masih dilakukan secara home industry di
tempat kos dan apartemen," ungkap Ali.
Menurut
Ali Djohardi, Indonesia saat ini sudah
darurat narkoba.
Lebih lanjut dijelaskan,
bahwa Pengguna narkoba di Indonesia tercatat sebanyak 5.1 juta jiwa, dan setiap
tahun ada sekitar 15 ribu jiwa melayang karena menggunakan narkoba. (
https://news.detik.com/berita/d-3425965/survei-bnn-80-persen-tahu-bahaya-narkoba-kenapa-kasus-masih-tinggi).
Kehidupan generasi muda di perkotaan, khususnya kota
besar, tidak terlepas dan tidak jauh dari penyelahgunaan obat-obat terlarang
dan narkotika yang dilakoninya. Tidak berlebihan kiranya, jika menjamurkan
pengguna dan bandar narkoba di perkotaan, bahkan ke pelosok pedesaan, berawal
dari kebiasaan anak-anak remaja tanggung yang suka merokok dan menikmati ngelem. Pada awalnya hanya mencoba dengan benda-benda yang dapat menimbulkan
perasaan ’enjoy’ dan dapat menimbulkan perasaan halusinasi yang
menyenangkan, lalu kemudian terbiasa dan pelan namun pasti akan meningkat dengan
menggunakan bahan dan zat berbahaya
lainnya seperti narkotika dan sejenisnya.
Sementara itu, para
bandar pemasok dan pengedar narkoba sudah
bersiap-siap menyambutkan genarasi ‘teler’ tersebut untuk dimasukkan dalam
barisan pecandu narkoba yang sudah semakin kecanduan dan sekarat. Pada akhirnya,
pemakai dan pecandu narkoba semakin
berkembang biak, bak jamur di musim penghujan. Kalau dulu para pecandu narkoba
hanya banyak di temukan di perkotaan saja, tetapi sekarang ini para pengedar
dan pecandu narkoba sudah banyak didapati di pedesaan. Nyaris, tidak ada tempat
yang bebas dari narkoba. Mirisnya lagi,
para pecandu narkoba adalah mereka yang berusia produktif, 24-30 tahun.
Pemerintah dengan
segenap aparat yang berwenang menindak peredaran narkoba dan sejenisnya telah berupaya keras memerangi kejahatan
narkoba ini, namun yang saksikan selama ini bagai kata pepatah’ mati satu
tumbuh seribu’. Kasus narkoba yang terungkap oleh razia aparat penegak
hukum hanya sebagian kecil yang dapat
diungkap. Artinya, permasalahan narkoba di negeri ini bagaikan ‘gunung es’ ,
yang permukaannya nampat terlihat kecil tetapi dibalik itu ada persoalan besar
yang terjadi di dalamnya.
Sekolah melalui
guru-guru hendaknya dapat mengambil bagian dari upaya membantu pencegahan dan penanggulangan
narkoba di lingkungan sekolah. Tidak menutup kemungkinan para siswa yang
menjadi anak didiknya mulai didekati dan dipengaruhi oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab untuk menggunakan narkoba. Siswa sangat rentan dipengaruhi
dan mengikuti pola pergaulan yang mengarah kepada penyalahgunaan narkoba.
Lingkungan pergaulan yang negatif sering menjerumuskan siswa untuk mencoba dan
kemudian menjadi pemakai atau bahkan
kemudian menjadi pecandu narkoba. Guru harus peduli dan membbantu siswa
untuk membentengi diri meraka dari godaan dan jerat narkoba.
Pamahaman dan
kepedulian guru tentang narkoba dapat membantu memberikan informasi dan
kesadaran kepada siswa tentang bahaya narkoba, sehingga siswa dapat terhindar
dari pengaruh narkoba. Kehidupan siswa, khususnya jenjang SMP sederajat, sedang mengalami perubahan fisik dan psikis.
Mereka memasuki dunia baru, kehidupan remaja. Masa remaja merupakan masa mereka
mencari jati diri. Kondisi demikian inilah, yang kemudian dapat dimanfaatkan
oleh pihak yang bertanggung jawab dengan menggiring remaja masuk kejeratan
narkoba.
Kemajuan teknologi
komunikasi sekarang ini dapat disalahgunakan oleh para bandar dan pengedar narkoba untuk melancarkan upaya mereka
mengedarkan narkoba dikalangan remaja. Melalui
media komunikasi dan media sosial yang sangat disukai remaja, para
bandar dan pengedar menjalankan aksinya mengedarkan barang haram perusak
generasi muda bangsa. Sebagai guru, pendidik generasi muda bangsa tentu sangat
menjaga agar dalam proses pendidikan untuk membangun generasi penerus bangsa ini
tidak diganggu oleh kehadiran narkoba dalam kehidupan mereka. Sejatinya,
semua komponen di sekolah bersatu padu dan saling menguatkan pencegahan
terkontaminasinya narkoba dalam kehidupan siswa. Demikian pula dengan keluarga
siswa itu sendiri. Keluarga menjadi faktor penting bagi upaya penanggulangan
narkoba di kalangan remaja,
Kondisi darurat
narkoba di negeri tercinta ini hendaknya dapat disikapi dan maknai dengan
menyatukan tekad dan kemampuan semua pihak yang peduli akan nasib bangsa ini di masa depan. Pemerintah,
masyarakat, keluarga, dan seluruh elemen bangsa ini bersatu menjaga dan
memberantas peredaran narkoba dari semua lini.
Sekolah dan keluarga memegang peran penting dan strategis dalam upaya
pencegahan penyalahgunaan narkoba bagi generasi muda bangsa yang sedang
menuntut ilmu. Mari kita bersatu padu memerangi narkoba demi masa depan bangsa
yang lebih maju dan sejahtera tanpa narkoba. Semoga.
Post a Comment for "MEMBANGUN SINERGI SEKOLAH DAN KELUARGA MELAWAN NARKOBA"