WISATA RELIGI NAIK KAPAL KLOTOK



Tradisi ziarah menjadi salah satu bagian dari kehidupan masyarakat Banjar,  Kalimantan Selatan. Demikian pula dengan warga di kampung saya,  Sungai Kitano, Martapura. Adapun yang membedakan dengan masyarakat pada umumnya, tradisi tahunan di kampung saya ini menggunakan kapal klotok karena perjalanan ziarahnya menyusuri sungai.

Hari itu saya bersama keluarga lainnya ikut kegiatan ziarah dengan tujuan ke beberapa kubah, baik yang berada di wilayah Kabupaten Banjar maupun Kota Banjarmasin. Saya sudah cukup lama tidak ikut ziarah tersebut, mungkin ada lebih dari 5 tahunan. Padahal dulu hampir tiap tahun ikut ziarah yang menggunakan moda transportasi sungai khas Kalimantan Selatan ini. Sesampai di titik kumpul yang ditentukan, saya serta peziarah lainnya menuju kapal klotok yang sudah siap menunggu penumpang di tepi Sungai Martapura, tidak jauh dari Jembatan Sultan Mustainbillah. Jembatan besar yang menghubungkan Desa Sungai Kitano dengan Desa Tangkas.

Ternyata,  di dalam kapal klotok tersebut sudah ada peserta ziarah lainnya yang terlebih dulu masuk dan duduk lesehan bersama keluarganya masing-masing.  Saya, duduk di tempat yang  dekat dengan juru mudi kapal klotok. Sekitar pukul 08.00 Wita, kapal klotok berangkat menyusuri Sungai Martapura yang saat itu kondisi airnya sedang  surut dan tenang karena musim kemarau

 

Ziarah Susur Sungai di Wilayah Kabupaten Banjar

Ziarah susur sungai kali ini dimulai dengan berziarah ke kubah Datu Abulung, yang berlokasi di Desa Sungai Batang, Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar. Dalam kubah ini bermakam seorang ulama sufi yang terkenal pada masa Kerajaan Banjar dulu yang bernama Syekh Abdul Hamid. Dinamaka kubah Datu Abulung karena tidak jauh dari kubah itu terdapat sungai kecil yang bernama Sungai Abulung.

Selesai melakukan ziarah di kubah Datu Abulung, kemudian rombongan ziarah  melanjutkan perjalanan menyusuri  Sungai Martapura. Setelah menempuh perjalanan sekitar 2,5 jam kami singgah di kubah seorang habaib dari keluarga Habib Basirih. Posisi kubah ini berada di tepi Sungai Martapura yang berlokasi  di Desa Tanipah Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar. Seusai  ziarah di kubah tersebut  perjalanan dilanjutkan kembali.

Dalam perjalanan menyusuri sungai ini kapal klotok kami juga melintasi lokasi objek wisata pasar terapung Lok Baintan. Objek wisata ini merupakan lokasi perdagangan tradisional masyarakat Banjar dengan menggunakan jukung yang berlangsung dari subuh hingga sekitar pukul 09.00 Wita. Pasar ini berada di Desa Lok Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk,  Kabupaten  Banjar.

(link Youtube https://www.youtube.com/watch?v=T7sACgCRpVA&t=131s: https://www.you

tube.com/watch?v=VK-Sc5a_ZcQ&t=686s)

Ziarah Susur Sungai di Wilayah Kota Banjarmasin

Menjalang tengah hari kapal klotok  kami  mulai memasuki wilayah Kota Banjarmasin. Beberapa saat kemudian arah kapal klotok kami memasuki Sungai Andai, sebuah kecil yang muaranya di ambang Sungai Barito. Sungai ini menjadi jalan pintas menuju ke kawasan ambang Sungai Barito dan sekitarnya.



Perjalanan ziarah susur sungai di wilayah Kota Banjarmasin ini dimulai dengan berziarah di Komplek Makam Raja Banjar yang berada di Kelurahan Kuin Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin. Di dalam komplek makam ini bersemayam jasad Sultan Suriansyah, pendiri Kesultanan Banjar dan Raja Banjar pertama yang memeluk Islam.

Selesai ritual ziarah, saya  menyempatkan ke museum yang terletak tidak jauh dari pintu gerbang masuk komplek. Di dalam museum ini terdapat beberapa peninggalan sejarah dan informasi penting seputar sejarah Kerajan Banjar.

Selesai ziarah rombongan kami melanjutkan perjalanan menuju kubah Habib Hamid Bahasyim atau dikenal sebagai kubah Habib Basirih karena berada di Basirih. Objek wisata religi ini berada di Kelurahan Basirih, Kecamatan Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin. Selesai melaksanakan ziarah rombongan kembali masuk kapal klotok untuk melanjutkan perjalanan ke kubah berikut yang ada di Kota Banjarmasin,


Hari semakin sore ketika rombongan kapal klotok kami memasuki kawasan pusat kota. Terlihat kesibukan khas kota besar, seperti lalu lintas orang dan kendaraan saat kami melewati Jembatan Antasari, Jembatan Dewi, kawasan taman siring, dan Jembatan Pasar Lama.

Kubah Syekh Djamaluddin di Kelurahan Surgi Mufti menjadi tempat ziarah kami berikutnya di wilayah Kota Banjarmasin ini. Objek wisata religi ini dikenal sebagai kubah Surgi Mufti.  Ada sekitar 500 meter jalan kaki dari tempat kapal klotok kami singgah menuju kubah. Sesampai di kubah kami melaksanakan ritual ziarah yang dipimpin oleh ustad dari rombongan kami.

Rombongan bergerak menuju dermaga kapal klotok seusai ziarah di kubah Surgi Mufti tersebut. Kapal klotok kembali menyusuri perairan Sungai Martapura di wilayah Banjarmasin menuju ke Martapura. Beberapa anak yang mandi di dermaga naik dan ikut ke kapal klotok kami dan ketika di tengah sungai mereka terjun dan berenang ke tepian. Saya dan penumpang lainnya menikmati aksi permainan khas anak-anak sungai tersebut sebagaimana permainan  masa kecil saya dulu.

Kapal klotok kami terus bergerak pulang menuju Martapura. Perjalanan pulang ini memakan waktu lebih lama dibandingkan perjalanan berangkat  pagi tadi karena melawan arus air Sungai Martapura. Diperkirakan sampai ke rumah selepas tengah malam. Kelelahan dalam perjalanan seharian dan suasana dingin malam membuat saya cepat mengantuk dan tertidur lelap hingga dibangunkan saat sampai di kampung.**** (link Youtube : https://www.youtube.com/watch?v=dXt3zo6aN



Post a Comment for "WISATA RELIGI NAIK KAPAL KLOTOK"