Bagian 9. Buku JMMP-2019. Menulis yang Terdekat : MENULIS TENTANG LINGKUNGAN SEKITAR


Bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan kita sebagai manusia adalah lingkungan sekitar kita, baik yang berupa masyarakat, bangunan, maupun alam. Setiap lingkungan masyarakat dan alam memiliki kondisi, keunikan, karakter, dan keragaman yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya. Lingkungan sekitar yang sedemikian rupa tersebut dapat menjadi sumber inspirasi dan bahan yang tidak sedikit untuk dijadikan tulisan dalam berbagai genre.
Masyarakat di sekitar kita yang memiliki adat istiadat, tradisi, budaya, dan keunikan lainnya dapat kita jadikan sumber inspirasi dan bahan tulisan. Misalnya kita menulis tentang asal usul masyarakat setempat dengan menggali informasi dari berbagai sumber, baik melalui kajian pustaka, observasi lapangan, wawancara, dan bentuk penggalian informasi lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya. Kemudian, informasi tersebut kita kembangkan dengan menulisnya sesuai bentuk tulisan yang kita inginkan, seperti sejarah, artikel, dan sebagainya.

Kondisi sosial kemasyarakatan di sekitar yang unik dapat pula menjadi sumber inspirasi lainnya untuk dijadikan tulisan. Tidak perlu kita datang ke suatu tempat yang jauh dan memerlukan tenaga dan biaya, namun cukup melihat dan mencermati kehidupan dari masyarakat yang terdekat dengan diri kita, atau bahkan kita juga merupakan bagian dari masyarakat tersebut.
Mungkin, bagi kita yang hidup menyatu dengan masyarakat tersebut, tidak menganggap masyarakat kita itu adalah sesuatu yang biasa saja, bukan sesuatu yang unik. Namun, persepsi dan pandangan orang lain ketika membaca tulisan kita akan berbeda, dan mungkin saja mereka menganggapnya kehidupan sosial masyarakat kita tersebut termasuk sesuatu yang unik dan menarik. Menurut kita biasa-biasa saja, tetapi menurut orang lain akan berbeda persepsinya.
Sebagai contoh yang penulis dapat berikan tentang kehidupan masyarakat di sekitar kita, misalnya tentang kehidupan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan upacara pernikahan dan resepsi perkawinannya, perayaan hari raya, dan berbagai bentuk upacara adat dan tradisi lainnya. Ketika dipaparkan dalam tulisan yang baik, apalagi disertai gambar, maka sesuatu yang kita angkat dalam tulisan itu akan dapat diketahui oleh banyak orang yang membaca tulisan kita tersebut.
Selanjutnya, menulis tentang alam yang ada di sekeliling kita. Terlepas apakah alam yang ada di sekeliling kita tersebut berupa dataran, pegunungan, perairan, hutan, dan sebagainya. Alam menjadi salah satu inspirasi yang banyak ditulis oleh penulis, apakah dalam bentuk cerpen, artikel, puisi, lagu, dan lain-lain. Alam dapat menjadi latar belakang sebuah tulisan, misalnya dengan menggambarkan atau memaparkan keadaan alam dimana kita bertempat tinggal dan beraktivitas sehari-hari.
Alam dan lingkungan sekitarnya memberikan banyak inspirasi bagi yang mau menulisnya dalam berbagai bentuk tulisan sesuai dengan selera dan genre  masing-masing penulis. Tinggal kita saja,  mau atau tidak menangkap makna yang ada dibalik keindahan dan keunikan alam yang dihamparkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Tulisan dalam berbagai bentuk dan genre merupakan ekspresi dari penulis untuk mengungkapkan rasa syukur dan menikmati keindahan alam sesuai dengan kemampuannya dalam menulis.
Dengan mengambil latar belakang alam dan lingkungan sekitarnya diharapkan dapat memberikan nuansa dan keunikan tersendiri dalam tulisan tersebut. Kenyataannya, bahwa alam dan lingkungan sekitarnya memiliki keunikan dan karakter yang berbeda satu daerah dengan daerah lainnya, terlepas apakah alam dan lingkungan sekitarnya itu kondisinya indah atau kumuh, hijau atau gersang.
Menulis tentang alam dan lingkungan sekitarnya merupakan sumber dan bahan menulis yang tidak terbatas dan dapat digali dengan semaksimal mungkin, tergantung dengan misi dalam menulisnya. Bagi penulis cerpen atau cerita fiksi, alam dan lingkungan sekitarnya menjadi latarbelakang yang eksotik dalam cerpennya, sedangkan penulis yang berlatar belakang petualang sejati dapat menjadikannya sebagai ‘syurga’ yang menginspirasi tulisannya.
Menulis tentang alam dan lingkungan sekitarnya akan lebih dalam dan bermakna apabila penulis berinteraksi langsung dengan alam tersebut. Berpetualang atau menjelajah alam langsung sangat memberikan pengalaman fisik dan kejiwaan, sehingga kita dapat menyalami dan merasakan lebih dalam lagi tentang alam tersebut. Misalnya menelusuri sungai dengan menggunakan rakit bambu, menjelajari hutan belantara, menapaki jalan menuju puncak gunung, dan sebagainya.
Dalam rangka menulis tentang alam dan lingkungan sekitarnya, maka kita perlu memiliki informasi dan wawasan tentang alam dan lingkungan sekitarnya tersebut, misalnya terkait dengan nama, luas, letak geografis, dan berbagai informasi pendukung lainnya yang terkait dengan yang kita kunjungi.  Informasi yang berkaitan dengan alam dan lingkungan sekitarnya merupakan informasi dasar yang patut diketahui secara umum maupun khusus, agar nantinya tulisan kita memiliki dasar yang kuat.
Selanjutnya, penulis berikan contoh artikel yang memaparkan tentang lingkungan sekitar  yang ditulis seorang guru yang pernah mengikuti Workshop Menulis Artikel yang diselenggarakan oleh IGI  (Ikatan Guru Indonesia) Tanah Laut angkatan II Maret, 2018 yang lalu, judulnya   Keterbatasan dan Prestasi Pendidikan di Pedesaan “ oleh  Edy Nugroho, yang isinya  Menilai  baik atau belumnya mutu pendidikan bangsa ini, maka salah satunya dapat ditinjau dari mutu pendidikan di daerah pedesaan. Tentunya, perbedaan mutu pendidikan di kawasan perkotaan dan pedesaan saat ini masih sangat jauh. Pendidikan yang lokasinya berada dalam wilayah perkotaan akan lebih unggul dibandingkan dengan pedesaan. Apakah kesenjangan mutu pendidikan perkotaan dan pedesaan tersebut, dapat dikatakan bahwa adanya ketidakadilan perlakuan pendidikan di kota dan di desa?
Tetapi, asumsi tersebut di atas tidak sepenuhnya benar, karena masih perlu dijabarkan apa kelebihan dan kekurangan dari pendidikan yang berada di kawasan perkotaan dan pedesaan. Penulis, sebagai salah satu orang yang pernah merasakan sendiri pendidikan di wilayah perkotaan. Penulis merasa beruntung, karena pernah merasakan pendidikan di kota dengan segala fasilitasnya yang tersedia. Tetapi, apakah saudara-saudara kita yang mengenyam pendidikan di pedesaan, apakah mereka mendapatkan perlakuan yang sama seperti siswa yang sekolah di kawasan perkotaan. 
Kini, penulis merasakan sendiri mengajar di pedesaan, banyak hal yang masih dirasakan kurang dari segi fasilitas, sarana prasarana, dan tentunya daya dukung teknis yang multi komplek. Kondisi pendidikan di pedesaan cukup mengandalkan faktor nonteknis, yaitu semangat, ketulusan, dan dedikasi. Hal inilah yang meyakinkan penulis dan teman-teman yang bertugas di sekolah untuk mengejar dan meningkatkan mutu pendidikan di pedesaan
Dalam beberapa hal, justru siswa dari sekolah yang berada di pedesaan telah menunjukkan prestasi luar biasa dibanding dengan siswa di perkotaan. Salah satunya dari sisi semangat belajar, sehingga dengan berbagai keterbatasan, muncul siswa  yang memiliki semangat belajar luar biasa dan berprestasi.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah diserap pula oleh anak-anak di perkotaan, sehingga telah menjadi pemandangan sehari-hari mereka tidak dapat terlepas dari gadget. Sementara itu,  anak-anak di pedesaan masih belum semuanya memiliki alat teknologi informasi dan komunikasi.
Tetapi,  dampak dari teknologi informasi dan komunikasi yang negatif, juga telah banyak menelan korban anak-anak di perkotaan, sedangkan bagi anak-anak di pedesaan tidak begitu banyak yang terkena pengaruhnya.  Dampak negatif dari teknologi informasi dan komunikasi dapat dilihat pada saat menjelang Maghrib.  Anak-anak di perkotaan masih sibuk di depan televisi, mesin PS,  atau sedang berselancar di dunia maya, sementara anak-anak di pedesaan terlihat banyak yang telah siap untuk pergi ke mesjid, mushola dan langgar untuk melaksanakan ibadah shalat, mengaji, dan kegiatan keagamaan lainnya.
Sementara itu, keadaan di sekolah pun juga berbeda antara di perkotaan dengan  di pedesaan. Fasilitas sekolah perkotaan relatif lebih maju dibandingkan dengan pedesaan. Siswa yang bersekolah di perkotaan memakai seragam bagus, bersih, dan rapi, serta memakai sepatu. Sedangkan siswa  di sekolah pedesaan, masih jauh dari kata cukup, walaupun ada satu atau dua siswa yang berpenampilan yang memakai seragam yang baik, dan terlihat berbeda jauh dengan kawan-kawannya.
Keadaan geografis di pedesaan dengan kondisi perbukitan, pegunungan, rawa, perairan, atau pesisir pantai merupakan medan ‘pertempuran’ dan ‘santapan’ sehari-hari bagi siswa. Kondisi alam dan geografis yang relatif berat tersebut yang akhirnya membentuk semangat juang mereka untuk tidak mau menyerah dan  kalah dengan saudara mereka yang berada di perkotaan. Terbukti dengan prestasi yang mereka torehkan,  baik prestasi yang akademis maupun prestasi non akademis.
Demikian pula, dengan kawan kawan guru yang bertugas sebagai pengajar di pedesaan, agar  lebih bersemangat lagi untuk melaksanakan tugas mulia mencerdaskan anak bangsa, meskipun jauh dari perkotaan dan serba terbatas. Kondisi geografis alam dengan keterbatasannya, diharapkan tidak menyurut semangat  dan melemahkan motivasi  untuk mengabdi dan berbakti sebagai guru. Dengan modal kemauan dan semangat yang tinggi, guru dapat mewujudkan mimpi siswa di pedesaan dalam meraih harapan dan cita-cita mereka”.




Post a Comment for "Bagian 9. Buku JMMP-2019. Menulis yang Terdekat : MENULIS TENTANG LINGKUNGAN SEKITAR"