Pagi Sabtu itu, 4 September 2021, kondisi cuaca di Batulicin, Ibukota Kabupaten Tanah Bumbu ,terlihat cerah dengan sinar matahari yang bersinar dengan teriknya. Saya dan kawan-kawan dari Banjarbaru pagi itu, sekitar pukul 09.00 WITA, bersiapa-siap keluar alias caek out dari hotel setelah sarapan dan bertemu dengan seorang guru yang berasal dari Batulicin. Sebelumnya, sesuai dengan kesepakatan dengan guru dari Batulicin tersebut, kami akan bertemu lagi di sebuah rumah makan yang ada di Batulicin yang berada di Jl. Plajau, tidak jauh dari hotel tempat kami menginap.
Sesudah menyelesaikan segala sesuatunya dengan hotel tempat kami menginap, maka kami pun segera berangkat menuju tempat yang sudah disepakati di atas. Sesaat meninggalkan hotel, saya mendapat panggilan telpon dari kawan yang tinggal di Pagatan. Ia menanyakan kepada saya di kamar berada menginap di hotel, lalu saya jawab bahwa kami sudah keluar dari hotel menuju rumah makan yang ada di Jln Plajau Batulicin. Rupanya tidak lama kami berangkat dari hotel, kawan tersebut sampai di hotel guna menemui saya.
Tidak lama perjalanan dari hotel, tidak sampai 10 menit, maka mobil kami sampai di rumah makan yang cukup terkenal di Batulicin tersebut. Pada pagi itu terlihat belum banyak pelanggarn atau konsumen yang datang di waru sang makan tersebut, hanya ada beberapa meja yang terisi pelanggan. Tidak berapa lama mobil kami sampai di rumah makan tersebut, menyusul datang mobil kawan dari Pagatan dan memarkir mobilnya di samping mobil kami.
Ketika turun dari mobil kawan tersebut menyerahkan kepada saya kantongan plastik yang berisi beberapa bungkus krupuk ikan khas Tanah Bumbu sebagai oleh-oleh. Kami berempat dan kawan dari Pagatan tersebut menuju di lantai II, karena mencari tempat yang 'privasi' alias tidak berada di tempat yang ramai dengan pelanggarn lainnya. Tidak berapa lama setelah kami memesan makanan dan minuman, hidangan pesanan kami berlima saat itu mulai diantarkan oleh pelayan rumah makan hingga akhirnya semua lengkap pesanan makanan dan minuman kami.
Sesudah kami menyantap makanan yang dipesan, kembali kami berbincang-bincang santai seraya menunggu kawan yang masih dalam perjalanan dari Angsana ke Batulicin. Kondisi cuaca siang itu makin terasa panas seiring dengan makin teriknya sinar matahari menjelang pukul 12.00 WITA. Kawan yang tunggu dari Angsana pun datang beberapa waktu kemudan, dan selanjutnya dipersilahkan untuk menikmati makanan yang sudah dipesankan sebelumnya.
Perbincangan kami terus berlangsung sampai menjelang pukul 12.15 WITA, hingga akhirnya kami selesaikan perbincangan karena kami berempat bersiap -siap untuk kembali ke Pelaihari. Setelah foto bersama, bersalaman, dan berpamitan, kami pun berangkat ke arah pulang. Kami sempatkan sholat dulu di masjid di seberang jalan menuju penyebarangan ferry sebelum meninggalkan Batulicin menuju pulang ke Pelaihari dan Banjarbaru, karena saat itu sedang berkumandang azan shalat Dhuhur.
---------------------bersambung ke tulisan berikutnya----------------------------------
Post a Comment for "CATATAN PERJALANAN PELAIHARI -BATULICIN. Bagian 3. MAKAN SIANG DITRAKTIR KAWAN DARI PAGATAN"