Malam berlalu dan pagi pun berganti. Catatan perjalanan Pelaihari-Batulicin (part.2) berlanjut. Pagi itu, Sabtu (16/10/2021) kondisi cuaca di Pagatan dan sekitar telihat cerah. Saya dan Pak Dodi pagi-pagi sudah bangun dan siap-siap akan menuju penginapan kawan dari Banjarbaru yang menginap di dekat pantai Pagatan yang berjarak sekitar 2-3 kilometer. Sekitar pukul 07.00 WITA kami berdua naik becak yang dicari Pak Dodi dekat pasar. Tujuannya ke pantai Pagatan dulu sebelum ke penginapan kawan. Tidak berapa lama sampailah di tujuan, Pantai Pagatan yang biasanya dijadikan tempat evant tahunan masyarakat Pagatan, Mapanre Tasse ' atau pesta pantai.
Sesampai di pantai yang terkenal tersebut, ternyata sudah banyak masyarakat yang berjalan-jalan di pantai dan dermaga. Bupati dan pejabat daerah Kabupaten Tanah Bumbu ada juga di pantai tersebut yang melakukan aktivitas renang bersama. Menurut informasi Pak Dodi, Bupati, dr.Zairullah Azhar, rutin melakukan aktivitas renang setiap minggunya, apakah Sabtu atau Minggu. Suasana pengunjung pantai Pagatan pagi itu cukup ramai, ada yang berenang atau jalan-jalan di dermaga atau pelabuhan yang menjorok cukup jauh ke laut.
Saya dan Pak Dodi langsung menuju ke dermaga selepas dari becak yang membawa kami dari penginapan tadi. Ongkos becaknya sebesar Rp 10.000 untuk kami berdua, yang jaraknya sekitar 1 kilometer. Bagi saya ini merupakan yang pertama kalinya menginjakkan kaki di dermaga Pantai Pagatan ini. Dari atas dermaga ini terlihat laut luas membentang dengan pemandangan gunung yang berada di Pulau Laut Kotabaru. Cuaca pagi itu sangat cerah dengan sedikit hembusan angin laut. Kesempatan ini tidak kami sia-siakan untuk mengambil beberapa foto guna mengabadikan suasana yang indah dan menyenangkan. Selain pengunjung yang menikmati suasana alam sekitar, juga ada beberapa orang yang memancing ikan laut di dermaga tersebut.
Tidak berapa lama saya dan Pak Dodi di dermaga, kemudian datang kawan dari Banjarbaru yang menyusul dan akhirnya kami kembali bergabung dan foto bersama di dermaga tersebut. Ada sekitar satu jam kami berada di dermaga Pantai Pagatan untuk menikmati suguhan alam yang indah dengan keunikannya sendiri, lalu kami pun memutuskan untuk bersiap-siap berangkat menuju Batulicin. Perjalanan masih belum tuntas, karena di Pagatan ini hanya untuk bermalam saja, sedangkan kegiatannya ada di Batulicin, sekitar 30 menit lagi perjalanannya. Waktu saat itu menunjukkan sekitar pukul 08.00 WITA
Sebelum meninggalkan Pagatan, kami berempat menyempatkan diri berziarah ke makam K.H. Muhammad Arsyad Bin H.M As,ad , zuriat datu Kalampayan, Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari. Pagi itu suasana di makam yang dianggap keramat itu masih sepi, belum banyak pengunjung atau pezairah yang datang. Seusai mengambil air di sumur dekat makam dan laut yang airnya tetap tawar meski dekat sekali dengan laut untuk berwudhu, maka kami pun secara bergantian berwudhu sebelum masuk makam tersebut. Sumur itulah yang menjadi suatu keajaiban atau karomah, karena airnya jernih , sumurnya selalu terisi , dan yang penting lagi tetap tawar atau biasa saja, meski dekat sekali dengan laut.
Selepas dari berziarah kami mencari warung makan untuk sarapan pagi itu sebelum ke Batulicin. Kami singgah di sebuah warung sederhana yang menjual nasi kuning, tetapi pengunjungnya pagi itu relatif banyak yang antri untuk mendapatkan pesanan nasi kuningnya. Sarapan pagi sudah selesai, maka selanjutnya kami siap-siap lagi menuju Batulicin, ibukota Kabupaten Tanah Bumbu. Saat itu waktu menunjukkan hampir pukul 09.00 WITA.
catatan berlanjut pada tulisan berikutnya.......
Post a Comment for "CATATAN PERJALANAN PELAIHARI - BATULICIN (PART.2) : Bagian 4. AKTIVITAS PAGI DI PAGATAN SEBELUM KE BATULICIN"