CATATAN PERJALANAN PELAIHARI - BATULICIN (PART.2) : Bagian 5. BERSINERGI DENGAN PENULIS TANAH BUMBU

Hari semakin siang ketika  saya dan kawan -kawan selesai sarapan nasi kuning yang banyak pengunjungnya di Pagatan pada Sabtu, 16 Oktober 2021, sebagai bagian dari perjalanan Pelaihari-Batulicin (pert.2). Sekitar pukul 09.00 WITA mobil kami meninggalkan kawasan pasar Pagatan menuju Batulicin, yang berjarak sekitar 30 kilometer. Kondisi cuaca pagi itu cerah dengan sinar mentari yang bersinar terang sejak pagi tadi. Terlihat aktivitas pasa yang kami lewati pagi itu cukup padat, terutama toko atau lapak  yang di dekat jalan yang kami lewati. 

Mobil meluncur cepat selepas dari jembatan dekat pasar Pagatan. Kondisi jalan pagi itu masih agak sepi dari berbagai kendaraan, sehinga sopir yang membawa dapat leluasa menjalankan mobil, ditambah lagi jalannya relatif mulus dan lebar. Ketika akan mendekati kota Batulicin ada arus lalu lintas makin padat, kendaraan sepeda motor maupun mobil, sehingga membuat laju mobil kami diperlambat. Sekitar pukul 09.40 WITA kami tiba di Batulicin, tepatnya di depan taman edukasi Batulicin yang rindang. Ada sekitar 30 menit lebih menunggu kawan-kawan penulis dari Tanah Bumbu yang rencananya akan ke suatu tempat yang akan menjadi tempat kumpul dengan kami.

Sekitar pukul 10.00 WITA kami berangkat mengiringi mobil yang di depan menuju suatu tempat di wilayah Batulicin arah jalan Simpang Empat. Seusai melewati jalan, komplek perumahan, dan perkampungan akhirnya sampai di lokasi yang dituju yang ada di sebuah komplek perumahan. Ada 3 (tiga) penulis dari Tanah Bumbu yang begabung dalam pertemuan pada pagi menjelang siang itu. tempat pertemuannya di sebuah cafe yang cukup antik, karena dibuat pada bagian belakang rumah yang relatif terbatas luasnya. Kira-kira luasnya hanya 5 x 8 meter dengan penataan ruang yang sedemikian rupa, ada kolam ikan, 2  pasang meja kecil, semacam teras, dan gajebo ukuan kecil. Ini baru pertama kali saya lihat sebuah cafe dengan konsep minimalis.

Sejenak kami berada di cafe tersebut, kondisi cuaca mulai berubah dari panas menjadi mendung, dan tidak lama kemudian hujan rintik-rintik [un turun. Sambil menikmati makanan dan minuman jahe yang dipesan, kegiatan silaturrahim dan bersinergi dengan kawan-kawan penulis Tanah Bumbu dimulai. Waktu saat itu sekitar pukul 10.30 WITA. Kegiatan diskusi dan tukar pendapat tentang penulisan buku berlangsung santai hingga menjelang pukul 12.00 WITA. Sementara itu, kondisi cuaca kembali mendung setelah beberapa saat aak cerah dan ketika kami keluar dari lokasi cafe dan sampai di jalan raya hujan turun dengan derasnya.

Rencana kami mau makan siang di sebuah rumah makan yang ada di Jl. Plaju Batulicin, namun karena penuh dan juga kondisi hujan, maka rencana tersebut dialihkan ke rumah makan masakan Padang arah balik ke Pagatan. Sesampai di rumah makan masakan Padang tersebut sekitar pukul 12.30 WITA, saat itu terlihat penuh pengunjungnya, tapi masih ada tempat duduk untuk kami yang jumlah 7 orang. Di sekitar rumah makan ini kondisi cuaca terang benderang, sepertinya tidak ada turun hujan seperti di Jl Plajau tadi.  

Makan siang dan melanjutkan obrolan di cafe sebelumnya selesai sekitar pukul 13.15 WITA , dan selesai pembincangan, diskusi, dan sebagainya , maka kami pun pamit dengan kawan-kawan penulis Tanah Bumbu untuk melakukan perjalanan pulang ke Pelaihari siang itu. Kegiatan berjalan sesuai rencana dan banyak hal posiitif yang kami hasilkan dari silaturrahmi dengan penulis Tanah Bumbu tersebut. 

catatan perjalanan belum selesai., masih ada lanjutannnya...................


Post a Comment for "CATATAN PERJALANAN PELAIHARI - BATULICIN (PART.2) : Bagian 5. BERSINERGI DENGAN PENULIS TANAH BUMBU"