Kondisi jalan tambang batubara
yang rombongan kami lewati pada sore itu masih dalam bentuk jalan tanah yang
sudah diratakan sehingga terasa nyaman saat dilewati, terlebih lagi jalannya
lebarnya sekitar 20 meter. Kondisi arus lalu lintas sore itu di jalan tambang
batubara tersebut lengang, hanya mobil rombongan yang melintas, tidak ada
aktivitas truk atau mobil perusahaan tambang sore. Sepanjang perjalanan
disuguhi oleh pemandangan khas alam pegunungan Meratus yang dikelilingi oleh
bukit atau gunung di kanan dan kiri jalan.
Pada awalnya, jalan yang
rombongan kami kondisinya basah karena beberapa waktu sebelumnya diguyur hujan.
Namun, beberapa kilometer sebelum keluar dari jalan tersebut kondisi jalanannya
kering sehingga jalan mulai berdebu dan menerpa penumpang yang duduk di bak
belakang yang terbuka, terlebih mobil kami yang berada di posisi paling
belakang. Kecepatan mobil rombongan kami sekitar 70-80 kilometer per jam,
sehingga tidak berapa menjalani jalan tambang batubara tersebut akhirnya sampai
di jalan umum yang menuju ke Pengaron.
Mobil rombongan kami pada
sekitar pukul 17.00 Wita mulai memasuki desa yang menuju Pengaron, salah satu
kecamatan di Kabupaten Banjar. Tidak berapa lama kemudian mobil rombongan kami
memasuki Desa Mangkauk, lalu pasar Pengaron yang sore itu terlihat cukup sepi.
Menurut infonya pada sore itu masyarakat Pengaron dan sekitarnya banyak yang
telah berangkat ke Martapura untuk
mengikuti haul Guru Sekumpul (KH.Muhammad Zaini bin Abdul Ghani) di Sekumpul,
Martapura.
Terlihat di beberapa tempat dan
rumah penduduk di sekitar pasar Pengaron ada bekas air banjir yang terjadi
beberapa hari sebelumnya. Ya, memang di daerah Pengaron ini hampir setiap tahun
terjadi banjir besar yang dapat merendam rumah atau tempat-tempat lainnya dalam
waktu beberapa hari akibat meluapnya sungai yang tidak jauh dari pemukiman
penduduk. Oleh sebab itu, di daerah ini banyak ditemukan rumah penduduk yang
dibuat bertingkat dua atau lebih, karena untuk mengantisipasi air banjir yang
dapat saja terjadi sewaktu-waktu saat hujan deras di daerah pegunungan Meratus.
Bagi saya, perjalanan melintasi
wilayah sekitar pasar Pengaron ini merupakan yang pertama kalinya. Meski sering
mendengar pasar Pengaron, namun saya belum pernah sekali pun berkunjung dan
melihat secara langsung kondisi pasar Pengaron dan daerah sekitarnya. Hampir
setiap tahun terjadi banjir besar yang merendam perumahan penduduk di pasar
Pengaron dan sekitarnyan yang diberitakan atau diinformasikan melalui media
cetak, media elektronik, dan tentunya juga media sosail. Hanya berita dan informasi tersebut yang saya
dapatkan selama ini, hingga pada sore itu dapat melihat langsung kondisi
Pengaron secara lebih luas.
Silahkan tonton vedionya di
sini : https://youtu.be/1vyMdkXIOYk
#savemeratus
Post a Comment for "CATATAN PERJALANAN KE PEGUNUNGAN MERATUS : Part. 7. Melewati Jalan Tambang Batubara Menuju Pengaron "