CATATAN PERJALANAN KE PEGUNUNGAN MERATUS : Part. 7. Melewati Jalan Tambang Batubara Menuju Pengaron

 

Seusai istirahat sejenak sambil mendinginkan mesin dan bagi sopir bersama penumpang bernafas lega sejenak, maka perjalanan pulang dari mengantar penganti Muhammad Noor di Desa Sumber Harapan Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Banjar dilanjutkan. Sore Ahad, 29 Januari 2023 itu waktu sekitar pukul 16.00 Wita ketika rombongan mobil kami meninggalkan jalan dengan tanjakan dan tikungan tajam. Kini jalan yang akan kami hadapi sudah mulus, lebar, dan rata meski tidak beraspal, karena merupakan jalan dari perusahaan tambang batubara yang beroperasi di wilayah tersebut, yaitu di Desa Rantau Nangka, Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Banjar.

Kondisi jalan tambang batubara yang rombongan kami lewati pada sore itu masih dalam bentuk jalan tanah yang sudah diratakan sehingga terasa nyaman saat dilewati, terlebih lagi jalannya lebarnya sekitar 20 meter. Kondisi arus lalu lintas sore itu di jalan tambang batubara tersebut lengang, hanya mobil rombongan yang melintas, tidak ada aktivitas truk atau mobil perusahaan tambang sore. Sepanjang perjalanan disuguhi oleh pemandangan khas alam pegunungan Meratus yang dikelilingi oleh bukit atau gunung di kanan dan kiri jalan.

Pada awalnya, jalan yang rombongan kami kondisinya basah karena beberapa waktu sebelumnya diguyur hujan. Namun, beberapa kilometer sebelum keluar dari jalan tersebut kondisi jalanannya kering sehingga jalan mulai berdebu dan menerpa penumpang yang duduk di bak belakang yang terbuka, terlebih mobil kami yang berada di posisi paling belakang. Kecepatan mobil rombongan kami sekitar 70-80 kilometer per jam, sehingga tidak berapa menjalani jalan tambang batubara tersebut akhirnya sampai di jalan umum yang menuju ke Pengaron.

Mobil rombongan kami pada sekitar pukul 17.00 Wita mulai memasuki desa yang menuju Pengaron, salah satu kecamatan di Kabupaten Banjar. Tidak berapa lama kemudian mobil rombongan kami memasuki Desa Mangkauk, lalu pasar Pengaron yang sore itu terlihat cukup sepi. Menurut infonya pada sore itu masyarakat Pengaron dan sekitarnya banyak yang telah berangkat ke  Martapura untuk mengikuti haul Guru Sekumpul (KH.Muhammad Zaini bin Abdul Ghani) di Sekumpul, Martapura.

Terlihat di beberapa tempat dan rumah penduduk di sekitar pasar Pengaron ada bekas air banjir yang terjadi beberapa hari sebelumnya. Ya, memang di daerah Pengaron ini hampir setiap tahun terjadi banjir besar yang dapat merendam rumah atau tempat-tempat lainnya dalam waktu beberapa hari akibat meluapnya sungai yang tidak jauh dari pemukiman penduduk. Oleh sebab itu, di daerah ini banyak ditemukan rumah penduduk yang dibuat bertingkat dua atau lebih, karena untuk mengantisipasi air banjir yang dapat saja terjadi sewaktu-waktu saat hujan deras di daerah pegunungan Meratus.

Bagi saya, perjalanan melintasi wilayah sekitar pasar Pengaron ini merupakan yang pertama kalinya. Meski sering mendengar pasar Pengaron, namun saya belum pernah sekali pun berkunjung dan melihat secara langsung kondisi pasar Pengaron dan daerah sekitarnya. Hampir setiap tahun terjadi banjir besar yang merendam perumahan penduduk di pasar Pengaron dan sekitarnyan yang diberitakan atau diinformasikan melalui media cetak, media elektronik, dan tentunya juga media sosail.  Hanya berita dan informasi tersebut yang saya dapatkan selama ini, hingga pada sore itu dapat melihat langsung kondisi Pengaron secara lebih luas.

 bersambung ke part.8.......................................

Silahkan tonton vedionya di sini : https://youtu.be/1vyMdkXIOYk

 

#savemeratus

 

Post a Comment for "CATATAN PERJALANAN KE PEGUNUNGAN MERATUS : Part. 7. Melewati Jalan Tambang Batubara Menuju Pengaron "