CATATAN PERJALANAN KE PEGUNUNGAN MERATUS : Part. 8. Terjebak Macet di Jalan Trans Kalimantan Saat Pulang

 

Perjalanan melintasi pegunungan Meratus pada Ahad, 29 Januari 2023 dari rombongan kami sampai dengan selamat di Sungai Raya sekitar pukul 17.00 Wita. Seluruh anggota dari keluarga yang mengantar pengantin Muhammad Noor beristirahat sambil menikmati suguhan teh manis, kopi panas, dan cemilan yang disediakan oleh keluarga di Sungai Raya. Saya juga menyempatkan melaksanakan shalat di rumah salah satu keluarga di sana, dan selanjutnya bergabung dengan rombongan yang sudah kumpul dan menikmati suguhan yang sudah disediakan.

Sekitar pukul 17.30 Wita rombongan kami mulai bergerak meninggalkan Sungai Raya untuk pulang ke Sungai Kitano yang berjarak sekitar 40 kilometer, atau sekitar 1 (satu) jam waktu. Di mobil saya ada adik bersama anak dan suaminya serta acil (bibi) Inah yang duduk di barisan bangku belakang sendirian. Sesaat memasuki jalan trans Kalimantan arah ke Martapura, kondisi arus lalu lintas sore itu terlihat mulai padat dengan kendaraan roda dua dan roda empat. Sebagaimana diinformasikan sebelumnya, bahwa pada malam nanti akan ada kegiatan haul Guru Sekumpul (KH.Muhammad Zaini bin Abdul Ghani) ke-18 di Sekumpul, Martapura.

Nah, arus kendaraan yang bergerak menuju Martapura pada sore itu pada umumnya masyarakat atau jamaah haul yang akan mengikuti kegiatan haul tersebut. Perkiraannya, kendaraan yang bergerak tersebut berasal dari beberapa wilayah dari daerah hulu sungai, seperti Tapin, Hulu Sungai Selatan, dan bahkan dari wilayah Kalimantan Timur atau Kalimantan Tengah.

Ketika memasuki wilayah Kecamatan Mataraman (Kabupaten Banjar), arus lalu lintas arah ke Martapura mulai tersendak dan beberapa kali macet, meski jalan dibuka satu arah saja. Saya yang membawa mobil berada di posisi depan dari rombongan kami. Namun, ketika sampai di jalan trans Kalimantan yang terjebak macet tersebut, posisi mobil rombongan kami sudah terpisah dan terjebak macet yang panjang. Hingga menjelang azan Magrib masih terjebak macet total.

Saat kumandang azan Magrib terdengar posisi mobil yang saya bawa berada di dekat masjid yang ada di daerah Selan. Sebelumnya, di saat jalan arah berlawanan terlihat melintas mobil yang dikemudikan oleh Rahmadi, tetapi tidak berapa lama mobil dapat masuk ke jalur yang menuju Martapura dan kembali ikut terjebak macet. Sementara, adik ipar yang duduk di sebelah saya menginformasikan bahwa ada jalan pintas  tembus ke Kalampayan yang posisinya di samping masjid tersebut. Namun, untuk melewati jalur alternatif itu dia kurang yakin karena lama sekali pernah lewat jalan tersebut dan saat itu dia jalan pada malam hari.

Tidak beberapa lama kemudian saat tengah kemacetan tersebut, terlihat mobil Rahmadi keluar dari barisan dan belok kea rah berlawanan. Saya dan adik ipar memperkirakan Rahmadi akan membawa mobil memasuki jalan samping masjid untuk melwati jalan pintas menuju Kalampayan. Ternyata benar, Rahmadi masuk jalan samping masjid. Lalu, saya pun membelokkan mobil untuk mengikuti Rahmadi tersebut sambil membunyikan klapson untuk memberitahunya, tetatpi tidak ditanggapinya.

Singkat cerita, akhirnya saya mengikuti Rahmadi dari kejauhan, karena mobil Rahmadi meluncur cepat di jalan yang cukup sempit dan gelap. Dari kejauhan terkadang masih terlihat lampu belakang mobilnya menandakan jalan yang saya ikuti benar adanya. Sambil mengejar mobil Rahmadi, adik ipar menelpon adiknya yang ada dalam mobil tersebut untuk memberikan informasi kepada Rahmadi agar pelan-pelan karena mobil kami mengikutinya. Alhamdulillah, telepon dapat tersambung dan tidak berapa lama mobil saya dapat beriringan dengan mobil Rahmadi.

 bersambung ke part.9.......................................

#savemeratus

Post a Comment for "CATATAN PERJALANAN KE PEGUNUNGAN MERATUS : Part. 8. Terjebak Macet di Jalan Trans Kalimantan Saat Pulang"