Bagian 1. Buku JMMP-2019. GURU, MENULIS, DAN BUKU


Sudah selayaknya, guru harus  memiliki  komitmen guna menghasilkan buku,  setidaknya satu buku selama pengabdiannya menjadi guru. Mengapa guru harus menulis dan menerbitkan buku?  Guru itu ‘gudang’ ilmu dan pengalaman selama mengabdikan dirinya menjadi guru yang berpuluh-puluh tahun. Selama berpuluh tahun guru bergalut dalam dunia pendidikan, dari satu sekolah ke sekolah lain, dari satu angkatan siswa ke angkatan siswa  berikutnya, dari kurikulum yang lama ke kurikulum yang baru, dan sebagainya.

Keilmuan dan pengalaman guru yang terpendam berpuluh-puluh tahun harusnya dapat diungkap dan dituliskan dalam sebuah buku. Dari sekian juta guru yang ada di Indonesi saat ini, kalau saja satu guru menulis sebuah buku tentang pengetahuan dan pengalamannya  selama menjadi guru  selama ini, maka tentu ada jutaan buku yang terbit dan menghiasi berbagai toko buku dan perpustakaan di Indonesia. Namun sayang, mungkin dari seribu guru yang hanya ada 1 atau 2 guru yang menulis dan menerbitkannyan menjadi sebuah buku.


Gerakan Literasi Nasional  (GLN) , program Satu Guru Satu Buku (Sabusaku)  , atau kebijakan dan kegiatan yang menginisiasi guru menulis lainnya, diharapkan menjadi wahana dan sarana untuk membangkitkan potensi dan motivasi guru menulis. Dari jumlah guru Indonesia  yang jumlahnya relatif besar tersebut,  maka tentunya memiliki potensi yang besar pula dalam menulis buku.
Bagi guru untuk mengumpulkan angka kredit kenaikan pangkat sejak  golongan Penata Muda Tk I /III.b untuk naik ke Penata /III.c  sudah wajib mengumpulkan dan memiliki angka publikasi ilmiah dan karya inovatif, dan seterusnya.  Publikasi ilmiah tersebut adalah (1) presentase di forum ilmiah, (2) hasil penelitian, (3) tinjauan ilmiah, (4) tulisan ilmiah populer, (5) artikel ilmiah, (6)  buku pelajaran, (7) modul/diktat, (8) buku dalam bidang pendidikan, (9) buku terjemahan, dan (10) buku pedoman guru.
Dari berbagai macam publikasi ilmiah tersebut, pada umumnya bentuk penilitian ilmiah dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) lebih banyak dibuat oleh guru untuk kepentingan naik pangkat.  Dari karya PTK tersebut selanjutnya dapat dijadikan pula menjadi sebuah buku, atau  artikel ilmiah yang dipublikasikan dalam bentuk jurnal. 
Dengan adanya PTK sebagai salah satu bentuk  publikasi ilmiah diharapkan dapat mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi guru sehari-hari dengan cara ilmiah, sehingga dapat dicontoh atau diaplikasikan oleh guru lain atau sekolah lain.  Selain itu, ketika PTK tersebut dipublikasikan melalui seminar, diterbitkan dalam jurnal ilmiah, dan dibukukan, maka diharapkan akan menjadi pengimbasan yang dapat memotivasi dan menginspirasi   banyak guru guna  mewujudkan sebuah pembelajaran yang bermutu.
Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa ada 10 jenis atau bentuk  yang termasuk kelompok publikasi ilmiah, namun pada kenyataannya banyak guru yang terfokus pada PTK semata dalam pengusulan angka kredit kenaikan pangkat. Seandainya saja,  dari sekian banyak jenis  atau bentuk publikasi ilmiah tersebut ada separo dibuat untuk pengusulan angka kredit kenaikan pangkat, maka tentu guru dapat memperoleh angka kredit  dari publikasi ilmiah, misalnya membuat modul/ diktat pelajaran, buku pedoman guru, tulisan ilmiah populer, dan sebagainya.
Berbagai cara dan upaya yang dirancang untuk memudahkan kenaikan pangkat guru sebenarnya sudah diberikan oleh Pemerintah, baik secara prosedural maupun kemudahan birokrasi lainnya sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan guru melalui kenaikan pangkat yang lancar dan memenuhi prosedural yang ditentukan.  Terkait dengan publikasi ilmiah, khusunya PTK,  diharapkan guru melaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas yang benar dan memenuhi kreteria APIK, yaitu Asli, Perlu, Ilmiah, dan Konsisten.
Guru merupakan agen pembaharuan, yang  salah satunya melalui pembaharuan dalam pembelajaran melalui kegiatan PTK sebagai bentuk kajian ilmiah guru.  Guru senantiasa melakukan pembaharuan dan inovasi dalam pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran itu sendiri, dan pada muaranya peningkatan mutu pendidikan Indonesia.
Guru Indonesia memang sangat besar dan berpotensi menulis dan menerbitkan buku, baik secara perorangan maupun bersama, dari berbagai genre, daerah, kondisi geografis, dan berbagai latar belakang lainnya. Betapa luar biasa dan dahsyatnya apabila jutaan guru yang ada di Indonesia menulis dan menerbitkan buku. Ayo guru Indonesia menulis dan menerbitkan buku. 


Post a Comment for "Bagian 1. Buku JMMP-2019. GURU, MENULIS, DAN BUKU"