KURANG SISWA BARU, FENOMENA APA YANG TERJADI?


Membaca berita koran Banjarmasin Post, Senin, 27 Mei 2019, pada halaman 9 dengan judul “ Disdik Panggil Kepsek Kurang Murid”, dan subjudul “ Rata-rata Cuma Dapat Satu Kelas”, serta “ SD di Banjarmasin Timur Kurang Peminat”. Dalam awal beritanya, Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin berencana memanggil semua kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) di kota ini yang masih kekurangan murid  atau siswa saat penerimaan peserta didik baru (PPDB) zonasi awal Mei 2019 untuk bersabar dulu. “Kita segera panggil kepseknya (kepala sekolah) untuk dilakukan evaluasi. Ini kan masih suasana libur sekolah dan bulan puasa. Kita tunggu setelah Lebaran ini. Mudah-mudahan ada orangtua yang masih mendaftarkan anak ke SDN kurang siswa seperti SDN Melayu 5, SDN Melayu 11 dan SDN Pasar lama 3, “ kata Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, Sarwani, Minggu (26/5).

Kembali, koran Banjarmasin Post memberitakan tentang kondisi terbaru tentang hasil PPDB jenjang SD di Kota Banjarmasin yang mana beberapa SDN setempat mengalami kekurangan jumlah siswa baru  tahun pelajaran 2019/2020 yang akan datang. Kondisi tersebut membuat dinas pendidikan setempat turut prihatin dan berencana akan melakukan evaluasi bersama dengan kepala sekolah SDN yang ada di Kota Banjarmasin.  Memang, ditengarai kekurangan siswa baru jenjang SD tersebut disebabkan masih suasana libur sekolah dan bulan puasa Ramadhan, sehingga kemungkinan ada orangtua yang belum mendaftarkan anaknya ke jenjang SD.
Kota Banjarmasin, menurut data BPS tahun 2019 merupakan kota yang memiliki jumlah penduduk yang tertinggi di Kalimantan Selatan, yaitu tingkat kepadatanannya 8.607, dengan jumlah penduduk sebanyak 625.481 jiwa. Dengan demikian, ketika kekurangan siswa jenjang SD tahun pelajaran 2019/2020 yang akan datang, maka perlu dievaluasi mengapa terjadi kekurangan tersebut. Apakah jumlah anak usia sekolah SD semakin sedikit, sekolah SD yang terlalu banyak, atau faktor-faktor lainnya.
Fenomena kekurangan siswa pada tahun pelajaran 2019/2020 yang akan datang ini juga dialami oleh beberapa daerah lain, seperti yang pernah diberitakan oleh koran tersebut. Berita koran Banjarmasin Post, Rabu, 22 Mei 2019, kembali mengangkat masalah sekolah kekurangan siswa di Kabupaten Barito Kuala  pada halaman 9 dengan judul “ 90 Persen SMPN di Batola Kurang Siswa”, dan subjudul “ Banjarbaru Laksanakan PPDB Tahap 2 pada 27-28 Mei 2019”. Diberitakan, mengejutkan, hampir 90 persen dari sebanyak 56 SMPN pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) sistem zonasi jenjang SMP negeri di Kabupaten Batola yang berakhir pada awal Mei lalu, ternyata mengalami kurang siswa. “ Iya  90 persen SMPN di Kabupaten Batola paa PPDB zonasi ternyata mengalami kekurangan siswa. Kondisi ini terus kita lakukan evaluasi, “ tegas Lulut Widianto Putro, Kabid Pembinaan SMPN Dinas Pendidikan Kabupaten Batola, Selasa (21/5).
Selanjutnya, pelaksanaan PPDB di Kota Banjarbaru juga diwarnai kekurangan siswa, terutama sekolah yang berada di pinggiran kota seperti SMPN 12 Banjarbaru, yang berada di daerah Bangkal, Banjarbaru. Oleh sebab itu, PPDB dilaksanakan lagi untuk tahap kedua, yang dilaksanakan pada 27-28 Mei 2019 untuk menjaring siswa baru bagi sekolah yang masih kurang.
Fenomean kekurangan siswa nantinya akan berdampak kelanjutannya di atasnya, yaitu ketika pada jenjang SD siswanya sudah berkurang, maka besar kemungkinannya pada jenjang SMP dan SMA akan berkurang juga. Tentu, fonomena tersebut patut diperhatikan dan dipikirkan oleh semua pihak terkait, dalam upaya mengantisipasinya terhadap berbagai kemungkinan ke depannya, seperti masalah beban tugas guru, pengurangan dana BOS oleh sekolah, dan sebagainya.

Post a Comment for "KURANG SISWA BARU, FENOMENA APA YANG TERJADI?"