CATATAN HAUL ABAH GURU SEKUMPUL KE-15 Bagian 1. Persiapan Menjelang Puncak Haul


Perjalanan penulis dari Pelaihari, Ibukota Kabupaten Tanah Laut ke Martapura, Ibukota Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan sekitar sebulan lalu menunjukkan banyak perubahan yang siginifikan di beberapa tempat dan jalan yang penulis dilewati. Perubahan yang nyata terlihat di sekitar jalan yang berada di Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru. Di pinggir-pinggir jalan sudah mulai terpasang umbul-umbul dan spanduk yang bertuliskan “Selamat Datang Jamaah Haul Abah Sekumpul Ke-15”. Demikian juga dengan daerah dan jalan yang berada di kampung-kampung sekitar Martapura.
Persiapan masyarakat secara swadaya yang sangat luar biasa tersebut mengindikasikan bagaimana perasaan masyarakat yang sangat antusias dan mendukung suksesnya pelaksanaan haul Abag Guru Sekumpul ke-15 tahun 2020. Haul itu sendiri merupakan peringatan hari wafat dalam hitungan setahun dengan menggunakan kelender Hijriah, sehingga setiap tahunnya akan berubah bulan Masehinya. Jika pada tahun lalu peringatan atau haul  Abag Guru Sekumpul ke-14 jatuh pada pertengahan bulan Maret 2019, maka ada tahun 2020 ini pada akhir bulan Pebruari 2020.
Istilah atau sebutan  ‘Abah Guru Sekumpul’ sendiri merupakan panggilan akrab yang dikenal luas masyarakat  di Kalimantan Selatan , bahkan juga hampir seluruh Kalimantan. Sebutan ‘ Abah Guru Sekumpul’ merupakan panggilan akrab dari  K.H. Muhammad Zaini Ghani, seorang ulama kharismatik yang berasal dari Martapura, Kalimantan Selatan. Beliau berdakwah atau memberikan pengajian kepada masyarakat Martapura dan sekitarnya pada awalnya di Kelurahan Kraton, lalu kemudian berpindah membuka wilayah baru yang diberi nama “ Sekumpul’ yang berada sekitar 3 kilometer dari Kelurahan Kraton. Di Sekumpul inilah menjadi pusat dakwah dan dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai pelosok di Kalimantan Selatan. Itulah yang kemudian dikenal dengan ‘ Guru Sekumpul’ Martapura.
Kembali menengok berbagai persiapan masyarakat di Kota Martapura dan sekitarnya dalam rangka menyambut tamu dari jamaah haul Abah Guru Sekumpul yang berasal dari pelosok Kalimantan atau bahkan dari luar negeri. Persiapan tersebut mencakup penginapan, konsumsi, lahan parkir mobil dan sepeda motor, rest area atau tempat peristirahatan bagi jamaah yang melakukan perjalanan jauh, posko pengatur arus lalu lintas, pemasangan umbul-umbul dan lampu penerangan jalan, dan sebagainya. Masyarakat semakin sibuk dengan perhelatan akbar tahunan tersebut ketika seminggu sebelum hari ‘ H’ , terlebih lagi mendekati hari ‘ H’.
Kesibukan semakin bertambah ketika jamaah haul sudah mulai berdatangan pada  H-2, karena arus kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, sudah mulai berdatangan secara bergelombang dari berbagai pelosok daerah yang  ada di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, atau bahkan Kalimantan Barat.  Jamaah haul juga datang dengan menggunakan kapal klotok dari daerah yang  perairan  atau sungai. Pada umumnya jamaah yang datang dengan moda transportasi kapal klotok ini datangnya lebih awal dengan membawa keluarga besar atau jika kapalnya besar nyaris membawa warga se kampungnya. Kapal klotok tersebut pada umumnya ditambatkan  pada sekitar pasar Martapura, seperti Murung Pasar, Antasan Senor, Pakauman, dan sekitarnya.
Berbagai persiapan dan antisipasi menyambut kedatangan jamaah haul sudah banyak dilakukan masyarakat  Martapura dan daerah –daerah lainnya dengan penuh semangat dan keikhlasan guna melayani jamaah haul yang datang dari jauh, yang juga penuh semangat , pengorbanan, dan keikhlasan. Menurut perkiraan, jumlah jamaah haul tahun 2020 ini akan lebih banyak dari tahun sebelumnya. Kalau tahun 2019 lalu ditaksir jumlah jamaahnya lebih dari sejuta, maka tahun ini diperkiraan di atas 2 juta jamaah.  Semoga berjalan lancar, tertib, dan amal kebajikannya bernilai ibadah dan mendapat ganjaran pahala dari Allah Swt. Semoga.

Post a Comment for "CATATAN HAUL ABAH GURU SEKUMPUL KE-15 Bagian 1. Persiapan Menjelang Puncak Haul"