Penulis pulang ke Martapura, Ibukota Kabupaten Banjar,dari Pelaihari
Ibukota Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan, pada Sabtu, 28
Pebruari 2019. Sepanjang jalan yang penulis lewati, sekitar 60 kilometer,
terlihat banyak sekali berdiri posko dan rest area yang dibangun atau didirikan
oleh warga masyarakat secara swadaya di daerahnya masing-masing dengan jarak
yang tidak berjauhan satu sama lain. Semuanya menawarkan untuk singgah kepada
jamaah yang lewat, baik roda dua maupun roda empat, untuk istirahat dan
menikmati hidangan makan dan minum secara gratis. Hadirnya posko dan rest area dadakan ini sungguh sangat
membantu bagi jamaah yang datang dari jauh yang perlu istirahat, makan dan
minum, WC, tempat sholat, serta
keperluan lainnya.
Dalam perjalanan pulang kampung ke
Martapura tersebut, penulis
bersama isteri dan anak-anak menyampatkan diri mampir di salah satu rest area yang berada di Desa Sambangan
Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut, wilayah yang berbatasan dengan
Kabupaten Banjar. Saat itu kondisi cuaca mendung dan ada rintik-rintik,
sedangkan di jalan yang akan penulis lewati sedang mendung dan menurut
informasi dari petugas relawan yang mengantarkan penulis ke tempat rest area mengatakan sedang turun
hujan. Penulis dan isteri menikmati
hidangan makanan dan minuman gratis yang
disediakan dalam rest area Desa
Sambangan tersebut, sedangkan kedua anak penulis hanya menunggu di parkiran
seberang rest area.
Saat penulis berada di rest area Desa Sambangan tersebut, sudah ada
beberapa jamaah haul Abah Guru Sekumpul ke-15 yang sedang istirahat dan
menikmati hidangan. Ada beranaeka macam makanan dan minuman, bahkan juga nasi
bungkus. Penulis dan istri diberi nasi bungkus, hanya isteri yang makan
sedangkan penulis tidak makan karena merasa masih belum lapar, sebab saat itu
masih pagi, sekitar pukul 10.00 WITA.
Seusai menikmati hidangan gratis yang diberikan oleh petugas di rest area Desa Sambangan, Bat-Bati,
penulis dan keluarga melanjutkan perjalanan menuju Martapura sekitar pukul
10.15 WITA seusai menyampaikan kepada petugas relawan yang mengantarkan penulis
dan petugas relawan menjaga dan mengatur arus lalu lintas di sekitar rest area tersebut.
Kondisi cuaca saat perjalanan menuju ke Martapura mulai berubah cerah
dan teduh, meski sinar mentari belum menunjukkan dirinya dibalik awan hitan
yang masih menggelayut di angkasa. Alhamdulillah,
siang itu penulis dan keluarga yang menggunakan dua buah sepeda motor di tengah
hiruk pikuk pengendara yang menuju ke Martapura dapat terus melanjutkan
perjalanan yang tidak seperti hari-hari sebelumnya. Perjalanan ke Martapura ini
semakin ramai ketika memasuki daerah Cempaka, Kecamatan Banjarbaru, karena di
daerah ini banyak masyarakat yang membuka rest
area dan berbagi makanan dan minuman ringan gratis. Banyak pengendara yang
memanfaatkan rest area dan mengambil paket makanan dan minuman ringan gratis
yang dibagikan di pinggir jalan.
Sesampai di Kampung Sungai Kitano, Martapura Timur, sekitar 5 kilometer
dari Kota Martapura, tempat kelahiran
dan orangtua serta keluarga penulis berada, sekitar pukul 11.30 WITA. Dari
perjalanan sekitar 2 (dua) jam dari rumah penulis di Pelaihari ke Martapura
penulis yang membonceng anak penulis yang bungsu mendapatkan banyak bingkisan
paket makanan dan minuman ringan gratis, dan demikian juga isteri penulis yang
membonceng dengan anak yang kedua penulis. Sungguh luar biasa, semangat berbagi
masyarakat untuk membantu jamaah yang sedang berusaha untuk mengikuti kegiatan
haul Abah Guru Sekumpul, sebutan dikenal luas masyarakat untuk almarhum K.H.
Muhammad Zaini Ghani, yang ke-15 tahun 2020.
Post a Comment for "CATATAN HAUL ABAH GURU SEKUMPUL KE-15 Bagian 2. Kepadatan Arus Lalu Lintas dan Aksi Simpati Masyarakat jelang Puncak Haul"