ANTARA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH dan BIMBINGAN BELAJAR




Menjelang perhelatan akbar tahunan dunia pendidikan Indonesia, yakni Ujian Nasional atau UN, semakin gencar dan penuh ruang bimbingan belajar atau bimbel, sementara ruang kelas seperti biasa saja. Bahkan, seiring dengan perkembangan kemajuan teknologi informasi dan komunikai dan alat komunikasinya berupa gadget, kini mulai gencar bimbel berbasis internet atau bimbel online. Kondisi tersebut sah-sah saja, karena semuanya punya visi yang sama untuk meningkatan prestasi belajar siswa dan bermuara pada peningkatan mutu pendidikan.

Masalahnya, mengapa lembaga bimbingan belajar mampu menarik simpati dan minat kalangan siswa, dan bahkan juga banyak  orangtua siswa. Baru-baru ini makin gencar promosi dari sebuah lembaga bimbingan belajar online di layar televisi nasional pada hari tertentu, tidak hanya pada satu stasiun televisi, namun di beberapa stasiun televisi sekaligus pada tayang yang sama. Kenyataan tersebut memberikan sebuah perubahan yang mendasar dalam kegiatan bimbingan belajar yang selama ini masih bersifat konvensional, yaitu tatap muka antara pembimbing dengan anak didik yang dibimbingnya.
Lalu, bagaimana guru menyikapi perkembangan yang sedemikian rupa dalam konteks proses pembelajarannya  yang berlangsung di sekolah atau kelasnya selama ini.  Apakah ada yang model atau metode pembelajaran yang dapat ‘diambil’ dari pembelajaran bimbingan belajar konvensional dan online, guna dibawa ke ruang kelasnya sehari-hari?  Jika diperhatikan, dalam proses pembelajaran melalui bimbingan belajar online dengan menggunakan media handphone atau gadget lainnya,  bahwa pembelajaran lebih nyata dengan dukungan pembahasan yang didukung audio dan visual yang jelas dan seolah nyata, bukan sekedar bersifat verbalitas belaka.

Tentunya, pembelajaran yang mengkombinasikan multimedia dalam proses pembelajaran dan pembahasan suatu materi ajar, maka akan sangat membantu mempercepat pemahaman siswa terhadap materi ajar yang disampaikan.  Pembelajaran akan lebih menarik dan memberikan nuansa yang dapat menarik minat dan rasa ingin tahu yang kuat dalam diri siswa, bukan pembelajaran yang membuat siswa takut dan menimbulkan rasa kantuk saat mengikutinya.
Keberadaan lembaga  bimbingan belajar sejatinya tidak dapat menggantikan peran dan fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Peran dan fungsi  lembaga bimbingan belajar, baik yang konvensional maupun yang online, merupakan pelengkap dan pendamping dalam upaya memaksimalkan potensi dan kemampuan akademik yang dimiliki siswa.  Peran sekolah tetap menjadi bagian penting dan strategi dalam sistem pendidikan nasional.
Masalahnya, tinggal bagaimana kompetensi dan profesional guru  dapat  menyesuaikan dengan kondisi dan perkembangan diera digital ini. Ketika menghadapi perkembangan cara pembelajaran yang mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, guru dan pola pembelajaran di kelasnya masih tertinggal dengan pola pembelajaran era digital. Tidak dapat dimungkiri, masih banyak guru yang gagap teknologi alias gaptek, tertinggal jauh dengan kemampuan siswanya sendiri dalam hal pemanfaatan dan kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi.
Sudah saatnya guru Indonesia menjadi idola dan harapan siswa dalam mengembangkan potensi dan kemampuan akademik dirinya, bukan diambil alih oleh pihak lain. Menjadi guru yang melek teknologi, belajar  dan terus belajar, sehingga kompetensi sebagai guru terus berkembang mengikuti perubahan yang sangat pesat diera digital dalam rangka menghadapi generasi milinial. Semoga.

Post a Comment for "ANTARA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH dan BIMBINGAN BELAJAR"