CATATAN PERJALANAN PELAIHARI-TAMIANG LAYANG-2019. Bagian 14. Pertemuan Dua Sahabat yang Tak Terduga


Penulis bersama Ibu Diana Mulawarmaningsih seusai melaksanakan tugas untuk berbagi dengan guru hebat yang tergabung dalam IGI Barito Timur pada hari pertama Workshop SAGUSAKU (Satu Guru Satu Buku) yang dilaksanakan oleh Pengurus IGI (Ikatan Guru Indonesia) di aula BKD Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah pada Senin, 1 Juli 2019, sekitar pukul 17.15 WIB kembali ke hotel tempat menginap di Tamiyang Layang. Sore itu di Kota Tamiyang Layang cukup lengang dari arus kendaraan di jalan utama kota tersebu. Kondisi cuaca sore itu terang benderang, langit cerah, dan mentari perlahan mulia redup.
Selain Ibu Diana Mulawarmanningsih, yang ikut di  mobil penulis juga ada Amir. Beliau adalah salah satu Pengurus IGI Kabupaten Barito Timur yang menjadi salah satu panitia workshop. Keikutsertaanya ke hotel ini dalam rangka mengambil sepeda motornya yang dipanjamkan kepada ananda Muhammad Munawir Akbari dan Ahmadiyanto siang sebelumnya guna dipakai untuk keluar hotel untuk jalan-jalan atau mencari makan siang. Amir ini rumahnya di Paringin, Balangan, Kalimantan Selatan, berdekatan dengan rumah Ahmadiyanto, namun bertugas sebagai guru pada salah satu SMP di Barito Timur ini, sehingga hampir setiap hari pulang-pergi dari rumah ke sekolah, yang kira-kira jaraknya sekitar 65 km.
Sesampai di hotel penulis kembali memarkirkan mobil pada posisi yang tidak biasanya, karena pada sore itu terlihat banyak mobil lain, sehingga posisi parkir mobil bergeser ke arah belakang. Seusai memarkir mobil, penulis segera masuk ke hotel untuk beristirahat sebentar menjelang Magrib tiba. Namun, ketika sampai di lobi hotel lantai II, terlihat Ahmadiyanto terlihat duduk dan berbincang-bincang dengan salah satu peserta Workshop SAGUSAKU (Satu Guru Satu Buku) yang dilaksanakan oleh Pengurus IGI (Ikatan Guru Indonesia) di aula BKD Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah hari ini.
Terlihat mereka berdua sangat akrab dan penuh kegembiraan. Penulis pun duduk bersama mereka di lobi hotel tersebut, lalu Ahmadiyanto memperkenalkan bahwa temannya tersebut merupakan teman lama yang satu angkatan semasa kuliah dulu. Ahmadiyanto yang penulis bawa dari Paringin, Balangan, Kalimantan Selatan, memang sebelumnya berangkat ke Tamiyang Layang ini, ada menyampaikan niat dengan penulis, jika sempat nantinya langsung ke Buntok untuk bertemu teman lamanya di sana,yang jaraknya sekitar 100 km dari Tamiyang Layang.  Ternyata temannya yang dimaksud tersebut tinggalnya bukan di Buntok, tetapi di Ampah, yang jaraknya sekitar 45 km dari Tamiyang Layang, dan yang bersangkutan ikut  workshop hari ini.
Pertemuan mereka sore itu disebabkan adanya informasi dari penulis saat menyampaikan materi pada sesi pagi hari tadi, yang salah satunya mengenai sosok sahabat penulis yang berprestasi sebagai juara I guru berprestasi  nasional tahun 2017 lalu dan juga seorang penulis artikel serta buku, yaitu Ahmadiyanto. Saat ini guru tersebut ikut penulis ke Tamiyang Layang, namun tidak ikut ke tempat kegiatan ini, hanya menunggu di hotel bersama dengan anak penulis. Rupanya, dari informasi penulis tersebut ditanggapi oleh salah satu peserta workshop yang bernama Nurjanah. Nurjanah mengontak Ahmadiyanto melalui WA, dan akhirnya mereka bertemu di lobi hotel sebagaimana disampaikan di atas. Begitulah ceritanya, dua sahabat lama secara tak disangka bertemu di Tamiyang Layang, setelah lama tidak bertemu secara langsung, hanya berkomunikasi melalui dunia maya. 

Post a Comment for "CATATAN PERJALANAN PELAIHARI-TAMIANG LAYANG-2019. Bagian 14. Pertemuan Dua Sahabat yang Tak Terduga"