CATATAN MENGIKUTI SINKRONISASI PROGRAM SD AKHIR TAHUN 2019. Bagian 1. Keberangkatan yang Nyaris Gagal


Perjalan dari Pelaihari ke Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin di Banjarmasin dimulai dari pukul 10.00 WITA setelah menyelesaikan tugas melakukan monitoring pelaksanaan ulangan umum semester 1 tahun pelajaran 2019/2020 di UPTD SMPN 2 Bati-Bati. Saat keluar dari sekolah tersebut, sekitar pukul 12.00 WITApada Selasa, 3 Desember 2019, hujan turun dengan derasnya, namun penulis tetap berangkat dan menuju ke Bandara Syamsudin Noor guna melakukan perjalanan ke Jakarta.
Sebelum ke bandara, penulis mampir dulu di Banjarbaru untuk mengisi pulsa dan memperbaiki handphone yang ada masalah pada kameranya. Entah apa yang terjadi kemudian, ternyata setelah dikembalikan lagi kartu perdananya, ternyata tidak ada sinyal sama sekali, sehingga tidak dapat melakukan kontak melalui telpon dan bentuk komukasi lainnya. Sempat penulis mampir ke kantor pelayanan pelanggan salah satu layanan komunikasi di Banjarbaru untuk memeriksa karti perdana penulis, namun karena antrian cukup banyak dan lam, maka akhirnya penulis putuskan untuk tidak jadi. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 14.15 WITA.

Selanjutnya, penulis memutusakan untuk langsung ke bandara dari kantor layanan konsumen salah satu layanan komunikasi tersebut, karena waktu sudah dekat pukul 14.00 WITA saatnya untuk masuk bandara dan persiapan berangkat ke Jakarta. Menurut ketentuan satu jam sebelum berangkat harus sudah boarding pass atau lapor di bandara. Menurut jadwal tiket, pesawat berangkat pukul 15.15 WITA. Sementara itu, saat penulis mau membeli kartu perdana yang baru di toko penjual pulsa dekat bandara, ternyata tidak dapat karena penulis tidak membawa kartu keluarga sebagai persyaratan wajib memiliki nomor handphone baru.
Ternyata permasalahan masih berlanjut. Setelah tidak dapat berkomunikasi melalui handphone karena kartu perdana atau nomornya terblokir, berikutnya surat tugas kegiatan yang akan diikuti di Jakarta tersebut tertinggal di kantor. Penulis bingung, karena tidak dapat menghubungi siapa-siapa untuk membantu menyelesaikan berbagai masalah tersebut. Mau pulang mengambil ke kantor di Pelaihari sudah tidak mungkin lagi, lalu kalau dilanjutkan berangkat tidak membawa surat tugas sebagai salah satu persyaratan yang wajib diserahkan ke pihak penyelenggara.
Penulis sempat ragu dan bingung apa yang harus dilakukan, sedangkan waktu terus berjalan dan makin dekat dengan keberangkatan pesawat, yaitu pukul 15.15 WITA. Lalu, penulis nekat memutuskan untuk tetap berangkat meski tertinggal surat tugas dari atasan. Penulis berharap nanti akan ada cara untuk dapat menghadirkan surat tugas tersebut, yang penting berangkat dulu. Selanjutnya, dengan beberapa masalah yang dihadapi sebelum berangkat ke Jakarta tersebut, penulis memantapkan masuk ruang pendaftaran dan melakukan boarding pass di loket maskapai yang akan membawa penulis terbang ke Jakarta.
Nekad dan yakin akan ada jalan keluar terbaik atas masalah yang baru dihadapi, penulis melangkah menuju tempat pemeriksaan penumpang dan barang. Seusai melewati pemeriksaan penumpang dan barang tersebut, penulis melanjutkan langkah menuju ruang tunggu pesawat Bandara Syamsudin Noor di lantai dua. Setelah melewati beberapa kursi tunggu yang kosong, penulis bertemu dengan seseorang yang pernah penulis kenal, namun lupa siapa dan dari nama. Orang tersebut senyum dengan penulis, dan saat itu penulis berhenti untuk bersalaman serta menanyakan mau berangkat kemana.
Syukur alhamdulillah, ternyata orang tersebut adalah Edi Yuwono, M.Pd  yang juga akan mengikuti kegiatan yang sama dengan penulis. Beliau  merupakan salah satu pejabat di Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Ternyata, doa dan harapan penulis terkabul. Tuhan dengan segala kuasa-Nya memberikan sosok penolong penulis dari masalah yang dihadapi menjelang keberangkatan ke Jakarta siang itu. Melalui handphone beliau tersebut penulis dapat berkomunikasi dan memberikan kabar kepada staf di kantor tentang suart tugas yang tertinggal dan minta dikirimkan melalui whatapps. Satu per satu masalah dapat teratasi, dan persiapan berangkat ke Jakarta ada solusinya, dan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Edi Yuwono, M.Pd atas bantuannya.
Sungguh, pengalaman yang luar biasa dan sulit dilupakan. Penulis merasakan betapa luar biasa dampaknya saat hanphone tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Penulis merasa seperti berada di tengah hutan, tersesat dalam perjalanan. Namun, dengan doa dan keyakinan akan adanya pertolongan Tuhan, Allah Swt, melalui tangan orang lain yang berjiwa ikhlas pasti akan penulis dapatkan. InsyaaLlah, sesuatunya pasti ada jalan keluar.
---

Post a Comment for "CATATAN MENGIKUTI SINKRONISASI PROGRAM SD AKHIR TAHUN 2019. Bagian 1. Keberangkatan yang Nyaris Gagal"