CATATAN PERJALANAN KE PEGUNUNGAN MERATUS : Part. 2. Sungai Raya-Pegunungan Meratus Wilayah Pengaron

 

Seusai beristirahat sejenak dan mengambil penumpang, perjalanan dilanjutkan kembali menggunakan 3 (tiga) buah mobil pick up.  Kondisi cuaca pagi pada Ahad, 29 Januari 2023 itu di Sungai Raya masih terlihat bersahabat, meski mendung masih menggelayut di lagit sekitarnya ditemani oleh sinar mentari yang bersinar redup. Saya ikut menumpang pada mobil pick up terbuka yang dibawa oleh Fauzi, dengan muatan penumpang sebanyak 17 (tujuh belas) orang, terdiri dari 2 (dua) di depan bersama sopir, dan 15 (lima belas ) di bak belakang, yang semua kaum laki-laki. Sedangkan 2 (dua) mobil lainnya diisi oleh kaum wanita dan anak-anak.

Iring-iringan mobil mulai bergerak sekitar pukul 10.00 Wita menuju ke wilayah pegunungan melewati desa di pinggiran sungai sebelum menyeberang jembatan yang ada di Pengaron. Mobil paling depan dibawa oleh Rahmadi, mobil di tengah dibawa oleh Miftah, dan mobil kami yang paling belakang oleh Fauzi. Beberapa desa yang dilalui dan jalannya masih beraspal, belum menanjak,  serta masih dipadati oleh perumahan penduduk seperti Desa Sungai Langsat, Pengaron, dan Maniapun.

Sebelum memasuki dan menjalajah jalan pegunungan yang penuh tanjakan,licin, dan berlumpu tebal akibat diguyur hujan berhari-hari, mobil rombongan kami berhenti dulu di Desa Alimukim. Ketika itu, Rahmadi yang memandu perjalanan memberitahu dan memeriksa kondisi ban mobil, jika diperkirakan ban mobilnya, terutama ban belakang, dinilai terlalu kencang agar dikurangi anginnya. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan ban tetap stabil dan menancak pada jalan yang berlumpur tebal. Jika mobil relatif kencang dikhawatirkan ban tidak dapat menapak pada tanah, hanya berputar saja.

Selepas mengurangi angin ban belakang mobil yang saya tumpangi, kembali rombongan bergerak menapaki jalan pedesaan yang ada di kaki Pegunungan Meratus di atas. Kini,  kondisi jalan berubah total. Jalan mulai menanjak, basah, berlobang, dan berlumpur tebal sehingga membuat laju mobil mulai tersendat-sendat, bahkan harus berhenti dan mengambil ancang-ancang untuk dapat menaiki tanjakan tersebut. Kondisi jalan di daerah pegunungan ini memang sangat berat bagi sopir yang belum pernah membawa mobil ke daerah ini, terutama pada masa musim hujan seperti ini. Hanya sopir-sopir yang berpengalaman membawa mobil di jalan yang berlumpur dan menanjak saja yang mampu mengatasi tantangan alam ini.

Kondisi mobil juga patut diperhitungkan dalam menapaki jalan di wilayah pegunungan saat musim hujan, karena mobil yang kondisinya tidak prima akan mudah mogok atau bermasalah jika melewati jalan ini. Syukur saja, mobil yang rombongan kami bawa  semuanya dalam kondisi baru, sehingga mampu bertarung di jalan pegunungan ini. Meski demikian, pada titik tanjakan yang licin dan berlumpur mobil kami terpaksa beberapa kali mundur untuk mengambil ancang-ancang agar dapat naik, seperti di tanjakan dekat Gunung Kipas Angin.

Meski tanjakannya relatif miring, namun karena kondisi jalannya berlobang, licin, dan berlumpur maka beberapa kali mobil yang saya tumpangi harus mundur untuk mengambil ancang-ancang dan tancap gas kuat-kuat  agar mampu naik guna mencapai jalan yang kondisinya agak kering dan berbatu. Akhirnya, tantangan dari tanjakan pertama di Pegunungan Meratus menaiki Gunung Kipas Angin dapat dilalui dengan selamat. Namun, tantangan jalan dari alam Pegunungan Meratus masih mengahadang di depan .....

 bersambung ke part.3.......................................

Silahkan tonton vedionya di sini : https://youtu.be/1vyMdkXIOYk

#savemeratus

 

Post a Comment for "CATATAN PERJALANAN KE PEGUNUNGAN MERATUS : Part. 2. Sungai Raya-Pegunungan Meratus Wilayah Pengaron"