Iring-iringan mobil mulai
bergerak sekitar pukul 10.00 Wita menuju ke wilayah pegunungan melewati desa di
pinggiran sungai sebelum menyeberang jembatan yang ada di Pengaron. Mobil
paling depan dibawa oleh Rahmadi, mobil di tengah dibawa oleh Miftah, dan mobil
kami yang paling belakang oleh Fauzi. Beberapa desa yang dilalui dan jalannya
masih beraspal, belum menanjak, serta
masih dipadati oleh perumahan penduduk seperti Desa Sungai Langsat, Pengaron,
dan Maniapun.
Sebelum memasuki dan menjalajah
jalan pegunungan yang penuh tanjakan,licin, dan berlumpu tebal akibat diguyur
hujan berhari-hari, mobil rombongan kami berhenti dulu di Desa Alimukim. Ketika
itu, Rahmadi yang memandu perjalanan memberitahu dan memeriksa kondisi ban
mobil, jika diperkirakan ban mobilnya, terutama ban belakang, dinilai terlalu
kencang agar dikurangi anginnya. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan ban tetap
stabil dan menancak pada jalan yang berlumpur tebal. Jika mobil relatif kencang
dikhawatirkan ban tidak dapat menapak pada tanah, hanya berputar saja.
Selepas mengurangi angin ban
belakang mobil yang saya tumpangi, kembali rombongan bergerak menapaki jalan
pedesaan yang ada di kaki Pegunungan Meratus di atas. Kini, kondisi jalan berubah total. Jalan mulai
menanjak, basah, berlobang, dan berlumpur tebal sehingga membuat laju mobil
mulai tersendat-sendat, bahkan harus berhenti dan mengambil ancang-ancang untuk
dapat menaiki tanjakan tersebut. Kondisi jalan di daerah pegunungan ini memang
sangat berat bagi sopir yang belum pernah membawa mobil ke daerah ini, terutama
pada masa musim hujan seperti ini. Hanya sopir-sopir yang berpengalaman membawa
mobil di jalan yang berlumpur dan menanjak saja yang mampu mengatasi tantangan
alam ini.
Kondisi mobil juga patut
diperhitungkan dalam menapaki jalan di wilayah pegunungan saat musim hujan,
karena mobil yang kondisinya tidak prima akan mudah mogok atau bermasalah jika
melewati jalan ini. Syukur saja, mobil yang rombongan kami bawa semuanya dalam kondisi baru, sehingga mampu
bertarung di jalan pegunungan ini. Meski demikian, pada titik tanjakan yang
licin dan berlumpur mobil kami terpaksa beberapa kali mundur untuk mengambil
ancang-ancang agar dapat naik, seperti di tanjakan dekat Gunung Kipas Angin.
Meski tanjakannya relatif
miring, namun karena kondisi jalannya berlobang, licin, dan berlumpur maka
beberapa kali mobil yang saya tumpangi harus mundur untuk mengambil
ancang-ancang dan tancap gas kuat-kuat agar mampu naik guna mencapai jalan yang
kondisinya agak kering dan berbatu. Akhirnya, tantangan dari tanjakan pertama
di Pegunungan Meratus menaiki Gunung Kipas Angin dapat dilalui dengan selamat.
Namun, tantangan jalan dari alam Pegunungan Meratus masih mengahadang di depan
.....
Silahkan tonton vedionya di sini : https://youtu.be/1vyMdkXIOYk
#savemeratus
Post a Comment for "CATATAN PERJALANAN KE PEGUNUNGAN MERATUS : Part. 2. Sungai Raya-Pegunungan Meratus Wilayah Pengaron"