CATATAN PERJALANAN KE PEGUNUNGAN MERATUS : Part. 1. Sungai Kitano, Martapura Timu- Sungai Raya,Simpang Empat

 

Kondisi cuaca pada Ahad pagi, 29 Januari 2023 di daerah Martapura khususnya, dan Kalimantan Selatan pada umumnya masih cenderung berawan dan berpotensi menurunkan hujan, meski sinar matahari mulai menyinari bumi. Faktanya, selama beberapa hari hujan turun merata di wilayah Kabupaten Banjar dan sekitarnya, hingga membuat banjir di daerah hulu sungai Riam Kiwa, seperti Pengaron dan sekitarnya selama beberapa hari. Kemudian, air tersebut meluncur ke daerah hilir sungai, seperti Astambul dan Martapura.

Pagi itu, saya bersama  keluarga besar yang ada di Sungai Kitano, Martapura Timur, akan mengantarkan keponakan yang bernama Muhammad Noor ke tempat pengantin perempuan di Desa Sumber Harapan, sebuah desa di Pegunungan Meratus yang berada di wilayah Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Banjar guna bersanding dengan isterinya hari itu. Sekitar pukul 09.00 Wita, rombongan kami sekeluarga berangkat dari Sungai Kitano dengan menggunakan 4 (empat) mobil yang terdiri dari 3 (tiga) mobil pik up dan 1 (satu mobil station (Xenia).

Saya membawa mobil station dengan penumpang pengantin, adik bersama suami dan anaknya serta keponakan, sedangkan keluarga yang lainnya menggunakan mobil pik up punya adik dan sepupu yang isinya lebih dari 10 (sepuluh) orang karena duduknya secara lesehan. Perjalanan kami melewati jalur jalan dalam ke arah hulu sungai, yaitu melalui jalan Dalam Pagar-Akar Baru, Akar Bagantung-Banua Anyar- Sungai Tuan dan tembus di pasar Astambul. Ternyata, beberapa titik di jalan yang kami lewati tersebut mulai tergenang oleh banjir, terutama di jalan Sungai Tuan yang menjadi jalur utama menuju kubah Datu Kalampayan (Syekh Muhammad Arsyad al Banjary). Syukurnya, air banjir yang menggenang saat itu masih belum tinggi, mungkin sekitar 30-40 cm.

Selepas dari pasar Astambul, mobil kami meluncur ke jalan trans Kalimantan menuju arah hulu sungai. Pagi itu, cuaca masih bersahabat dan arus lalu lintas cukup lengang. Sementara itu, dari arah berlawanan arus lalu lintas mulai terlihat cukup ramai dengan kendaraan roda dua dan empat. Maklum saja, pagi itu jamaah yang akan mengikuti haul Guru Sekumpul ke-18 di Martapura sudah mulai bergerak. Posko dan tempat istirahat dan makan-minum gratis  bagi jamaah haul yang menggunakan jalan trans Kalimantan  mulai buka dan diserbu oleh pengendara mobil dan sepeda motor.

Perjalanan kami terus berlanjut menuju Sungai Raya setelah menyimpang dari dari jalan trans Kalimantan kea rah kanan di dekat Kantor Kecamatan Simpang Empat. Jalan menuju Sungai Raya, titik persinggahan kami sebelum naik ke pegunungan, sempit dan mulai banyak lobang. Sehari sebelumnya, jalan tersebut pada posisi titik terendahnya tergenang air banjir dan tidak dapat dilalui oleh kendaraan, baik roda dua maupun mobil. Syukurnya, ketika kami lewati jalan tersebut sudah kering, hanya terlihat sisa-sisa kenar air banjir di sekitarnya.

Sekitar pukul 09.50 Wita, rombongan kami sampai di pasar desa Sungai Raya,Kecamatan Simpang Empat, tempat ditunggu oleh keluarga yang tinggal di sana. Seusai istirahat sebentar dan ke toilet oleh sebagian penumpang, maka perjalanan ke rumah pengantin perempuan yang berada di wilayah Pegunungan Meratus pun dilanjutkan. Kali ini, jumlah penumpang bertambah tetapi mobil berkurang sebuah, karena mobil  saya tidak dapat melanjutkan perjalanan dikhawatirkan akan sulit menanjak.

 bersambung ke part.2.......................................

Silahkan tonton vedionya di sini : https://youtu.be/1vyMdkXIOYk

#savemeratus

Post a Comment for "CATATAN PERJALANAN KE PEGUNUNGAN MERATUS : Part. 1. Sungai Kitano, Martapura Timu- Sungai Raya,Simpang Empat"