Dalam sebuah tayangan vedio yang viral dan menyebar di dunia maya yang
dibuat oleh pemilik akun Vannda Reynaldi, digambarkan sebuah ruangan kelas atau
ujian yang kosong, sepi dan haru. Kemudian, ada pengisi suara yang membacakan
narasi yang terkesan puitis untuk menggambarkan kondisi yang terjadi dalam
ruang ujian tersebut dengan judul “ Angkatan 2020” dilatarbelakangi dengan
alunan musik yang bernada syahdu dan haru.
Si pembuat vedio mencoba memberikan gambaran tentang kondisi yang
dialami menghadapi kenyataan pahit saat dunia dilanda penyebaran virus covid-19
atau corona yang berdampak terhadap semua sendi kehidupan, termasuk pembatalan
ujian nasional.
Manusia memang wajib untuk
berencana dan berusaha, namun Tuhan Yang Maha Kuasa jugalah yang menentukan
atas segala rencana dan usaha manusia tersebut. Demikian kata-kata bijak yang
menunjukkan makna bahwa betapa lemah dan tidak berdayanya manusia atas kehendak
dan ketentuan Tuhan Yang Maha Kuasa. Tidak terkecuali dengan rencana
penyelenggaraan Ujian Nasional atau UN yang telah direncanakan sejak awal, baik
anggaran maupun langkah-langkah persiapannya mulai dari pusat hingga ke
sekolah-sekolah. Namun, dengan makin merebaknya penyebaran virus covid-19 atau
corona di Indonesia yang menjadi pandemi
dunia, maka penyelenggaraan UN dibatalkan oleh pemerintah, baik SMP, SMA,
maupun SMK.
Kenyataan yang pahit dialami oleh
dunia pendidikan Indonesia, dimana UN tahun 2020 yang digadang-gadang sebagai
UN terakhir dan pada tahun 2021 diganti dengan Asesmen Kompetensi Minimal
(AKM), ternyata telah lebih dulu berakhir sebelum direncanakan. Rencana tinggal
rencana, dan berbagai persiapan yang sudah dilaksanakan pun hanya jadi kenangan
untuk diingat dan dicatat dalam sejarah dunia pendidikan Indonesia, bahwa siswa
yang lulus tahun 2020 atau angkatan 2020 dinyatakan lulus tanpa melewati ujian
sekolah dan ujian nasional sebagaimana dilewati oleh siswa angkatan-angkatan
sebelumnya. Angkatan 2020 dinyatakan lulus hanya dengan nilai rapot selama belajar di sekolah
tersebut.
Sekolah yang menjadi penggerak
dunia pendidikan turut terdampak dan terguncang hebat dengan adanya penyebaran
virus covid-19 atau corona yang melanda dunia. Siswa diminta belajar di rumah
masing-masing tanpa jangka waktu yang pasti alias tidak dapat dipastikan kapan
mereka dapat masuk dan belajar bersama lagi di sekolah kembali. Stay at Home. Hari-hari panjang dilewati
siswa dengan belajar di rumah dibawah pengawasan dan bimbingan orang tua atau
keluarga lainnya dengan berbagai
keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan sarana belajar. Pendidikan beralih
dari ruang kelas di sekolah ke ruang keluarga di rumah-rumah yang tidak jelas
kapan berakhirnya. Peran guru yang semula dominan dalam pembelajaran dialihkan
kepada pihak keluarga di rumah, sehingga orangtua menjalani pameran utama
sebagai guru bagi anak-anaknya.
Lalu, bagaimana peta mutu
pendidikan Indonesia nantinya pasca berakhirnya masa pendemik virus covid-19
atau corona? Tentu, sulit dibayangkan
bagaimana prestasi atau mutu pendidikan yang pelaksanaan pembelajarannya tidak
terprogram, terjadwal, terbimbing, dan terlebih lagi tidak terukur melalui
proses penilaian seperti ujian nasional. Dalam kondisi yang normal saja dunia
pendidikan Indonesia masih harus bekerja keras meningkatkan mutu pendidikan di
tingkat Asia Tenggara, terlebih lagi dalam kondisi wabah korona yang tidak ada
kejelasan kapan berakhirnya. Meski ada sekolah yang menyelenggarakan
pembelajaran secara online, namun
jumlah sekolah menyelenggarakan pembelajaran tersebut sangat sedikit dan
terbatas bagi siswa yang mampu mengakses internet saja.
Indonesia harus bangkit, dan
dunia pendidikan menjadi salah satu motor penggerak utama untuk membangun
sumber daya manusia guna mengejar berbagai ketertinggalan yang dialami oleh
bangsa tercinta ini. Guru sebagai ujung tombak dan garda terdepan pendidikan
Indonesia harus segera ditingkatkan mutu
dan profesionalismenya agar dapat membantu memulihkan dan membangkitkan
semangat belajar siswa yang ditengarai menurun dan pudar selama menjalani masa
krisis yang tidak menentu ini. Pendidikan harus bangkit dan terus bergerak guna
membantu pemerintah dalam menghadapi dan
memulihkan kondisi bangsa pasca musibah pendemik virus covid-19 atau korona.#dirumahaja
(by Mas-2020)
Post a Comment for "ANGKATAN 2020, BELAJAR TANPA GURU, LULUS TANPA UJIAN "