Semakin hari semakin tidak jelas
kapan akan berakhir penyebaran virus corona atau covid-19. Himbauan kepada
semua orang untuk berada di rumah saja makin digalakkan oleh Pemerintah untuk mencegah
dan memutus mata rantai penyebaran virus yang tidak terkendali melalui kontak
langsung antar invidu atau kerumunan massa dalam kehidupan sehari-hari.
Ketentuan untuk tetap tinggal di rumah saja juga berlaku bagi guru, karena
sekolah telah diliburkan dalam jangka waktu yang tidak dapat dipastikan.
Pembelajaran diharapkan dapat berlangsung meski tanpa tatap muka di sekolah
tetapi melalui daring atau dalam jaringan dengan menggunakan internet jika
memungkinkan.
Kondisi yang sedemikian sulit
atau darurat tersebut, tentunya harus dipatuhi oleh guru dan disikapi dengan
lapang dada serta memanfaatkan waktu luang di rumah dengan hal-hal yang
produktif selama menghadapi masa-masa sulit. Salah satu hal positif yang dapat
dilakukan guru dalam mengisi waktu luang karena harus di rumah saja adalah
dengan menulis. Bagi guru yang selama ini merasa kesulitan dalam menulis karena
tidak punya waktu luang dan cukup, maka kini saatnya kesempatan itu terbuka
lebar untuk mengembangkan potensi dan bakat menulis, baik yang pemula terlebih
bagi yang sudah terbiasa. Memaknai masa libur di rumah saja bersama keluarga
tercinta dengan menulis tentunya bagi seorang guru merupakan sesuatu yang mudah
dilakukan.
Kendala keterbasan waktu yang
menghambat banyak guru untuk menulis karena kesibukan tugas dan pekerjaan di
sekolah sudah tidak banyak lagi, atau bahkan sudah tidak ada lagi. Memanfaat waktu
yang sangat luang di rumah selama masih pendemi covid-19 ini dengan menulis merupakan salah satu cara efektif untuk tetap
menjaga kompetensi dan profesionalisme guru. Melalui menulis inilah guru dapat
menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan
dengan tugas dan profesinya secara maksimal, misalnya menulis buku pelajaran,
buku cerita, atau bahan ajar lainnya yang nantinya dapat dimanfaatkan ketika
sekolah berlangsung seperti biasanya.
Sejatinya, kegiatan menulis tidak dapat dilepaskan dari
profesi seorang guru, karena menulis merupakan salah satu cara guru
mengembangkan profesinya agar terus terjaga dan meningkat, terlebih diera
digital sekarang. Guru sudah atau bahkan setiap hari memberikan pelajaran
kepada anak didiknya untuk menulis. Hal itu
sudah menjadi hal yang lumrah dan mudah dilakukan oleh guru. Sudah sepatutnya, guru menjadi motivator dan
contoh bagi anak didiknya dalam hal menulis. Guru dapat menulis apa saja tentang profesinya sebagai guru dan dunia
pendidikan pada. Permasalahannya, tergantung pada kemauan guru, dan kapan
mengawali menulis itu sendiri.
Menulis dan profesi guru adalah
dua hal yang harusnya sejalan dan mampu
saling mendukung. Misalnya, permasalahan guru dalam pembelajaran di kelas dapat
menjadi sumber inspirasi untuk ditulis dalam bentuk tulisan formal seperti laporan penelitian tindakan kelas (PTK) ,
paparan hasil inovasi pembelajaran atau inobel, makalah best
praktice, dan sebagainya. Dengan menulis, guru dapat memberikan solusi
bagaimana memecahkan permasalahan dalam pembelajaran, dan tulisan tersebut
menjadi bukti outentik dan bermanfaat bagi guru itu sendiri maupun pihak lain.
Dengan menulis, guru telah menyumbangkan pengetahuan dan pengalamannya bagi
khazanah dunia pendidikan.
Menulis tentang cara menghadapi
anak didik yang ‘nakal’, cara menyajikan materi pelajaran yang dianggap
‘sulit’, atau penggunaan media pembelajaran yang sederhana, dan sebagainya.
Kuncinya menulis itu adalah kemauan. Kemauan untuk maju, kemauan untuk mencari
ilmu pengetahun baru atau pengalaman baru, dan tentunya yang penting adalah
kemauan untuk menulis. Mulai yang mudah, terdekat, dan sesuai profesi. Selamat
mencoba menulis untuk mengisi masa #dirumahaja.
Post a Comment for "#DI RUMAH SAJA, SAATNYA MENULIS "