MENGAPA GURU HARUS MENULIS


Penulis kembali mengembangkan bahan tayang atau presentasi dari Diana Mulawarmaningsih, S.Ag ketika menyampaikan  materi pada Workshop Menulis yang diselenggarakan oleh Pengurus Ikatan Guru Indonesia atau IGI di Tamiyang Layang Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah pada tanggal 1-2 Juli 2019 lalu. Saat itu penulis turut  hadir dan memberikan materi bersama Diana Mulawarmaningsih, S.Ag, dan penulisan artikel ini atas sepengetahuan dan seizin yang bersangkutan selaku penyusun materi yang berjudul “ Mengapa Guru Harus Menulis ?”
Sebalum menyampaikan inti materi workshop, Diana Mulawarmaningsih, S.Ag mengutip beberapa kata-kata tokoh yang menginspirasi dan memotivasi untuk menulis. Pertama.  Perkataan atau pesan dari   Iman Al-Ghazali , seorang ulama besar, yang menyatakan  Kalau kami bukan anak raja, dan kamu bukan seorang ulama besar, maka jadilah  penulis.” Kedua. Perkataan atau pesan dari Sayyid Al-Qutb, yang isinya “ Peluru hanya bisa menembus satu kepala, tetapi tulisan bisa menembus jutaan kepala. “, dan “ Penulis pasti mati, tetapi hasil karya penulis itu tidak akan mati. Maka tulislah yang akan membahagiakanmu  di akherat.” Ketiga. Perkataan atau pesan dari Pramoedya Ananta Toer, yang isinya   Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.”
Selanjutnya, Diana Mulawarmaningsih, S.Ag memaparkan tentang beberapa keuntungan atau manfaat dari menulis, yaitu : (1) Berbagi untuk sesama; (2) Membuat sesuatu untuk kita tinggalkan; (3) Menulis untuk ibadah; (4)  Menulis  merupakan olah raga otak; (5)  Mendapatkan passive income; dan (6)  Mendapatkan angka kredit untuk kenaikan pangkat (Bagi PNS). Lalu, apa hubungannya guru dengan menulis? Menjawab pertanyaan tersebut, Diana Mulawarmaningsih, S.Ag menggambarkan beberapa dasar hubungan guru dengan menulis, yaitu : (1) Memiliki banyak potensi untuk dikembangkan; (2)  Guru adalah panutan bagi siswa : (3) Agen perubahan ; (4) Sumber informasi ; dan (6) Sumber inspirasi.
Memang benar, seorang guru itu memiliki potensi  untuk dikembangkan menjadi tulisan atau bahkan buku, karena menulis dan profesi guru adalah dua hal yang harusnya sejalan dan  mampu saling mendukung. Misalnya, permasalahan guru dalam pembelajaran di kelas dapat menjadi sumber inspirasi untuk ditulis dalam bentuk tulisan atua karya tulis ilmiah seperti  laporan penelitian tindakan kelas (PTK), paparan hasil inovasi pembelajaran (inobel), makalah  best praktice, dan sebagainya. Dengan menulis, guru dapat memberikan solusi bagaimana memecahkan permasalahan dalam pembelajaran dari persepsi dirinya, dan tulisan tersebut menjadi bukti outentik dan bermanfaat bagi guru itu sendiri maupun pihak lain. Dengan menulis, guru telah menyumbangkan pengetahuan dan pengalamannya bagi khazanah dunia pendidikan.
Menulis itu menurut paparan Diana Mulawarmaningsih, S.Ag adalah merupakan kegiatan merangkai huruf menjadi  kata, lalu disusun  menjadi  kalimat dan paragraf hingga menjadi karya tulis. Adapun apa saja saja yang dapat ditulis, diantaranya tentang cerita, laporan, kajian, aturan, biografi, kumpulan, puisi, prosedur, dan kisah. Kemudian, berdasarkan kelompok fiksi dan nonfiksi. Kelompok fiksi terdiri dari cerita, novel, roman, pantun, film, drama, puisi, dan kisah, sedangkan kelompok nonfiksi terdiri atas laporan, kajian, aturan, biografi, jurnal, mamoar, prosedur, dan esai.
Selain memaparkan pengelompokan fiksi dan nonfiksi, Diana Mulawarmaningsih, S.Ag juga memaparkan perbedaan mendasar antara karya tulis fiksi dan nonfiksi. Karyat tulis fiksi ditulis berdasarkan imajinasi, bertujuan untuk menghibur, amanah moral, tidak berdasarkan kenyataan, dan memiliki elemen sastra. Sedangkan karya tulis nonfiksi   berdasarkan fakta dan data, bertujuan memberikan informasi, amanah melakukan sesuatu,  berdasarkan kenyataan  dan bukti, dan elemennya fitur. Pemaparan diakhiri dengan pernyataan bahwa setiap penulis harus memiliki alasan yang kuat mengapa harus menulis sebagai senjata  atau energi saat mengalami hambatan menulis dan sebagai motivasi menulis.  
(by mas-2020).#dirumahaja

Post a Comment for " MENGAPA GURU HARUS MENULIS"