Perjalanan penulis bersama Yuliansyah,M.Pd
dan Supian, S.Pd dari Pelaihari, Tanah
Laut ke Kotabaru, Pulau Laut, Kalimantan Selatan banyak mendapatkan pengalaman
dalam perjalanan menempuh jarak sekitar 240 kilometer. Perjalanan tersebut melewati satu kabupeten
saja,yakni Kabupaten Tanah Bumbu, namun jarak tempuhnya ratusan kilometer.
Kotabrau merupakan Ibukota Kabupaten Pulau Laut, namun masyarakat mengenalnya
dengan sebutan Kabupeten Kotabaru, sehingga nama Pulau Laut kurang terdengar.
Asalnya dulu sebelum pemekaran, Tanah Bumbu
yang berada di daratan Pulau Kalimantan merupakan bagian dari Kabupaten Pulau
Laut, sehingga Kabupaten Tanah Laut berbatasan langsung dengan Kotabaru atau Pulau Laut. Tanah Bumbu
kini berkembang pesat meski usianya relatif muda, bahkan dapat dibilang
melampaui kabupaten induknya sendiri, Kotabaru.
Bagi penulis, pertama kali ke Batulicin,
Ibukota Tanah Bumbu, sekitar tahun 1991. Saat itu Batulicin hanyalah sebuah
kecamatan dari Kabupaten Kotabaru. Kondisinya masih sepi, tidak ada gedung
bertingkat, banyak lahan kosong, dan sebagainya. Saat itu, penulis menyeberang
ke Kotabaru dari pelabuhan kapal Batulicin yang dermaganya masih dari kayu
ulin. Penulis bersama kawan saat itu menyeberang ke Kotabaru dengan menggunakan
speedbord yang berisi maksimal 4
orang. Belum ada kapal ferry penyeberangan seperti sekarang ini.
Kemudian, penulis kembali datang ke Batulicin
sekitar tahun 2008, saat ada kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam
rangka peringatan hari otonomi daerah yang dipusatkan di Batulicin, Tanah Bumbu
saat itu.
Mengutip laman berita Banjarmasin
tribunnews.com tanggal 13/8/2019 tentang Kisah Bibalik Berdirinya Tanah Bumbu,
disebutkan bahwa Tanah Bumbu merupakan inisiator lahirnya undang-undang desa.
Kabupaten tanah Bumbu resmi terbentuk pada 8 April 2003. Pada awalnya berdiri,
hanya ada 5 kecamatan dan 112, kini sudah menjadi 10 kecamatan dan 144 desa (https://banjarmasin.tribunnews.com/2019/08/13).
Setelah sekian lama tidak melihat langsung Kota
Batulicin, maka saat penulis melakukan perjalanan ke Kotabaru bersama
Yuliansyah, M.Pd dan Supian, S.Pd dalam rangka persiapan kunjungan MKKS SMP
Tanah Laut pada 20 September 2019 nanti, maka saat di Batulicin penulis melihat
dari dekat bagaimana kemajuan Ibukota Tanah Bumbu sekarang ini.
Perkembangan Kabupaten tanah Bumbu, terlebih
Batylicin sebagai ibukotanya, memang sudah menjadi buah bibir masyarakat di
Kalimantan Selatan. Perkembangannya yang relatif pesat menjadi magnet
tersendiri bagi banyak kalangan, terutama bagi pelaku dunia usaha. Pertambangan
batubara yang menjadi andalan utama Kalimantan Selatan, salah satunya
dihasilkan oleh daerah ini, selain Kabupaten Tapin, Tabalong, Tanah Laut, dan
Balangan.
Melalui hasil dari pertambangan batubara yang
begitu masiv dilakukan di daerah Tanah Bumbu ini membuat perkembangan kabupaten
yang baru ini melampaui kabupaten induknya dan dan sejajar dengan daerah
lainnya yang telah lebih dulu menjadi daerah otonom. Jadi, tidak heran jika
dalam kurun waktu yang relatif singkat, Batulicin yang dulunya hanyalah sebuah
kecamatan atau bahkan desa, kini berkembang pesat menjadi kota dengan berbagai
fasilitas yang mendukungnya. Kota Batulicin bertranspormasi diera otonomi,
terlebih lagi dengan semakin mudahnya mengakses ke daerah, baik melalui jalan
darat, lalut, maupun udara.
Post a Comment for "SERBA-SERBI PERJALANAN PELAIHARI-KOTABARU-2019. Bagian 1. Kota Batulicin dan Tambang Batubara"