CATATAN PERJALANAN PELAIHARI-TAMIANG LAYANG-2019. Bagian 21. Perjuangan Menjaga Konsentrasi dalam Perjalanan Malam


Seusai melaksanakan shalat di Masjid Besar Darul Ibadah Kota Tamiang Layang sekitar pukul 19.15 WIB pada Selasa, 2 Juli 2019, kami segera melanjutkan perjalanan malam itu ke Paringin, Kalimantan Selatan sekitar pukul 19.30 WIB. Kondisi cuaca malam itu sedikit dingin, karena pada sore harinya ada turun hujan, meski tidak deras. Kecepatan mobil yang penulis bawa sedang-sedang saja, sekitar 60-70 km perjam, karena kondisi jalan yang gelap, banyak tikungan, dan belum sepenuhnya dikenal oleh penulis.
Ada rasa lelah yang terasa di sekujur badan, karena hampir seharian ini tidak ada istirahat yang cukup. Setelah penutupan kegiatan Workshop SAGUSAKU (Satu Guru Satu Buku) yang dilaksanakan oleh Pengurus IGI (Ikatan Guru Indonesia) di aula BKD Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah, pada Selasa, 2 Juli 2019 pada pukul 15.00 WIB, langsung berangkat ke Ampah. Perjalanan ke Ampah yang berjarak sekitar 45 km dari Tamiang Layang ini relatif berat dan melelahkan, bahkan bolak-balik tanpa ada jeda atau istirahat yang cukup.
Demikian pula dengan rasa kantuk yang mulai menghinggapi mata, karena hampir selama 3 (tiga) hari ini tidak ada tidur siang dan tidur malam yang cukup.  Perjalanan pulang malam itu juga belum diisi dengan santapan jasmani atau makan malam, karena di sepanjang perjalanan dari Tamiang Layang hingga Pasar Panas yang masuk wilayah Kalimantan Tengah, tidak terlihat warung makan atau sejenisnya. Berada dalam kondisi yang lelah, mengantuk, dan lapar memang dapat membuat menjadi kurang konsentrasi atau fokus dalam perjalanan, namun demikian penulis berupaya sekuat tenaga  untuk tetap kuat dan konsentrasi dalam menjalankan mobil malam itu.
Semakin jauh perjalanan dari pusat Kota Tamiang Layang, semakin gelap jalan yang dilewati, karena di kir-kana jalan banyak terdapat hutan atau kebun karet. Perjalanan harus tetap dilanjutkan, agar sampai ke Tanjung, Ibukota Kabupaten Tabalong, sebagai tempat persinggahan malam itu tidak terlalu larut malam. Penulis berupaya meningkatkan laju mobil ketika mendapatkan jalur jalan yang relatif lurus dan ada lampu penerangan jalannya, karena penulis berharap dapat segera sampai di Kota Tanjung untuk dapat makan malam dan mengisi tanki BBM mobil yang mulai menipis.
Sesuai dengan rencana penulis dan Ahmadiyanto, bahwa pada sesi perjalanan pulang ini tidak melewati jalur atau jalan saat berangkat ke Tamiang Layang sebelumnya, tetapi melalui jalur lain yang nantinya sampai ke Kota Tanjung.  Pemilihan jalur ke arah Kota Tanjung ini dimaksudkan agar nantinya dapat makan malam dan  mengisi BBM mobil di sana, karena di Kota Tanjung ini relatif banyak warung makan dan SPBU yang buka hingga larut malam.  Jika melewati jalur yang semula saat berangkat sebelumnya, dikhawatirkan tidak ada warung makan atau sejenisnya dan SPBU yang  masih buka hingga larut malam.
Ternyata, perjalanan pulang dari Tamiang Layang, Ibukota Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah, terasa lebih cepat dari saat berangkat sebelumnya. Tanpa terasa kami sampai di tugu perbatasan Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, yaitu di daerah Pasar Panas. Kami tiba di sekitar tugu tersebut saat kumandang azan Shalat Isya terdengar dari beberapa masjid atau musolla yang ada di kiri dan kanan jalan yang dilewati. Waktu saat itu sekitar pukul 19.50 WIT. apakah karena perbedaan zona waktu atau karena faktor kebiasaan saja. Kalau sudah terbiasa menjalani jalan tersebut, biasa waktu terasa lebih cepat dari pada yang belum terbiasa.
Kini, penulis merasa lega dan terasa semangat lagi, karena sudah memasuki wilayah Provinsi Kalimantan Selatan, tepatnya daerah Kalua, dengan kondisi yang ramai dan terang benderang di sepanjang jalan. Kondisi arus lalu lintas mulai ramai oleh lalu lalang kendaraan roda dua maupun roda empat, sehingga sudah tidak terasa sendirian lagi dalam perjalanan. Rasa kantuk pun seolah enghilang dengan melihat kondisi lingkungan selama perjalanan yang terang oleh lampu-lampu jalanan dan rumah penduduk sekitarnya. Akhirnya, sekitar pukul 20.30  WIT, kami sudah sampai di Kota Tanjung, Kalimantan Selatan.

Post a Comment for "CATATAN PERJALANAN PELAIHARI-TAMIANG LAYANG-2019. Bagian 21. Perjuangan Menjaga Konsentrasi dalam Perjalanan Malam"