CATATAN PERJALANAN PELAIHARI-TAMIANG LAYANG-2019. Bagian 21. Berkunjung ke Ampah, Kota Transit dan Banyak Sarang Burung Walet


Sesampai di halaman masjid besar di Kota Ampah, Barito Timur, Kalimantan Tengah, pada Selasa sore, 2 Juli 2019, sekitar pukul 17.00 WIB, penulis keluar mobil dan melihat-lihat lingkungan sekitar masjid sebentar, lalu kembali ke mobil untuk menguncinya. Sementara itu, Ahmadiyanto dan ananda Muhammad Munawir Akbari sudah memasuki masjid untuk melaksanakan Shalat Ashar. Penulis  juga mengambil air wudhu di tempat wudhu yang terlihat bersih dan indah di bagian depan samping kanan halaman Masjid Besar Sabilal Muhtadin, Kota Ampar.
Seusai dari masjid, penulis menghubungi melalui sambungan WA kepada Ahmad Rifai, kawan penulis di Pelaihari yang pernah bertugas sebagai guru SMP selama kurang lebih 8 tahun di daerah  ini, sambil penulis kirimkan foto dan vedio kondisi kota terbaru sore itu. Dari informasi yang penuliskan melalui WA tersebut, yang bersangkutan memberikan arahan agar mencari sebuah studio foto yang letaknya tidak jauh dari masjid. Ternyata studio foto memang ada sesuai dengan namanya yang dulu, namun saat itu sudah tutup, sehingga penulis tidak dapat bertemu dan berkomunikasi dengan pemiliknya untuk mengkonfirmasi informasi kawan tersebut.
Sementara itu, Ahmadiyanto dan ananda Muhammad Munawir Akbari saat itu sedang menikmati makanan dan minuman ringan yang dijual oleh pedagang kaki lima di tepi jalan trans Kalimantan yang melintasi Kota Ampah tersebut. Rupanya mereka sangat menikmati tahu, tempe, dan pentol goreng yang dijual oleh pedagang kali lima di pinggir jalan depan masjid Ampah. Penulis pun tertarik juga untuk mencicipi makanan ringan tersebut yang masih hangat, karena baru dikeluarkan dari panci penggorengannya. Ternyata memang enak di lidah, dan ditamba lagi dengan sambalnya yang terasa  sedikit pedas, sehingga penulis juga memasan minuman ringan untuk menyegarkan mulut dan menghilangkan rasa haus selama perjalanan panjang dan melelahkan tadi.
Kami bertiga menikmati enaknya makanan ringan dari gorengan tempe dan tahu seraya menikmati suasana dan kepadatan lalu lintas di Kota Ampah tersebut. Cuaca sore itu di Kota Ampah lumayan dingin setelah adanya sedikit turun hujan. Pada sisi lain, penulis melihat banyak bangunan beton bertingkat yang menghiasi Kota Ampah ini. Dari puncak bangunan betok bertingkat itu terlihat ribuan burung Walet sedang keluar dari sarangnya di gedung bertingkat tersebut. Ternyata di kota kecil ini banyak sekali berdiri sarang burung Walet, sehingga ketika sore tiba selepas turun hujan mereka terlihat banyak beterbangan menghiasi udara kota kecil tersebut.
Menurut informasi dari perbincangan penulis dengan penjual gorengan tahu, tempe, dan pentol di depan masjid Ampah tersebut, bahwa kota kecil ramai hingga malam, karena banyak orang yang mampir di kota ini dari dan menuju kota lain yang ada di Kalimantan Tengah. Kota Ampah ini dapat dikatakan sebagai kota transit yang banyak disinggahi oleh orang yang bepergian dari dan menuju kota-kota di Kalimantan Tengah dan juga Kalimantan Selatan. Sebagai kota transit, Ampah berkembang lebih pesat dari Tamiyang Layang, Ibukota Kabupaten Barito Timur, meski hanya statusnya sebagai kecamatan dalam Kabupaten Barito Timur.
Sesudah berada di Kota Ampah ini sekitar 45 menit, kami pun segera berangkat kembali ke Kota Tamiyang Layang, dan selanjutnya menuju Kota Paringin, Kalimantan Selatan. Waktu saat itus udah menunjukkan pukul 17.45 WIB, dan kondisi alam pun sudah mulai gelap. Ketika menulusi jalan menuju Tamiang Layang kondisi arus lalu lintas sore menjelang malam itu semakin padat, karena banyaknya mobil dan truk ke arah yang sama dengan penulis. Perjalanan pulang ke Tamiang Layang dan pulang ke Kalimantan Selatan ini lambat dari pergi ke Ampah, karena banyak mobil dan truk yang searah dengan penulis, serta kondisi jalan yang baru saja penulis ketahui. Kami akhirnya sampai kembali di Masjid Besar Darul Ibadah Kota Tamiang Layang sekitar pukul 19.15 WITB untuk melaksanakan shalat, dan sesudah selesai shalat kami segera melanjutkan perjalanan malam itu ke Paringin, Kalimantan Selatan sekitar pukul 19.30 WIB.

Post a Comment for "CATATAN PERJALANAN PELAIHARI-TAMIANG LAYANG-2019. Bagian 21. Berkunjung ke Ampah, Kota Transit dan Banyak Sarang Burung Walet"