Sesampai di halaman masjid besar
di Kota Ampah, Barito Timur, Kalimantan Tengah, pada Selasa sore, 2 Juli 2019,
sekitar pukul 17.00 WIB, penulis keluar mobil dan melihat-lihat lingkungan
sekitar masjid sebentar, lalu kembali ke mobil untuk menguncinya. Sementara
itu, Ahmadiyanto dan ananda Muhammad Munawir Akbari sudah memasuki masjid untuk
melaksanakan Shalat Ashar. Penulis juga
mengambil air wudhu di tempat wudhu yang terlihat bersih dan indah di bagian
depan samping kanan halaman Masjid Besar Sabilal Muhtadin, Kota Ampar.
Seusai dari masjid, penulis
menghubungi melalui sambungan WA
kepada Ahmad Rifai, kawan penulis di Pelaihari yang pernah bertugas sebagai
guru SMP selama kurang lebih 8 tahun di daerah
ini, sambil penulis kirimkan foto dan vedio kondisi kota terbaru sore
itu. Dari informasi yang penuliskan melalui WA tersebut, yang bersangkutan
memberikan arahan agar mencari sebuah studio foto yang letaknya tidak jauh dari
masjid. Ternyata studio foto memang ada sesuai dengan namanya yang dulu, namun
saat itu sudah tutup, sehingga penulis tidak dapat bertemu dan berkomunikasi
dengan pemiliknya untuk mengkonfirmasi informasi kawan tersebut.
Sementara itu, Ahmadiyanto dan
ananda Muhammad Munawir Akbari saat itu sedang menikmati makanan dan minuman
ringan yang dijual oleh pedagang kaki lima di tepi jalan trans Kalimantan yang
melintasi Kota Ampah tersebut. Rupanya mereka sangat menikmati tahu, tempe, dan
pentol goreng yang dijual oleh pedagang kali lima di pinggir jalan depan masjid
Ampah. Penulis pun tertarik juga untuk mencicipi makanan ringan tersebut yang
masih hangat, karena baru dikeluarkan dari panci penggorengannya. Ternyata
memang enak di lidah, dan ditamba lagi dengan sambalnya yang terasa sedikit pedas, sehingga penulis juga memasan
minuman ringan untuk menyegarkan mulut dan menghilangkan rasa haus selama
perjalanan panjang dan melelahkan tadi.
Kami bertiga menikmati enaknya
makanan ringan dari gorengan tempe dan tahu seraya menikmati suasana dan
kepadatan lalu lintas di Kota Ampah tersebut. Cuaca sore itu di Kota Ampah
lumayan dingin setelah adanya sedikit turun hujan. Pada sisi lain, penulis
melihat banyak bangunan beton bertingkat yang menghiasi Kota Ampah ini. Dari
puncak bangunan betok bertingkat itu terlihat ribuan burung Walet sedang keluar
dari sarangnya di gedung bertingkat tersebut. Ternyata di kota kecil ini banyak
sekali berdiri sarang burung Walet, sehingga ketika sore tiba selepas turun
hujan mereka terlihat banyak beterbangan menghiasi udara kota kecil tersebut.
Menurut informasi dari
perbincangan penulis dengan penjual gorengan tahu, tempe, dan pentol di depan
masjid Ampah tersebut, bahwa kota kecil ramai hingga malam, karena banyak orang
yang mampir di kota ini dari dan menuju kota lain yang ada di Kalimantan
Tengah. Kota Ampah ini dapat dikatakan sebagai kota transit yang banyak
disinggahi oleh orang yang bepergian dari dan menuju kota-kota di Kalimantan
Tengah dan juga Kalimantan Selatan. Sebagai kota transit, Ampah berkembang
lebih pesat dari Tamiyang Layang, Ibukota Kabupaten Barito Timur, meski hanya
statusnya sebagai kecamatan dalam Kabupaten Barito Timur.
Sesudah berada di Kota Ampah ini
sekitar 45 menit, kami pun segera berangkat kembali ke Kota Tamiyang Layang,
dan selanjutnya menuju Kota Paringin, Kalimantan Selatan. Waktu saat itus udah
menunjukkan pukul 17.45 WIB, dan kondisi alam pun sudah mulai gelap. Ketika
menulusi jalan menuju Tamiang Layang kondisi arus lalu lintas sore menjelang
malam itu semakin padat, karena banyaknya mobil dan truk ke arah yang sama
dengan penulis. Perjalanan pulang ke Tamiang Layang dan pulang ke Kalimantan
Selatan ini lambat dari pergi ke Ampah, karena banyak mobil dan truk yang
searah dengan penulis, serta kondisi jalan yang baru saja penulis ketahui. Kami
akhirnya sampai kembali di Masjid Besar Darul Ibadah Kota Tamiang Layang
sekitar pukul 19.15 WITB untuk melaksanakan shalat, dan sesudah selesai shalat
kami segera melanjutkan perjalanan malam itu ke Paringin, Kalimantan Selatan
sekitar pukul 19.30 WIB.
Post a Comment for "CATATAN PERJALANAN PELAIHARI-TAMIANG LAYANG-2019. Bagian 21. Berkunjung ke Ampah, Kota Transit dan Banyak Sarang Burung Walet"