CATATAN PERJALANAN PELAIHARI-TAMIANG LAYANG-2019. Bagian 8. Malam Pertama Di Tamiang Layang


Sesaat kami bertiga memasuki kamar hotel, terlihat kamarnya cukup bersih dan rapi, lalu ketika membuka kamar mandinya juga relatif bersih dan baik, meskipun bak penampungan airnya terlihat kosong.. Fasilitas yang ada di dalam kamar ini antara lain televisi, AC, meja yang ada kacanya, lemari untuk menyimpan baju dan tas atau koper. Kamar tidurnya relatif sempit jika dibandingkan dengan kamar hotel yang berbintang, namun cukuplah bagi kota yang masih berkembang seperti Tamiang Layang ini. Selain itu, pihak pengelola hotel juga menyediakan ruangan khusus bagi pememluk agama Islam untuk melaksanakan shalat pada bagian belakang hotel.
Penulis mengambil posisi tempat tidur yang ada sebelah kanan danAhmadiyanto sebelah kiri, sedangkan ananda Muhammad Munawir Akbari berada di tengah, namun masih belum dapat tempat tidur tambahan. Penulis menghubungi pihak resepsionis hotel untuk meminta tambahan tempat tidur, karena kami menampatinya dengan 3 orang. Oleh pihak resepsionis dapat ditambahkan dengan menambah biaya lagi untuk tempat tidur tembahan tersebut, dan penulis menyanggupinya. Pembayaran untuk tempat tidur tambahan tersebut dibayar lebih dulu kepada resepsionis,  dan baru nantinya diantarkan ke kamarkami.
Hari semakin senja dan tidak lama kemudian suara azan Shalat Magrib mulai berkumandang dari masjid yang berada sekitar 30 meter dari hotel tempat kami menginap. Penulis, Ahmadiyanto,dan ananda Muhammad Munawir Akbari bersiap-siap berangkat ke masjid terdekat dengan menggunakan mobil, karena lumayan jauh letaknya serta belum mengetahui bagaimana situasi lingkungannya. Malam pertama kami berada di Tamiang Layang diawali dengan mengikuti Shalat Magrib di Masjid Besar Nurul Ibadah Tamiyang Layang, Barito Timur, Kalimantan Tengah.  Pada pertamanya ke masjid tersebut, penulis sempat kelewatan mengarahkan masuk mobil ke arah jalan masuk masjid karena mengira jalan masuknya ke arah yang lain, ternyata masuknyajalan masuk terminal yang berhadapan langsung dengan pasar Tamiyang Layang.
Seusai melaksanakan shalat, kami kembali ke hotel untuk beristirahat. Setelah istirahat sebentar di kamar hotel, selanjutnya kami bersiap-siap kembali keluar hotel untuk mencari makan malam. Penulis menghubungi  Ibu Diana Mulawarmaningsih, S.Ag, rekan penulis nantinya dalam memberikan pengalaman pada Worshop SAGUSAKU di Tamiang Layang tersebut yang berada di hotel dan lantai yang sama tetapi kamar berbeda, untuk mengajak makan malam keluar. Maklum, di sekitar hotel tempat menginap  tidak ada warung makan, sehingga harus keluar pakai mobil untuk mencari tempat yang ada warung makannya.
Sekitar pukul 19.15 WIB atau waktu setempat pada Senin,1 Juli 2019, kami keluar hotel dengan mobil penulis untuk mencari warung makan yang diinformasikan oleh petugas resepsionis sesaat sebelum berangkat keluar hotel. Malam itu, di mobil penulis bertambah penumpangnya dengan bergabungnya Ibu Diana Mulawarmaningsih, S.Ag dalam perjalanan mencari warung makan keluar hotel, selain penulis, Ahmadiyanto, dan ananda Muhammad Munawir Akbari.  Kami semua yang ada di dalam mobil penulis sama-sama baru pertama menginap atau bermalam di Tamiang Layang ini, sehingga tidak mengenal kondisi kota ini, termasuk dimana lokasi pusat penjulanan makanan atau warung makan.
Akhirnya, kami menemukan warung makan ala masakan Jawa setelah mendapatkan informasi dari petugas resepsionis hotel tempat kami menginap.  Kami memesan makanan setelah melihat kondisi warung tersebut sesuai dengan harapan dan selera kami masing-masing. Maklum, tidak banyak alternatif warung makan yang ada, sehingga yang warung yang kami singgahi ini jadi tempat untuk mengisi kekosongan perut setelah melakukan perjalanan yang relatif jauh dan melelahkan. Syukur alhadulillah, masakan yang kami pesan tadi cukup sesuai dengan selera lidah kami, sehingga kami sempat menambah lagi sepiring nasi untuk tambahan nasi yang ada.
Sekitar pukul 21.15 WIT kami tiba kembali ke hotel tempat menginap di Tamiang Layang, setelah meninjau tempat kegiatan besok hari, yaitu di aula BKD Kabupaten Barito Timur, sekitar 2 km dari hotel tempat kami menginap. Namun, saat kami melihat lokasi tersebut, ternyata tidak aktivitas pihak panitia untuk persiapan kegiatan besok. Kondisi di tempat tersebut gelap gulita, hanya ada lampu penerangan di depan ruang masuk Kantor BKD Kabupaten Barito Timur. Berdasarkan informasi dari penjaga kantor tersebut, bahwa malam itu tidak ada aktivitas di aula yang letaknya di samping Kantor BKD Kabupaten Barito Timur tersebut. Akhirnya, kami putuskan untuk kembali ke hotel.
Selanjutnya, kami masuk kamar hotel guna beristirahat kembali untuk memulihkan dan mengumpulkan tenaga dan stamina guna menyiapkan untuk beraktivitas besok, khususnya bagi penulis dan Ibu Diana Mulawarmaningsih, S.Ag, dari Katingan, Kalimantan Tengah, yang nantinya mengisi atau menjadi narasumber pada kegiatan Workshop SAGUSAKU yang dilaksanakan oleh Pengurus IGI (Ikatan Guru Indonesia) Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah.

Post a Comment for "CATATAN PERJALANAN PELAIHARI-TAMIANG LAYANG-2019. Bagian 8. Malam Pertama Di Tamiang Layang"