Waktu menjelang pukul 16.00 WIT
kami memasuki wilayah kota yang menjadi tujuan, yaitu Tamiang Layang. Hal ini
ditandai dengan terlihatnya beberapa bangunan kantor atau bangunan lainnya yang
besar dan milik pemerintah. Terlihat pula lampu jalanan yang menandakan sudah dekat dengan kota
tujuan, dan memang benar tidak lama kami memasuki jalan yang terbagi dua dengan
median jalan yang ditumbuhi tanaman hias dan sejenisnya, serta ada tiang lampu
listris yang biasanya digunakan pada banyak kota.
Mobil penulis pelankan laju
perjalanannya, karena berdasarkan informasi dari Amir bahwa hotel tempat kami
akan menginap tidak jauh dari pasar dan gereja yang besar di Kota Tamiang
Layang. Penulis mencoba mencari ciri-ciri atau tanda-tanda tempat yang
diinformasikan oleh Amir tersebut, maklum penulis belum pernah sama sekali ke
tempat yang dimaksud. Sedangkan Ahmadiyanto memang pernah ke Tamiang Layang
ini, tetapi sudah cukup lama, sehingga kami berdua saling mengamati dan
mencermati lokasi yang kami lalui.
Akhirnya, dari kejauhan terlihat
tanda atau ciri lokasi yang diinformasikan sebelumnya oleh Amir, yaitu gereja
yang besar dan berada di persimpangan jalan. Laju mobil penulis makin
lambatkan, karena ciri sebuah geraja sudah mulai nampak dari jauh, dan akhirnya
semakin jelas ketika makin dekat dengan hotel penginapan yang direkomnendasikan
oleh Amir. Keasyikan memperhatikan tanda yang diinformasikan oleh Amir,
akhirnya hotel yang direkomendasikan untuk nantinya kami menginap terlewat
karena tidak terbaca nama hotel tersebut.
Penulis memberhentikan mobil di
depan sebuah hotel yang berdekatan dengan gereja yang diinformasikan oleh Amir,
namun nama hotel tersebut tidak sesuai dengan nama yang dinformasikan oleh
Amir. Lalu, penulis, Ahmadiyanto, dan ananda Muhammad Munawir Akbari mencermati
lingkungan sekitarnya, dan ternyata hotel yang dimaksud kelewatan beberapa meter.
Sesaat penulis memutar balik mobil untuk diarahkan ke hotel yang
direkomendasikan, dan bahkan sudah juga
dipesankan kamar untuk penulis bersama Ahmadiyanto dan ananda Muhammad Munawir
Akbari.
Mobil penulis memasuki halaman
hotel yang nantinya akan menginap selama 2 hari 2 malam, yaitu Hotel Wahyu
Perdana, Tamiyang Layang. Halaman hotel ini cukup luas dan bersih, meski terlindung dari bangunan toko yang ada di
samping kanan bangunan hotel. Penulis pun segera memarkirkan mobil di halaman
samping hotel bersama dengan mobil lainnya yang juga baru sampai di hotel
tersebut. Sesudah memarkirkan mobil pada posisi yang semestinya, penulis
bersama dengan Ahmadiyanto dan ananda Muhammad Munawir Akbari masuk ke hotel
untuk ceck in dengan petugas hotel
yang ada di ruang resespionis.
Ternyata, ketika penulis mau ceck ini, petugas hotel sudah mengetahui
dengan nama penulis, karena telah dipesankan oleh Pengurus IGI (Ikatan Guru
Indonesia) Kabupaten Barito Timur, yang mengundang penulis untuk mengisi materi
atau narasumber dalam kegiatan Workshop SAGUSAKU (Satu Guru Satu Buku) yang akan dilaksanakan pada Senin-Selasa, 1-2
Juli 2019. Penulis sempat menanyakan kepada petugas resepsionis, apakah Ibu
Diana Mulawarmaningsih, dan menurut petugas tersebut bahwa yang bersangkutan
sudah masuk kamar pada sekitar pukul 14.00 WIB lalu.Akhirnya, penulis bersama
dengan Ahamdiyanto dan ananda Muhammad Munawir Akbari mendapatkan kamar di
lantai 2 nomor 204.
Sesudah mendapatkan kunci kamar
hotel tempat menginap, kami pun segera menuju kamar tersebut yang berada di
lantai 2, atau lantai atas. Sebelumnya penulis menanyakan kepada petugas
resepsionis, dapatkan menambah satu lagi
tempat tidur, karena tempat tidur di kamar hotel tersebut hanya ada buah, sedangkan
kami ada tiga orang. Oleh petugas resepsionis dapat dipenuhi, dengan catatan
harus menambah biaya lagi untuk satu tempat tidur tambahan tersebut. Sesampai
di kamar hotel, ternyata cukup baik, ada
televisi, kamar mandi, lemari baju, meja dan kaca hias. Syukur alhamdulillah,
akhirnya dapat sampai juga dengan selamat di tempat tujuan, Tamiyang Layang,
Ibukota Kabupaten Barito Timur yang
berjulukan “ Gumi Jari Janang Kalalawah
“, yang artinya Bumi yang subur
selama-lamanya.
Post a Comment for "CATATAN PERJALANAN PELAIHARI-TAMIANG LAYANG-2019. Bagian 7. Akhirnya, Sampai Juga di Kota Tamiang Layang"