MEMBANGUN SINERGITAS KELUARGA DAN SEKOLAH

Tahun pelajaran baru 2019/2020 sudah mulai dijalani, tepatnya sejak tanggal 15 Juli 2019. Hampir semua jenjang sekolah di Indonesia melaksanakan kegiatan awal tahun pelajaran baru tersebut . Kegiatan pertama masuk sekolah ini diawali dengan penyambutan siswa atau peserta didik baru melalui berbagai macam cara. Dengan adanya penyambutan siswa atau peserta didik baru  ini menjadi awal bergabungnya siswa atau peserta didik baru dengan keluarga besar sekolah yang baru. 

Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Konsep pendidikan tersebut merupakan  perwujudan semangat kebersamaan dalam menyiapkan masa depan anak bangsa. Keluarga merupakan lembaga pendidikan dan lingkungan pertama dan utama bermula terjadinya  suatu proses pendidikan bagi anak sebelum dia memasuki sekolah formal.
Menghidupkan dan mengoptimalkan kembali peran keluarga dalam mendukung pendidikan anak adalah sesuatu hal yang wajar dan sangat rasional. Harapannya, ke depan ada hubungan yang sangat sinergis  antara sekolah dan keluarga dalam membina dan membimbang anak sehingga terjadi hubungan komunikasi yang memberikan dampak positif bagi prestasi belajar anak dan mutu pendidikan Indonesia. 
Dunia pendidikan Indonesia selama ini masih mengalami dan menghadapi berbagai permasalahan yang kompleks. Namun demikian, berbagai permasalahan tersebut semestinya dapat diatasi dan diurai secara tuntas dan menyeluruh. Salah satu pihak yang perlu dilibatkan dan ditingkatkan kembali fungsinya dalam mendukung mutu pendidikan Indonesia adalah keluarga.
Keluarga sangat banyak berperan penting dalam menentukan mutu pendidikan. Namun, dalam praktiknya peran dan fungsi keluarga selama ini belum banyak diberdayakan secara optimal  dalam rangka mendukung upaya peningkatan mutu pendidikan Indonesia. Sejumlah penelitian menunjukkan, keterlibatan orangtua yang lebih besar dalam proses belajar berdampak positif pada keberhasilan anak di sekolah.
Keterlibatan orangtua juga mendukung prestasi akademik maupun nonakdemik anak pada pendidikan yang lebih tinggi, serta berpengaruh juga pada perkembangan emosi dan sosial anak. Orangtua, khususnya ibu,  biasanya punya banyak waktu bersama anak dirumah. Perwujudan peran keluarga dalam mendukung pendidikan anak selama ini melalui penciptaaan lingkungan belajar yang kondusif di rumah.
Kenyatan menunjukkan, bahwa anak lebih banyak berada dalam lingkungan keluarga di bandingkan dengan sekolah. Kegiatan pembelajaran di sekolah mungkin hanya 6-8 jam sehari, sedangkan 16-18 jam berada di rumah. Lingkungan rumah yang kondusif sangat diperlukan agar anak dapat betah dan tenang belajar. Kehidupan keluarga yang harmonis merupakan prasyarat  yang menentukan kenyamanan dan ketenangan anak  belajar di rumah, terlebih jika orangtua secara langsung mendampingi dan membimbing anak dalam belajar di rumah.
Komunikasi yang terjalin selama ini antara orangtua dan sekolah pada kenyataannya lebih bersifat satu arah dan terkesan formalitas belaka. Orangtua datang dan bertemu guru atau pihak sekolah hanya pada saat tertentu saja, seperti mengambil rapor dan ijazah anaknya, sedangkan selebihnya sangat jarang bertemu dan berkomunikasi secara langsung. Kondisi ini menyebabkan terjadi ‘miskomunikasi’ yang terkadang berdampak negatif kepada anak.
Dengan mengoptimalkan peran orangtua atau keluarga dalam pendidikan anak diharapkan dapat meluruskan kembali pandangan yang kurang tepat,  bahwa peran keluarga adalah sekunder, karena  pengetahuan formal sudah mereka dapatkan di bangku sekolah. Dalam rangka membangun sinergi yang  kuat untuk mewujudkan mutu pendidikan, khususnya prestasi belajar anak, maka orangtua dan sekolah perlu membangun hubungan komunikasi yang baik

Post a Comment for "MEMBANGUN SINERGITAS KELUARGA DAN SEKOLAH "