Sudah selayaknya, guru harus memiliki
komitmen guna menghasilkan buku,
setidaknya satu buku selama pengabdiannya menjadi guru. Mengapa guru
harus menulis dan menerbitkan buku? Guru
itu ‘gudang’ ilmu dan pengalaman selama mengabdikan dirinya menjadi guru yang
berpuluh-puluh tahun. Selama berpuluh tahun guru bergelut dalam dunia
pendidikan, dari satu sekolah ke sekolah lain, dari satu angkatan siswa ke
angkatan siswa berikutnya, dari
kurikulum yang lama ke kurikulum yang baru, dan sebagainya.
Sudah sepatutnya, guru menjadi
motivator dan contoh bagi anak didiknya dalam hal menulis. Guru dapat menulis apa saja tentang profesinya sebagai guru dan dunia
pendidikan pada. Permasalahannya, tergantung pada kemauan guru , dan kapan
mengawali menulis itu sendiri. Sejatinya, kegiatan menulis tidak dapat
dilepaskan dari profesi seorang guru, karena menulis merupakan salah satu cara
guru mengembangkan profesinya agar terus terjaga dan meningkat, terlebih pada era
digital sekarang.
Keberanian dan percaya diri memang menjadi salah
satu faktor untuk menjadi penulis.. Kemampuan menulis bertambah dan terus
bertambah apabila kita rajin menulis, menulis, dan menulis. Menulis tentang apa
saja yang kita alami, kita rasakan, kita lakukan, ataupun kita alami selama
ini. Apakah menulis tentang perjalanan hidup kita sendiri, pengalaman pertama
menjadi guru, mengikuti kegiatan pelatihan atau diklat, kegiatan kedinasan,
kehidupan di sekolah, dan sebagainya
Menulis itu
pada hakikatnya merupakan upaya kita memikirkan tentang sebuah masa depan.
Tidak penting apakah yang kita tulis itu sesuatu yang sangat sederhana atau
tidak penting bagi diri kita sendiri. Menulis menjadi sarana bagi penulis untuk
mengungkapkan konsep, ide, gagasan, ataupun pemikiran dirinya yang berkaitan
dengan masa depan dirinya, lingkungannya, atau yang lebih luas bangsa dan
negaranya.
Menulis bagi seorang guru
bukanlah sesuatu yang asing, karena selama puluhan tahun guru sudah terbiasa
dan akrab dengan menulis, menulis, dan menulis. Lalu, mengapa potensi dan
kemampuan yang mampuni dalam menulis itu tidak dikembangkan menjadi sesuatu
yang lebih bermakna bagi diri sendiri, dan bermanfaat bagi banyak rekan sejawat
dan orang banyak? Melalui menulis
artikel, cerpen, sejarah, tinjauan ilmiah, dan berbagai bentuk lainnya, dan
kemudian dilanjutkan menjadi sebuah buku, maka akan memberikan ilmu,
pengetahuan, dan wawasan kebaikan kepada banyak orang yang membaca buku
tersebut.
Melalui menulis buku, guru dapat
menggugah, menginspirasi, dan memotivasi rekan guru dimana pun berada untuk
menulis dan menerbitkan buku. Menulis dan menerbitkan buku mudah, bukan sesuatu
yang sulit seperti zaman dulu lagi. Teknologi informasi dan komunikasi
memberikan kemudahan dan dukungan bagi upaya kita menulis dan menerbitkan buku.
Komputer atau laptop sudah punya dan telah menjadi bagian dari pendukung
pelaksanaan tugas sehari-hari, lalu ada surat elektronik atau e-mail yang
memudahkan pengiriman naskah tulisan ke pihak penerbit.
Kini, saatnya guru menunjukkan
potensi dan kemampuannya dengan menulis dan menerbitkan buku sendiri. Mari,
manfaatkan kemudahan dan kecanggihan teknogi informasi dan komunikasi dalam
upaya menjadi guru penulis, guru inspiratif.
Post a Comment for "MENGAPA GURU (HARUS) MENJADI PENULIS?"