Pada tulisan ini saya melanjutkan pembahasan tentang
pembelajaran dan penilaian soal HOTS dengan mengutip dari buku Panduan Penulisan Soal HOTS -Higher Order Thinking Skills yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Pendidikan Badan Penelitian dan
Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2019.
Dalam tulisan saya ini menyajikan tentang tanya
jawab yang berkaitan dengan masalah atau pembahasan mengenai konsep HOTS itu sendiri. Bentuk tulisannya berupa tanya jawab, dan dengan sedikit merubah bentuk tulisan,
redaksional, dan gaya penulisannya, namun tidak merubah isi materi buku
tersebut.
Tanya : Apa sebenarnya HOTS itu?
Jawab
: HOTS singkatan dari higher order thinking skills, diterjemahkan
sebagai keterampilan berpikir tingkat tinggi, meskipun kalau dari makna kata, higher
lebih tepat diterjemahkan sebagai lebih tinggi. Istilah HOTS
dikontraskan dengan LOTS, lower order thinking skills atau keterampilan
berpikir tingkat rendah.
Tanya : Mengapa perlu HOTS ?
Jawab : HOTS perlu dikembangkan karena berpikir
pada dasarnya adalah ciri khas dan keunggulan manusia. Pendidikan yang fokus
pada LOTS bukan pada HOTS akan menghasilkan peserta didik yang pasif, yang
hanya pintar menghapal, meniru, tidak terampil menyelesaikan masalah, tidak
kritis dan tidak kreatif.
Tanpa HOTS tidak akan ada
inovasi, tidak ada peningkatan kualitas hidup manusia.
Tanpa HOTS manusia akan
mudah dipengaruhi, menerima informasi tanpa mengkritisi kebenarannya, mengikuti
suatu ajakan tanpa alasan yang mendasar.
HOTS pada dasarnya adalah
memanusiakan manusia; HOTS mengembangkan potensi diri manusia secara optimal.
Tanya : Berpikir yang bagaimana yang termasuk HOTS?
Jawab : HOTS mencakup berpikir yang tidak hanya
sekedar mengingat dan memahami (berpikir tingkat rendah) tetapi lebih dari itu,
misalnya menganalisis, mengevaluasi, menilai (melakukan judgement),
mengkreasi, berpikir kritis, berpikir kreatif, berpikir logis, dan menyelesaikan
masalah. Dalam operasionalnya jenis HOTS seringkali tumpang tindih, tidak
berdiri sendiri, misalnya ketika menyelesakan masalah, seseorang juga
menganalisis, berpikir logis, berpikir kritis, juga berpikir kreatif. Begitu
juga ketika mengevaluasi, bentuk HOTS yang lain seperti berpikir logis dan
berpikir kritis dapat terlibat.
Tanya : Apakah LOTS tidak diperlukan?
Jawab : LOTS tetap diperlukan karena untuk
berpikir tingkat tinggi seseorang memerlukan hasil berpikir tingkat rendah.
Sebagai contoh, untuk mendiganosis suatu penyakit dan treatmennya, seseorang
harus mempunyai ingatan dan pemahaman tentang organ tubuh dan fungsinya serta
keterkaitan atau cara kerja organ. Contoh lain, ketika seseorang melakukan
penilaian atau kritik terhadap suatu karya, ia perlu memahami apa yang dimaksud
karya yang baik, mengetahui ciri-cirinya. Namun mengingat dan memahami saja
tidak cukup, untuk dapat melakukan kritik ia harus menganalisis karya tersebut,
memilih unsur-unsur karya tersebut dan menghubungkan dengan konsep/ kriteria
karya yang baik, dan melakukan judgment.
Tanya : Apakah
penilaian HOTS mempunyai dampak positif HOTS pada peserta didik?
Jawab : Penelitian di luar
negeri menunjukkan penilaian HOTS meningkatkan motivasi dan kompetensi peserta
didik. Dalam pembelajaran, peserta didik yang dinilai dengan HOTS menggunakan
pendekatan belajar yang menyeluruh dan bermakna, bukan hanya dengan menghapal.
Demikian tanya jawab yang membahas sekitar
konsep HOTS dan juga menyinggung juga
tentang soal LOTS ( low
order thinking skills ) sebagai
pembandingnya. Semoga dengan tanya jawab singkat itu dapat mewakili pertanyaan
yang ada pada sebagian besar guru. Semoga.
#DirumahdanMenulisAja.
Post a Comment for "TANYA JAWAB SOAL HOTS. Bagian 1. Konsep HOTS."