Kembali kami menjalani jalan yang dilalui
sebelumnya saat pulang dari Pantai Taluk Gosong dan Pantai Gadambaan Sarang
Tiung Kotabaru, karena jalur jalannya hany itu satu-satunya dari dan menuju
pusat Kotabaru. Tidak ada jalur jalan alternatif yang menghubungkan dengan
kedua objek wisata pantai tersebut. Demikian pula dengan sopir mobil kami,
kembali Supian, S.Pd yang menjadi ‘driver’
kami saat pulang ke Kotabaru dari Pantai Taluk Gosong dan Panta
i Gadambaan
Sarang Tiung.
Perjalanan pulang menuju ke pusat Kotabaru dari
Pantai Taluk Gosong sekitar pukul 10.30 WITA pada Kamis, 5 September 2019, dan
sampai di Kotabaru pada pukul 10.55 WITA. Terasa lebih cepat sampai dari
berangkat pagi tadi, karena situasi arus lalu lintas siang itu cukup lengang,
tidak seramai saat kami berangkat tadi. Saat kami tiba di Kotabaru, mobil
diarahkan Supian, S.Pd ke lokasi parkir sepeda motor di seberang taman Siring
Laut Kotabaru untuk mengantarkan Bahrudin mengambil sepeda motornya di sana.
Seusai menurunkan Bahrudin, mobil yang
dikemudikan Supian, S.Pd meluncur mengikuti Bahrudin dari belakang yang akan
menuju ke sebuah warung untuk makan siang sebelum pulang ke Pelaihari, Tanah
Laut, siang ini. Bahrudin mengajak kami makan siang di warung yang selama dia
di Kotabaru sudah pernah makan di sana, dan kami setuju dan terus mengikutinya
saat masuk ke sebuah jalan yang belum kami kenal, bahkan oleh Supian, S.Pd yang
sering ke Kotabaru.
Saat kami memasuki jalan kecil yang mengarah ke
pantai lalu belok kanan sedikit hingga mampir di sebuah warung makan sekitar
pukul 11.10 WITA. Sesuadah memarkirkan mobil di tepi jalan yang cukup sempit,
kami semua turun dan masuk ke warung makan yang sudah cukup banyak pelanggannya
makan dan menunggu. Kami berempat menempati ruang sebuah rumah yang dijadikan
tempat makan secara lesehan, lalu kemudian penulis, Yuliansyah, M.Pd dan Supian,
S.Pd memesan menu sop tulangan, sedangkan Bahrudin memesan sop kikil.
Tidak berapa lama kami menunggu makanan dan
minuman pesanan kami sudah datang, dan selanjutnya kami santap makanan yang
kami pesan masing-masing. Sementara itu, terlihat di tempat duduk yang berada
di teras rumah tersebut semakin banyak pelanggan warung makan berdatangan.
Kalau dilihat dari baju yang dipakai para pelanggan warung atau rumah makan itu
kebanyakannya dari kalangan pegawai kantoran, meski waktu masih belum
menunjukkan jam istirahat.
Tidak terasa makanan yang terjadi di meja mulai
makin berkurang, masuk ke perut kami, bahkan nasi sepiring yang ada dianggap
masih kurang, lalu Bahrudin memesan nasi sepiring lagi untuk nasi tambahan.
Selain perut sudah mulai lapar dari perjalanan cukup jauh, juga rasa sop
tulangannya cocok dengan selera lidah kami, khususnya Yuliansyah, M.Pd yang
menambah nasi lagi. Alhamdulillah,
perut kami sudah terisi dan kenyang setelah menyantap nasi sop tulangan khas
Kotabaru, dan terima kasih kepada Bahrudin yang mentraktir makan siang kami di
Kotabaru.
Selanjutnya, kami siap-siap meluncur kembali
menuju ke Pelabuhan Ferry Tanjung Serdang, Kotabaru untuk menyeberang ke Pulau
Kalimantan, di Batulicin, Kalimantan Selatan. Setelah bersalaman dan berpamitan
dengan Bahrudin, kami melanjutkan perjalanan untuk pulang ke Pelaihari. Waktu
saat kami berangkat dari warung makan di Kotabaru sekitar pukul 11.45 WITA.
####edisikotabaru2019###
Post a Comment for "CATATAN PERJALANAN PELAIHARI-KOTABARU. Bagian 17. Sesi Makan Siang di Kotabaru"