Masih
terkait dan membahas isi “ Buku Saku
Tanya Jawab Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) “ yang dikeluarkan oleh
Direktorat Sekolah Dasar, Dirjen PAUD, Dikdas,dan Dikmen, Kemendikbud tahun
2020, saya akan membahas topik bagaimana menetapkan tujuan pembelajaran dalam
RPP secara tepat sesuai dengan arahan dari buku saku tersebut.
Mengutip pengertian
dalam buku saku tersebut, bahwa tujuan pembelajaran adalah rumusan
kemampuan yang
harus dicapai oleh peserta didik mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Lalu, untuk apa tujuan
pembelajaran ditetapkan? Dengan adanya tujuan pembelajaran maka akan memudahkan
guru dalam memilih materi pelajaran atau bahan ajar, memilih dan menggunakan
strategi pembelajaran, media atau alat
pembelajaran, serta penilaian atau alat evaluasinya.
Sebagai gambaran dan informasi tentang tujuan pembelajaran, dalam “ Buku Saku Tanya Jawab Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) “ tersebut, bahwa tujuan pembelajaran dibagi menjadi 2 ( dua ) macam. Pertama. Tujuan Pembelajaran berdasarkan Behaviourism. Dalam behaviourism, komponen tujuan pembelajaran terdiri atas audience (A), behaviour (B), condition (C), dan degree (D). Namun demikian, dalam konteks materi dan kemampuan tertentu komponen degree (D) bisa saja tidak ada.
Audience adalah siswa
(peserta didik), yakni siapa yang mengikuti proses pembelajaran. Behaviour adalah
perilaku siswa yang dapat diamati selama mengikuti proses pembelajaran. Rumusan
perilaku ini berupa kata kerja aktif. Condition adalah persyaratan yang harus
dipenuhi, sehingga perilaku yang diharapkan dapat ditunjukkan oleh siswa. Degree
adalah tingkat keberhasilan pencapaian perilaku yang dapat berbentuk
kecepatan, ketepatan, kuantitas, dan/atau kualitas, tetapi bukan nilai
karakter.
Contohnya.
Melalui kegiatan mengamati video daur
air, siswa dapat menjelaskan tahapan proses terjadinya hujan secara tertulis. Audience: siswa . Behaviour: menjelaskan tahapan proses
terjadinya hujan. Condition: melalui kegiatan mengamati video daur.
Secara sederhana dikenal dengan nama rumus “ ABCD”
dalam tujuan pembelajaran. Dengan rumus sederhana itu diharapkan menjadi acuan
mudah pula bagi guru dalam menyusun dan menetapkan tujuan pembelajara. Dalam
praktik penyusunan dan penetapan tujuan pembelajaran tidak mesti atau tidak
harus tersusun “ABCD”, disesuaikan dengan redaksional tujuan pembelajaran yang
disusun.
Kedua. Tujuan Pembelajaran berdasarkan Non- Behaviourism. Dalam nonbehaviourism,
komponen tujuan pembelajaran terdiri atas audience, behaviour,
dan content . Audience adalah siswa (peserta didik), yakni siapa
yang mengikuti proses pembelajaran. Behaviour adalah perilaku siswa yang
dapat diamati selama mengikuti proses pembelajaran. Rumusan perilaku ini berupa
kata kerja aktif. Content adalah materi yang terdiri dari pengetahuan,
sikap, dan keterampilan abstrak (keterampilan berpikir kognitif) dan keterampilan
konkrit (keterampilan kinestetik)
Contohnya.
Siswa dapat menjelaskan tahapan proses terjadinya hujan melalui kegiatan
mengamati video daur air. Audience: siswa, Behaviour: menjelaskan, dan Content:
tahapan proses terjadinya hujan
Penyusunan
tujuan pembelajaran menjadi hal yang terpenting dalam pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru dan kewanangan guru untuk menetapkannya. Guru menentukan
sendiri tujuan pembelajaran yang diinginkannya untuk memudahkan proses
pembelajaran yang akan dilaksanakannya.
Guru diberikan kebebasan menentukan tujuan pembelajaran yang menurutnya
sangat penting dan perlu bagi siswanya. #DirumahdanMenulisAja.
Post a Comment for "BAGAIMANA MENETAPKAN TUJUAN PEMBELAJARAN SECARA TEPAT?"