Sekitar pukul 13,15 WITA pada Rabu, 4 September 2019, penulis bersama
kawan-kawan yang akan mengurus persiapan kegiatan studi banding MKKS SMP Tanah
Laut paanggl 20 September 2019 tiba di kawasan Kota Batulicin, Ibukota
Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selata. Memasuki Kota Batulicin yang
padat dengan berbagai kendaraan siang itu, karena kota ini merupakan pusat pertambangan batubara di
Kalimantan Selatan. Bagi penulis kedatangan di Kota Batulicin ini merupakan yang ketiga kalinya
selama ini, setelah yang terakhir pada sekitar 15 tahun yang lalu.
Luar biasa. Itulah kesan yang penulis dapatkan
saat melihat kondisi kota tersebut, karena perubahannya sangat cepat sejak
pemekaran daerah pada tahun 2003 yang lalu. Kabupaten Tanah Bumbu tersebut
merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Kotabaru, namun sekarang kemajuan
daerah tersebut, khususnya Kota Batulicin sangat pesat, jauh meninggalkan
kabupaten induknya. Salah satu indikasi yang dapat dilihat langsung oleh para
pendatangdi daerah tersebut adalah wajah kota yang dihiasi oleh berbagai
bangunan bertingkat, gedung perkantoran pemerintah dan swasta, hotel, dan
sebagainya.
Mobil kami berjalan pelan menulusuri jalan
utama yang lebar dengan kiri dan
kanannya bangunan bertingkat layaknya sebuah kota. Sebelum menyeberang dengan
menggunakan angkutan kapal ferry ke Pulau Laut, Kotabaru, kami mampir dulu di
masjid termegah di Kota Batulicin dengan gaya arsitek Timur Tengah yang berada sekitar 2 kilometer dari
pelabuhan kapal ferry Batulicin. Masjidnya bernama Al Falah. Masjid megah ini
menjadi salah satu destinasi wisata religi bagi para pelancong.
Sesampai di masjid megah dan indah yang berada
di Jln Kodeco Batulicin sekitar pukul 13.25 WITA, penulis segera menaiki tangga
di bagian samping masjid. Subhanallah.
Penulis yang baru pertama mengunjungi
masjid megah ini merasa terkagum dan takjub dengan arsitektur masjid yang indah
dan sejuk ini. Sejenak penulis menikmati suasana, pemandangan, dan tentu
mengabadikan lingkungan masjid yang berada di atas ketinggian ini. Sesudah
dirasa cukup menikmati kemegahan masjid di bagian pelataran yang dilengkapi
dengan kolam ikan mas, penulis menuruni anak tangga menuju tempat wudhu yang
ada di bagian bawah.
Saat menuruni tangga menuju ke tempat wudhu dan
WC , di belakang penulis Supian, S.Pd juga mengikuti penulis, sedangkan
Yuliansyah, M.Pd masih asyik mengambil foto dari berbagai sudut masjid. Seusai
wudhu segera penulis menuju ruang utama Masjid Al Falah,, tidak berapa kemudian
datang Supian, S.Pd dan Yuliansyah, M.Pd untuk melaksanakan shalat berjamaah. Ada
beberapa orang yang berada di masjid tersebut. Selanjutnya, setelah
melaksanakan shalat, kami bertiga kembali ke pelataran masjid untuk berfoto
lagi di depan pintu masjid yang bergaya Timur Tengah.
Terasa sejuk dan nyaman berada di pelataran Masjid
Al Falah Batulicin yang berada di ketinggian, sehingga angin yang berhembus pada siang dengan terik
matahari yang menyengat. Ada sekitar 30 menit kami singgah, shalat berjamaah,
dan mengambil beberapa foto masjid megah tersebut, lalu kami memutuskan kembali
ke mobil yang diparkir samping masjid. Waktu saat itu menunjukkan sekitar pukul
14.00 WITA. Kami melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan ferry Batulicin untuk
menyeberang ke Kotabaru yang berada di Pulau Laut.
####edisikotabaru2019###
Post a Comment for "CATATAN PERJALANAN PELAIHARI-KOTABARU. Bagian 2. Sesi Batulicin, Tanah Bumbu"