Melanjutkan tulisan saya tentang pembelajaran
dan penilaian HOTS yang diringkas dari buku Panduan Penulisan Soal HOTS -Higher Order
Thinking Skills yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Pendidikan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2019.
Pada bagian ini saya menulis tentang langkah-langkah penulisan soal HOTS atau
penulisan soal keterampilan tingkat tinggi dengan sedikit merubah bentuk
tulisan, redaksional, dan gaya penulisannya, namun tidak merubah isi materi
buku tersebut.
Berdasarkan penjelasan dalam buku tersebut,
langkah-langkah penulisan soal HOTS atau penulisan soal keterampilan tingkat
tinggi ada 4 (empat) langkah. Pertama.
Menentukan kompetensi dasar dan materi
yang akan dinilai.
Pendidik atau guru harus menganalisis
proses kognitif, dimensi pengetahuan, dan materi pada kompetensi dasar dalam
kurikulum yang memungkinkan dapat dibuatkan soal keterampilan berpikir tingkat
tinggi.
Kedua. Menyusun kisi-kisi. Pendidik
harus memastikan seluruh komponen yang terdapat dalam kisi-kisi konsisten,
selaras, dan dapat dibuatkan soal keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Ketiga. Merumuskan indikator soal. Untuk
menghasilkan soal yang mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi, rumusan
indikator perlu memenuhi prinsip penilaian pada keterampilan ini yaitu perlunya
stimulus, konteks baru, dan proses berpikir tingkat tinggi.
Konteks stimulus disarankan berkenaan
dengan kehidupan nyata sehari-hari dan sesuai dengan tingkat perkembangan
kognitif peserta didik. Stimulus yang kontekstual akan memudahkan peserta didik
untuk mentransfer hal-hal yang telah dipelajari sehingga timbul sikap positif
dan mengapreasiasi hal-hal yang telah dipelajari. Stimulus dengan konteks yang
tidak sesuai dengan perkembangan peserta didik akan sulit dicerna sehingga
tidak mendukung berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Keempat. Menulis soal sesuai dengan kaidah penulisan
soal. Untuk memastikan kualitas soal
sehingga memberi informasi yang valid, soal perlu memenuhi kaidah penulisan
soal dari aspek konstruksi, substansi, dan bahasa.
Pada bagian berikutnya, dalam
buku tersebut memberikan contoh soal HOTS secara lengkap dan rinci dari jenjang
SD hingga SMA sederajat sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan pada setiap
jenjang sekolah tersebut. Dalam pemberian contoh soal HOTS disertai dengan informasi
mengenai kompetensi, materi, level kognitif,
rumusan butir soal, pedoman penskoran (khusus untuk soal uraian atau
esai), dan penjelasannya tentang soal HOTS tersebut.
Menurut
pengalaman saya selama ini, pemahaman guru terkait penulisan soal HOTS memang
masih belum banyak, bahkan menyusun soal sesuai kaidah yang baik saja masih
yang kurang mampu membuatnya. Bukti hasil guru menyusun soal itu saya kumpulkan
dari beberapa sekolah yang melaksanakan
penilaian tengah semester atau akhir semester di Kabupaten Tanah Laut,
baik jenjang SD maupun SMP. Masih cukup banyak guru lebih suka mengambil soal
dari LKS atau buku lainnya banyak dipakai guru di sekolah, sehingga tidak mau
ambil pusing atau susah menulis soal yang sesuai kaidah yang baik.
Membaca
dan mencermati isi buku panduan penulisan soal HOTS yang sebanyak 68 halaman
tersebut, saya kira sudah cukup memadai dan membantu guru dalam menyusun soal
HOTS atau keterampilan berfikir tingkat tinggi. Permasalahannya, tinggal mau
atau tidak guru melakukan perubahan dari cara menulis soal selama ini ke arah
yang lebih baik sesuai kaidah penulisan soal yang baik. Semoga dengan adanya
buku tersebut dapat membantu guru untuk melakukan perubahan dalam penyusunan
soal yang baik, terlebih lahi soal HOTS. Semoga.
#DirumahdanMenulisAja.
Post a Comment for "LANGKAH PENULISAN SOAL HOTS"