Seusai menyerahkan ikan hasil perburuan di sawah siang tadi kepada
orang tua di rumah masing-masing. Kemudian, keempat bocah , yaitu Ilan,
Masrani, Syaifudin, dan Aswan kembali bermain bersama, tapi kini mereka bermain
di Sungai Martapura, sungai yang melintas kampung mereka. Saat itu, air Sungai
Martapura sedang dalam keadaan surut. Biasa, setiap musim kemarau panjang,
keadaan air Sungai Martapura mengalami pasang surut. Ketika surut, debit air
Sungai Martapura sangat kecil, dan terkadang di beberapa titik dapat dilalui
hanya jalan kaki.
“ Ayo, Din kita mandi ke sungai “ ujar Ilan mengajak Syaifudin yang
berada tidak jauh darinya.
“ Iya, Lan” ujar Syaifudin sambil berjalan mendatangi Ilan yang sudah
berada di Sungai Martapura.
Rumah Ilan dan Syaifudin ini memang berdekatan, hanya bedanya letaknya
saja. Rumah Ilan rumahnya terletak di pingggiran Sungai Martapura, sedangkan
rumahnya Syaifudin letaknya cukup jauh dari Sungai Martapura.
“ Ayo, Ran turun” teriak Ilan memanggil Masrani yang tengah berdiri di
pinggir Sungai Martapura.
“ Aswan mana “ ujar Syaifudin menanyakan dengan Masrani
“ Tidak tahu” ujar Masrani sambil berjebur ke sungai
Memang, rumah Aswan cukup jauh dari rumah mereka bertiga. Ada sekitar
500 meter jauhnya dari rumah mereka. Tidak dapat dipanggil dengan teriakan,
karena tidak dapat terdengar juga oleh yang bersangkutan.
“ Wan, ke sini” teriak Masrani dari kejauhan memanggil Aswan yang juga
mulai bercebur ke sungai.
“ Ya, tunggu’ ujar Aswan dengan suara yang nyaring.
“ Ayo, kita lomba berenang ke seberang” ajak Syaifudin dengan Ilan dan
Masrani yang sudah bergabung
“ Ayo, tapi kita tunggu dulu Aswan” kata Ilan menjawab tantangan
Syaifudin.
Menyeberangi Sungai Martapura pada saat airnya yang cukup surut ini
merupakan kesukaan anak-anak disaat mandi bersama. Meski lumayan jauh jaraknya
antara sisi tepian antar sungai, kira-kira 150 meter. Kondisi arus sungai yang tenang dan bersih
sangat menggoda untuk mandi dan bermain lama-lama di sungai yang menjadi bagian
dari kehidupan masyarakat di sekitar Sungai Martapura.
Sejak kecil, anak-anak sudah berani bermain dan berenang di sungai.
Mulai dari tempat yang dangkal dulu, lalu sesudah mampu berenang sendiri, pindah
ke tempat yang dalam, atau bahkan
berenang menyeberangi sungai. Terkadang anak-anak yang sudah pandai berenang
tanpa menggunakan pelampung atau benda
yang mengapung, tetapi hanya dengan mengandalkan tenaga dan keahlian mengarungi
arus air sungai yang cukup deras.
Senja mulai menjelang. Empat sekawan yang asyik mandi di Sungai Martapura sore menjelang
senja itu pun mulai menepi dan berhenti mandi sambil bermain di sungai.
“ Ayo, kawan kita kembali ke rumah” ujar Ilan memulai pembicaraan
“ Iya, aku juga sudahh kedinginan nich “ kata Aswan menanggapi ajakan
Ilan
“ Ayo, kita pulang ke rumah, sudah hampir Magrib” ujar Syaifudin
menguatkan ajakan Ilan.
Sejenak mereka berkumpul di tepi sungai, kemudian berjalan kea rah rumah
masing-masing untuk berganti baju dan bertemu keluarganya.
****
Post a Comment for "Cerpen Kami Anak Sungai : Bagian 2. Mandi dan Bermain di Sungai Martapura"