Selesai makan dan berurusan dengan penyediaan
konsumsi nantinya dalam perjalanan berangkat dan pulang dalam rangka studi
banding MKKS SMP Tanah Laut pada tanggal 20-22 September 2019 nanti, maka kami
melanjutkan perjalanan pulang ke Pelaihari. Penulis menjadi sopir yang ketiga
untuk perjalanan pulang dari Sungai Loban, Tanah Bumbu. Berangkat dari rumah
makan di Sungai Loban tersebut sekitar pukul 17.00 WITA pada Kamis, 5 September
2019.
Penulis sebelumnya hanya sampai di daerah
Angsana saja ketika membawa keluarga bersiwata di Pantai Angsana, belum pernah
sampai di daerah Sungai Loban, Tanah Bumbu, sehingga kurang mengenal medan
jalan yang dilewati, apalagi menjelang malam. Berdasarkan pengamatan siang
kemarin saat ke Batulicin,penulis mencoba menjalankan mobil dengan ekstra
hati-hatii, terlebih lagi mobil yang digunakan ini bukan mobil penulis yang
biasa dipakai sehari-hari. Perlu beradaptasi dulu dengan kondisi mobil dan
medan jalan yang dilewati.
Setelah melalui perjalanan sekitar 30
menit,ketika malam mulai datang dan gelap, kami sampai di Desa Al Kaustar,
Tanah Bumbu, dan tidak berapa lama kemudian suara azan Shalat Magrib pun
terdengar dari Masjid Al Husaini yang
ada di desa tersebut. Penulis dan kawan-kawan melaksanakan Shalat Magrib di
masjid yang cukup besar dan megah
tersebut. Halaman masjid ini cukup luas untuk dapat menampung beberapa mobil
jamaah. Saat kami datang danparkir di halaman
masjid itu, sudah ada beberapa mobil parkir.
Mobil penulis
parkir di samping mobil yang sudah ada, lalu penulis mengikuti
Yuliansyah,M.Pd ke belakang untuk keWC,
sedangkan Supian, S.Pd sudah menganbil air wudhu ditempat wudhu samping
masjid. Seusai mengambil air wudhu, penulis
masuk ke ruang induk masjid yang cukup besar ini untuk bersama-sama
jamaah lainnya melaksanakan Shalat Magrib.Jamaahnya cukup banyak, selain dari
masyarakat sekitar masjid, juga
orang-orang yang dalam perjalanan jauh, seperti penulis dankawan-kawan.
Seusai melaksanakan shalat, sekitar pukul 18.45 WITA, perjalanan pulang ke
Pelaihari, Tanah Laut, dilanjutkan kembali. Kembali penulis menjadi ‘driver’ dalam perjalanan pulang malam
itu. Harapan penulis dalam menjadi ‘driver’ ini dapat menjadi pengalaman
jika nantinya ke Kotabaru ada pengalaman menjalankan mobil dari perjalanan yang
jauh dan melelahkan. Selain juga,
penulis berharap agar dalam perjalanan malam itu tidak mengantuk agar nantinya
selamat sampai di rumah kami di Pelaihari.
Kondisi jalan raya trans Kalimantan malam itu
bervariasi, ada gelap gulita, samar-sama, dan terang berderang. Kalau jalanan
yang gelap gulita berarti berada di kawasan kebun sawit atau karet yang ada di
kiri kanan jalan, sedangkan yang samar-samar berarti adalah perkampungan
penduduk, sedangkan jalan yang terang berarti ada di daerah pasar atau
perkotaan. Tidak banyak kendaraan yang berlalu lalang, kecuali ketika mendekati
daerah perkampungan dan kota. Sesakali ada mobil pick up dari perusahaan batubara yang menyelip mobil kami, karena
daerah perbatasan Tanah Bumbu dan Tanah Laut banyak terdapat perusahaan
batubara, baik local, nasional, maupun multiasional.
Ketika memasuki wilayah Tanah Laut, mulai
Kintap, Asam-Asam, Jorong, dan seterusnya, penulis sudah cukup mengenal kondisi
jalan trans Kalimantan yang ada di wilayah tersebut, karena penulis sudah cukup
sering melewati jalan tersebut. Kecepatan mobil pun mulai dapat ditingkatkan,
hingga mendakati Kota Pelaihari mulai melambat dan merayap, karena ada mobil
besar yang ada di depan yang tidak dapat berjalan cepat, akibatnya terjadi
peumpukan kendaraan di belakangnya yang tidak dapat menyelipnya.
Sekitar pukul 09.40 WITA, mobil yang penulis bawa
sudah sampai di Simpang Tiga Sarang Halang, Pelaihari, dan memasuki Komplek Perkantoran Gagas
Pelaihari, lalu memasuki jalan kea rah rumah
penulis di Komplek Griya Candra Asri, hingga sekitar pukul 09.45 WITA penulis
sampai di rumah. Alhamdulillah,
sampai dengan selamat kembali ke rumah. Selanjutnya, sopir mobil diambil alih
oleh Yuliansyah, M.Pd, karena rumahnya lebih dekat dari Supian, S.Pd. Penulis
bersalaman dengan kedua kawan yang masih melanjutkan perjalanan ke rumahnya
masig-masing sebelum mereka berangkat dari depan rumah penulis….selesai.
####edisikotabaru2019###
Post a Comment for "CATATAN PERJALANAN PELAIHARI-KOTABARU. Bagian 22. Sesi Mampir dan Shalat di Masjid Al Husaini"