Kejutan baru dan sekaligus
harapan baru dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang baru dipilih Presiden
dan Wakil Presiden periode 2019-2024, Joko Widodo dan Ma’ruf Amin. Adalah
Nadiem Anwar Makarim, yang diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
menggantikan Muhajie Effendy. Menurut informmasi yang beredar luas di media
sosial, Nadiem Anwar Makarim, lahir pada 4 Juli 1984, dengan latar belakang
sebagai pengusaha muda sukses Indonesia.
Sangat jelas, dari sisi usia,
Nadiem Anwar Makarim merupakan perwujudkan generasi milenial yang sukses dan
memiliki potensi energi besar yang akan banyak membawa angin segar perubahan
dalam dunia pendidikan Indonesia. Tentu saja, sebagai menteri yang baru dengan
latar bukan berasal dari akademisi, akan menghadapi tantangan yang luar biasa,
baik dari internal maupun eksternal. Bukankan dunia pendidikan itu sangat beda
karakternya dengan dunia bisnis atau dunia usaha.
Sukses sebagai pengusaha muda
membangun kerajaan bisnis berbasis teknologi,
belum tentu menjamin kesuksesan dalam membangun dan memajukan sektor
pendidikan yang sangat beragam,luas, dan komplek permasalahannya. Sektor pendidikan
memiliki banyak permasalahan, seperti kesejahteraan guru, kurikulum, buku,
bangunan sekolah, tenaga kependidikan, dan sebagainya.
Namun, demikian harapan terhadap menteri
baru dari kalangan kaum milenial untuk perubahan mendasar dalam menata dan
memajukan dunia pendidikan Indonesia sangat besar. Hal tersebut dapat dilihat
dan dibaca pada berbagai postingan di dunia maya. Berbeda jauh dengan
menteri-menteri baru lainnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang baru
tersebut, banyak diposting dan viral di media sosial, baik berita secara
tertulis maupun vedio.
Kenyataan tersebut menandakan
bagaimana tanggapan positif berbagai kalangan masyarakat, terutama insan
pendidikan yang selama ini terhadap menteri dari kalangan milenial tersebut
dalam upaya melakukan banyak perubahan signifikan bagi dunia pendidikan
Indonesia. Jika menyimak dari rekaman vedio saat wawancara dengan pihak media
seusai pelantikan meteri baru,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang baru tersebut menyatakan
kapabilitas dan kesejehteraan guru penting.
Memang, selama beberapa dekade
ini, kemajuan dunia pendidikan Indonesia masih belum terlihat signifikan
dirasakan hasilnya. Salah satunya
masalah kesejahteraan guru, terlebih guru honorer yang gajinya masih banyak
yang berada di bawah upah minimum kabupaten/kota. Kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak guru honorer yang
selama ini berpuluh-puluh tahun mengabdikan dirinya dalam ikut serta
mencerdaskan kehidupan bangsa, hanya mendapatkan gaji yang tidak seberapa.
Gaji yang tidak cukup menghidupi
keluarganya, meski hanya untuk satu minggu saja. Bagaimanapun, guru honorer
tetaplah guru, sehingga masalah kesejahteraan mereka perlu dipikirkan oleh
pihak yang berwenang. Harapan mereka untuk menjadi guru ASN mungkin sangat kecil
atau sudah tidak ada lagi peluangnya, sehingga peningkatan kesejahteraan
atau gaji menjadi harapan yang terdekat, agar kesejahteraan
mereka dapat lebih baik lagi, dibandingan hanya sebagai guru honorer selama
ini.
Pendidikan yang bermutu dan
merata di segenap pelosok tanah air menjadi PR yang juga perlu diprioritaskan
dalam mengejar ketinggalan dengan negara-negara tetangga. Mutu pendidikan
menjadi isu sentral yang terkesan hanya sekedar impian dan angan-angan di atas
kertas, belum lagi masalah akses dan pemerataan pendidikan yang lebih banyak
jadi wacana daripada kenyataan.
Selamat bekerja dan bertugas kepada Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan baru yang berasal dari kalangan milenial dalam
membenahi, membangun, dan meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Harapan yang
besar dari berbagai kalangan masyarakat yang peduli pendidikan dan insan pelaku
serta praktisi pendidikan ada di pundak menteri baru tersebut. Kami menanti
gebrakan yang signifikan dan pondamental dalam dunia pendidikan Indonesia
sangat dinantikan. Maju pendidikan, maju sumber daya manusia Indonesia
Post a Comment for "MENTERI GENERASI MILENIAL, HARAPAN DUNIA PENDIDIKAN BARU"