Perjalanan panjang penulis dengan
Iwan Setiawan, M.Pd yang merupakan utusan dari Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI pada Selasa, 19 November 2019 dimulai pada sekitar pukul 14.30
WITA, seusai makan siang di warung makan dekat Simpang Tiga Sarang Halang,
Pelaihari. Siang menjelang sore hari itu kondisi cuaca mendung, dingin, dan
sejuk setelah sebelumnya diguyur hujan yang
cukup lama dan deras pada paginya. Kondisi alam dan cuaca tersebut mendukung
dalam perjalanan panjang menuju ke Kintap, sekitar 77 km atau dengan lama perjalanan sekitar 1,5 jam.
Penulis menjalankan mobil dengan
kecepatan sedang, sekitar 50-60 km perjam, karena waktu cukup luang dan
panjang, tidak terburu-buru untuk sampai ke tempat tujuan. Berdasarkan
informasi dan permintaan dari Iwan Setiawan, M.Pd , bahwa yang bersangkutan
baru pertama kali menginjakkan kaki di bumi Kalimantan, khususnya Kalimantan
Selatan, dan oleh sebab itu ingin melihat keadaan alam dan kehidupan sepanjang
perjalanan yang dilalui. Penulis selama perjalanan ke arah Kintap berusaha
memberikan informasi yang berkaitan
Kalimantan Selatan, Tanah Laut, dan apa yang dilihat selama perjalanan, seperti
kebun buah naga, kebun kelapa sawit, pertambangan batubara, dan sebagainya.
Ternyata, Iwan Setiawan, M.Pd
belum pernah melihat secara langsung pohon buah naga, pohon dan buah kelapa sawit, serta batubara. Selama
ini, belum pernah ke Kalimantan dan perjalanan ini merupakan perjalanan pertama
kalinya ke Kalimantan. Informasi dan persepsi tentang Kalimantan hanya didapat
dari membaca buku atau melihat di televisi dan media lainnya, tidak meliahat
dan merasakan secara langsung dan nyata tentang Kalimantan itu sendiri. Oleh
sebab itu, penulis mencoba memberikan informasi dan bahkan memperlihatkan
langsung hal-hal yang baru dan belum
dilihat langsung, seperti pohon buah naga, kelapa sawit serta buahnya, dan sebagainya.
Sekitar pukul 15.35 WITA kami
sampai di objek wisata Pantai Asmara (Asam-Asam Muara), salah satu objek wisata
pantai yang cukup terkenal di bumi Tuntung Pandang, Tanah Laut. Penulis membawa
ke objek wisata pantai tersebut atas permintaan Iwan Setiawan, M.Pd sendiri
yang ingin dibawa ke objek wisata yang ada di daerah Tanah Laut. Kebetulan,
perjalanan ke arah Kintap tersebut akan melewati beberapa objek wisata pantai,
dan objek wisata terdekat mudah dikunjungi adalah Pantai Asmara tersebut. Ada sekitar 30 menit kami berada
di objek wisata Pantai Asmara tersebut, sekitar pukul 16.15 WITA kami
meninggalkan Pantai Asmara menuju ke arah Kintap.
Tujuan perjalanan berikutnya,
kami akan ke Asam-Asam mencari hotel atau penginapan untuk bermalam satu malam
di tempat tersebut sebelum ke Kintap yang berjarak sekitar 30 km lagi. Sesampai
di hotel sekitar pukul 16.45 WITA, dan selanjutnya kami memesan kamar untuk
menginap di hotel tersebut. Kami mendapat kamar nomor 7, yang letaknya di bawah
tidak jauh dari pintu masuk bagunan hotel yang berbentuk rumah. Bagi penulis,
menginap di hotel yang berada di Asam-Asam ini merupakan pertama kalinya, dan
ini juga karena tugas mendampingi supervisor dari Kemendikbud RI yang datang
sendiri dan belum pernah ke Kalimantan, lebih khusus lagi Kabupaten Tanah Laut,
Provinsi Kalimantan Selatan.
Daerah Asam-Asam itu sendiri
merupakan sebuah desa yang kondisinya lebih maju dibandingkan dengan ibukota
kecamatannya, yaitu Kecamatan Jorong. Di Asam-Asam ini terdapat instalasi
stategis milik Pemerintah, yakni PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) yang
merupakan salah satu pemasok daya listrik untuk PLN Kalselteng. Selain itu, di daerah ini juga terdapat pertambangan
batubara yang relatif besar dari berbagai perusahaan nasional dan
multinasional, serta banyak terdapat pelabuhan khusus (pelsus) batubara.
Malam itu, seusai melaksanakan Shalat
Magrib di ruang musola hotel, penulis
dan Iwan Setiawan, M.Pd kembali ke kamar untuk istirahat. Ternyata, tidak lama kemudian Iwan Setiawan, M.Pd yang
pulang lebih dulu sudah tertidur nyenyak , mungkin karena kelelahan setelah
perjalanan panjang dari Jakarta ke Pelaihari hingga ke Asam-Asam Tanah Laut
ini, dan juga katanya semalam kurang tidak saat mau berangkat ke Bandara
Cengkareng menuju ke Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin.
Penulis mencoba menjaga diri rasa
kantuk yang juga mulai menyerang dengan menonton televisi malam itudi kamar
hotel. Saat itu sedang ada pertandingan sepakbola antara timnas Indonesia
melawan timnas Malaysia yang disiarkan secara stasiun TVRI dari Kuala Lumpur.
Namun, tidak berapa lama pertandingan berjalan, siaran langsung pertandingan
sepakbola tersebut diacak, sehingga penulis mematikan televisi dan mencoba
untuk tidur. Waktu saat itu menunjukkan pukul 20.30 WITA.
Post a Comment for "CATATAN PERJALANAN MENDAMPINGI SUPERVISOR DARI KEMENDIKBUD JAKARTA. Bagian 2. Menginap di Asam-Asam"