GURU INOVATIF, MENGAPA TIDAK




Menyimak berita koran Banjarmasin Post edisi Selasa, 26 November 2019, yang berada di halaman 10, dengan judul “ Dahri Sebut Guru Sulit Berinovasi”. Dalam beritanya, Ketua Dewan Kehormatan Guru Indonesia Kalsel, H.Dahri, menjelaskan agar guru mengikuti apa yang disampaikan Mendikbud, dengan menitikberatkan ke pendidikan karakter. “ Hanya saja guru kini dibebeni dengan tugas yang bukan keahlian mereka semisal pertannggung jawaban keuangan. Tugas guru banyak, sehingga guru kurang bisa berinovasi sebab tidak ada lagi kesempatan.” Tandasnya.

Menjadi guru kreatif dan inovatif merupakan keharusan dalam menjalankan profesi yang berhadapan langsung dengan siswa tersebut, karena materi atau bahan ajar yang disampaikan itu merupakan benda mati dan abstrak, sehingga perlu upaya guru untuk ‘menghidupkan’ materi pelajaran dengan menggunakan metode, teknik,atau model yang menarik.
Kehadiran guru dalam kelas jika hanya membacakan atau menulis materi pelajaran di papan tulis begitu saja, maka dapat dipastikan akan membuat siswa bosan dan menjadi kaku. Oleh sebab itu, setiap guru perlu kreatif dan inovatif untuk menyampaikan dan menjelaskan materi pelajaran yang merupakan ‘benda mati’ tersebut. Kreatif dan inovatif janganlah selalu dimaknai dengan  sesuatunya yang menggunakan peralatan mahal dan modern, namun dalam hal-hal sederhana pun dapat dilakukan, Memanfaatkan apa yang ada di lingkungan sekitar, menggunakan bahan atau barang yang sederhana, murah meriah, dan juga memanfaat barang bekas.
Dengan demikian, apa yang dikatakan oleh H.Dahri, sebagaimana diberitakan di atas, memang ada benarnya, tetapi juga perlu dikritisi pada sisi yang yang lain. Permasalahan guru mendapat tugas tambahan seperti menjadi bendahara BOS dan melakukan pertanggung jawaban keuangan sekolah, memang terjadi di sekolah. Namun demikian, tidak semua guru mendapatkan tugas tersebut, hanya yang dianggap mampu dan dapat menyisihkan waktunya untuk melaksanakan tugas tertentu di sekolah. Kalau hal itu dijadikan dalih untuk mengatakan bahwa guru sulit berinovasi, maka itu perlu diperdebatkan lagi.
Guru inovatif itu dapat lahir dari keadaan atau kondisi yang dihadapinya tidak sesuai dengan keinginan yang ada, ada kesenjangan yang menyolok antara kondisi ideal dengan fakta yang dihadapinya dalam pembelajaran. Misalnya jumlah siswa yang sangat banyak atau sedikit, materi pelajaran yang padat dan luas, sarana dan prasarana pembelajaran yang minim, dan sebagainya. Kondisi dan situasi yang tidak ideal inilah yang dapat memicu diri guru kreatif dan inovatif untuk melakukan suatu perubahan dalam pembelajaran.
Mungkin saja, faktor kesibukan mengurus keuangan sekolah dapat memicu guru pula untuk mencari terobosan baru atau inovasi bagaimana mengefektifkan pembelajaran, sehingga tugas pokoknya selakau pendidik atau guru dapat dilaksanakan dengan baik, dan demikian pula tugas tambahannya selaku bendahara BOS sekolah atau tugas tambahan lainnya. Pada hakikatnya, guru itu merupakan orang-orang yang kreatif dan inovatif, karena mereka telah dibekali dengan dadaktif dan metodik sebelum terjun dan menjadi guru di berbagai jenjang pendidikan. Hanya saja masalahnya, seberapa besar guru mampu mengaplikasikan bekal yang telah diberikan melalui pendidikan dan latihan selama ini?
Selamat Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2019. Tetap menjadi guru kreatif dan inovatif dimana pun mengabdikan diri sebegai guru. Hidup Guru Indonesia.

Post a Comment for "GURU INOVATIF, MENGAPA TIDAK"