CATATAN SILATURRAHIM AHMADIYANTO SEKELUARGA KE PELAIHARI. Bagian 3. Menuju Pantai Batakan


Setelah semua anggota keluarga penulis dan Ahmadiyanto masuk ke mobil masing-masing, maka pada sekitar pukul 15.15 WITA pada Selasa, 24 Desember 2019, berangkat dari depan rumah penulis di Pelaihari menuju objek wisata Pantai Batakan, Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Mobil yang penulis bawa berada di depan dan belakangnya mobil keluarga Ahmadiyanto, karena sopir mobil yang membawa keluarga Ahamdiyanto tidak kenal jalan menuju Pantai Batakan dari rumah penulis.

Kondisi cuaca siang menjelang sore itu panas dan cerah, tidak terlihat adanya awan hitam yang menandakan akan turun hujan. Penulis mampir sebentar di sebuah bengkel yang tidak jauh dari rumah penulis untuk menambah angin ban mobil penulis bagian belakang yang kurang angin. Seusai mengisi angin ban mobil, perjalanan dilanjutkan kembali menuju Pantai Batakan melalui jalan yang melintasi komplek perkantoran Pemerintah Daerah Tanah Laut, pasar dan kota Pelaihari.

Selepas menjalani kawasan kota dan pasar Pelaihari, mobil penulis arahkan ke jalan yang menuju arah Pantai Batakan, dan mobil Ahamdiyanto bersama keluarga terus mengikuti mobil penulis. Arah jalan menuju Pantai Batakan siang itu terlihat lengang dan lancar, hanya ada beberapa mobil yang berpapasan dengan mobil penulis. Sementara itu, kondisi jalan ke arah Pantai Batakan saat ini sudah lebar dan aspalnya pun masih baik, sehingga perjalanan ke Pantai Batakan tersebut cukup nyaman, enak, dan lancar.

Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam, maka sekitar pukul 16.15 WITA, mobil penulis dan keluarga Ahmadiyanto sampai di pintu gerbang masuk objek wisata Pantai Batakan. Sebelum masuk kawasan objek wisata Pantai Batakan harus membayar kercis masuk per orang sebesar Rp 5.000,-. Penulis membayar sebanyak Rp 25.000, karena membawa 5 (lima) orang, yang terdiri dari penulis, isteri, dan ketiga anak penulis. Sedangkan keponakan penulis yang berusia 10 tahun tidak membayar alias gratis, karena masih anak-anak.

Terlihat pada sore itu tidak terlalu banyak pengunjung objek wisata Pantai Batakan saat penulis masuk kawasan, mungkin pengunjung sudah banyak pulang karena hari sudah sore. Sementara itu, mobil keluarga Ahmadiyanto menuju ke sebuah penginapan untuk memesan kamar guna menginap di pantai tersebut, sedangkan penulis terus menelusuri kawasan pantai yang ditumbuhi pohon pinus yang cukup besar di dekat bibir pantai. Selanjutnya, penulis mengarahkan mobil menuju tempat parkir mobil Ahmadiyanto yang berada ada di samping penginapan guna parkir mobil di sana.

Bagi penulis, ke Pantai Batakan ini sudah lama tidak ke sini, ada sekitar 4 atau 5 tahun lalu, sehingga cukup banyak perubahan yang baru di pantai ini, terutama makin banyaknya tempat penginapan yang disewakan kepada pengunjung atau wisatawan. Terlihat banyak bangunan penginapan berdiri di kawasan pantai tersebut, ada yang terlihat baru selesai dibangun dan adapula yang sudah cukup lama. Adanya bangunan penginapan yang tumbuh tersebut menunjukkan bahwa objek wisata pantai ini mengalami perkembangan dan kemajuan dari tahun ke tahun.

Sebelum menuju ke bibir pantai, rombongan kami yang baru keluar dari mobil dan berkemas menuju ke penginapan sempat ditawari untuk naik kuda oleh sekolompok anak-anak yang membawa kudanya. Namun, diantara anggota rombongan kami tersebut tidak ada yang berminat naik kuda, bahkan Rizqan, anaknya Ahmadiyanto yang bungsu terlihat takut melihat kuda-kuda tersebut. Sore menjelang senja itu penulis dan keluarga menuju bibir pantai untuk menikmati deburan ombak Laut Jawa yang cukup kencang saat itu.



Post a Comment for "CATATAN SILATURRAHIM AHMADIYANTO SEKELUARGA KE PELAIHARI. Bagian 3. Menuju Pantai Batakan"