Seusai istirahat sejenak di teras
Masjid Al Hijriyah Angsau Pelaihari pada Selasa, 24 Desember 2019, penulis bersama
Ahamdiyanto sekeluarga, maka kemudian penulis mengajak ke rumah penulis yang
berjarak sekitar 4 kilometer lagi. Penulis bersama ananda Maulidina Rizkia dan
Raihan, anaknya Ahmadiyanto, menuju sepeda motor yang diparkir di samping
masjid. Sementara itu, Ahamdiyanto bersama keluarganya menuju mobilnya yang diparkir
di seberang jalan masjid. Saat itu waktu menujukkan sekitar pukul 13.15 WITA.
Sesampai di rumah penulis sekitar
pukul 13.25 WITA, Ahmadiyanto bersama keluarga yang datang dari Paringin,
Balangan, segera dimohon masuk rumah untuk beristirahat dan menikmati hidangan
ala kadarnya yang disediakan oleh isteri penulis. Kunjungan silaturrahim
Ahmadiyanto bersama keluarganya ini ke rumah penulis di Pelaihari, Tanah laut,
merupakan yang pertama kalinya dilakukan sejak penulis sendiri atau bersama
keluarga berkunjung ke rumahnya selama beberapa kali dalam 3 tahun terakhir
ini.
Bagi penulis, Ahmadiyanto dan
keluarganya sudah dianggap sebagai keluarga dekat penulis, dan silaturrahim terjalin
baik antar keluarga besar. Jika libur sekolah atau libur panjang lainnya,
penulis membawa keluarga berkunjung dan bersilaturrahim. Keakraban dan
silaturrahim penulis dan Ahmadiyanto mulai terjalin sejak tahun 2015 silam. Ketika
itu kami bertemu dalam sebuah kegiatan yang dilaksanakan oleh BTIKP Kalimantan
Selatan pada sebuah hotel di Banjarmasin, dan kemudian berlanjut dengan
pertemuan lainnya.
Sekitar 15 menit istirahat dan
menikmati kue dan air ala kadarnya, maka kemudian isteri penulis mengajak
Ahmadiyanto dan keluarganya untuk menyantap menu makan siang yang telah
disiapkan sebelumnya. Isteri penulis menyiapkan makan siang sebagaimana
informasi dari penulis bahwa Ahamdiyanto dan keluarganya sampai di Pelaihari dan
akan makan siang di rumah penulis. Hal tersebut penulis pastikan setelah
mendapat kepastian dari Ahmadiyanto melalui pesan whatapps saat dalam perjalanan ke Pelaihari tersebut.
Seusai hidangan makan siang sudah
ditata, kemudian isteri penulis mempersilahkan kepada Ahmadiyanto dan
keluarganya untuk menyantap makan siang yang sederhana dan ala kadarnya dari masakan isteri
penulis. Makan siang bersama dua keluarga Ahmadiyanto dari Paringin (Balangan)
dan keluarga penulis di Pelaihari (Tanah Laut) berlangsung penuh dengan kekeluargaan
dan keakraban. Menu makan siang yang
relatif sederhana dengan dilengkap sambal terasi olahan isteri penulis akhirnya
dapat dinikmati bersama di rumah penulis yang juga sederhana.
Alhamdulillah,
hidangan menu makan siang yang sederhana olahan isteri penulis sudah selesai
disantap bersama di tengah semangat kekeluargaan. Kebersamaan terus berlanjut,
ketika isteri Ahmadiyanto bersama saudaranya ikut membantu mencuci piring makan
dan perlengkapan lainnya sisa makan siang bersama tadi. Seusai beristirahat
sehabis makan siang yang diisi dengan perbincangan antar kedua keluarga, maka
selanjutnya Ahamdiyanto bersama keluarganya bersiap-siap untuk melanjutkan
perjalanan mengunjungi objek wisata Pantai Batakan, yang berjarak sekitar 40
kilometer dari rumah penulis.
Penulis bersama keluarga juga
ikut menuju Pantai Batakan bersama-sama keluarga Ahamdiyanto dengan membawa
mobil sendiri. Saat itu waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 15.15 WITA. Kami sekeluarga
sudah siap di mobil masing-masing untuk berangkat menuju ke Pantai Batakan,
dengan waktu tempuh diperkirakan sekitar 1 (satu) jam dari rumah penulis.
Post a Comment for "CATATAN SILATURRAHIM AHMADIYANTO SEKELUARGA KE PELAIHARI. Bagian 2. Pertemuan Suliturrahim dan Makan Siang Bersama Keluarga "