Petang menjelang senja mulai penulis
rasakan ketika menikmati keindahan objek wisata Pantai Batakan pada sore Selasa,
24 Desember 2019 bersama keluarga Ahmadiyanto dari Paringin, Balangan. Kondisi
cuaca sore itu sangat cerah dan bahkan terasa panas hingga menjelang pukul
17.30 WITA. Ombak Laut Jawa yang menghempas di bibir pantai sore itu cukup keras
dan besar, sedangkan kondisi air laut kala itu terlihat keruh, tidak jernih
sebagaimana mestinya.
Terlihat beberapa pengunjung atau
wisatawan menikmati pantai saat itu di pondok atau bahwa pohon cemara yang
tumbuh di sepanjang bibir pantai karena sinar mentari teras terik. Pohon cemara
yang banyak tumbuh di kawasan objek wisata Pantai Batakan menjadikan kondisi
panas terik matahari tidak terasa panas, meski matahari bersinar dengan
penuhnya saat siang hari. Terasa berada di dalam hutan dengan pemandangan
pantai yang laut nan indah di sekitarnya.
Setelah dirasakan sinar matahari
tidak terasa terik lagi, penulis pun menuju pantai untuk merasakan deboran
ombak yang menghampas ke bibir pantai yang berpasir putih. Sedangkan anak dan
keponakan penulis serta anak Ahamdiyanto
bersama sepupunya yang didampingi orangtunya mulai bermain dan manti di tengah
deburan ombak laut yang cukup besar saat itu. Terik matahari yang masih terasa
menyengat tidak dihiraukan oleh mereka, bahkan diminta pakai topi saja tidak
mau seperti yang dimintakan oleh Ahmadiyanto kepada anaknya yang bungsu,
Rizqan.
Hari semakin sore, dan panas mulai
berkurang seiringan dengan posisi matahari yang semakin merendah dan mulai tertutup
oleh awan hitam di kejauhan. Deburan ombak pun mulai melemah menjelang senja,
sehingga membuat suasana bermain air makin seru. Ahmadiyanto bersama anak dan
keponakannya bermain –main dengan deburan ombak yang tidak ada henti-hentinya
menghampas ke bibir pantai. Pemandangan sore menjelang senja itu semakin syahdu
dan romantis, dan kondisi tersebut membuat pengunjung semakin banyak yang
bermain di pantai guna menikmati suasana yang indah tersebut.
Sambil menikmati suasana pantai
menjelang senja tiba, penulis bersama isteri dan anak-anak menyantap bekal
makanan dan minuman yang dibawa dari rumah dan membeli di warung yang banyak
terdapat di kawasan objek wisata pantai tersebut. Penulis dan anak-anak menyantap
mie gelas yang dibelikan oleh isteri di hamparan tikar yang dibawa dari rumah.
Syukur alhamdulillah, penulis ke
Pantai Batakan ini dapat membawa isteri dan anak-anak, bahkan juga anak keponakan yang libur sekolah di
rumah penulis.
Menjelang Magrib, penulis dan
Ahmadiyanto bersama keluarga yang tadi berada di pantai segera ke penginapan.
Hari semakin gelap dan azan Salat Magrip berkumandang, menandakan saatnya untuk
siap-siapa melaksanakan Salat Magrib di kawasan Pantai Batakan hari itu.
Penulis membawa anak dan keponakan melaksanakan salat di musolla yang ada tidak
jauh dari penginapan yang disewa Ahmadiyanto bersama keluarganya. Saat pulang
dari musollah penulis berpapasan dengan Ahmadiyanto yang mau ke musolla juga.
Sejenak penulis beristirahat di
penginapan sambil menikmati kuaci dan makanan ringan lainnya sambil menunggu Ahamdiyanto
pulang dari musolla. Rencananya malam ini pulang ke rumah penulis di Pelaihari
bersama keluarga, sehingga tidak dapat menemani Ahmadiyanto sekeluarga
menikmati suasana malam di Pantai Batakan. Setelah Ahmadiyanto datang, maka
penulis sekeluarga mohon pamit untuk pulang ke rumah. Waktu saat itu menunjukkan
sekitar pukul 19.30 WITA.
Post a Comment for "CATATAN SILATURRAHIM AHMADIYANTO SEKELUARGA KE PELAIHARI. Bagian 4. Menikmati Pantai Batakan Menjelang Senja"