Tantangan dunia pendidikan dari
tahun ke tahun semakin banyak dan komplek. Perubahan regulasi dan kebijakan
dalam bidang pendidikan menjadi tantangan tersendiri bagi kalangan pendidik dan
praktisi pendidikan di lapangan, seperti kebijakan ‘Merdeka Belajar’ yang
dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim pada akhir-akhir ini. Sektor
pendidikan yang menjadi ujung tombak dalam mewujudkan tujuan nasional
sebagaimana diamanatkan Pembukaan UUD 1945, mencerdaskan kehidupan bangsa,
perlu mendapatkan perhatian serius dalam menghadapi era industri 4.0.
Pada sisi lain, pendidik dan
praktisi pendidikan juga sedang menghadapi tantangan yang terus menerpa mereka
dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Sementara itu, metode pembelajaran
yang mereka kelola selama ini juga mendapat banyak kritikan dari berbagai
kalangan, karena pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik tersebut masih
dianggap belum mampu mengantisipasi perkembangan era industri 4.0. Pembelajaran
masih bersifat ‘tradisional’ dan kurang memberikan ruang kepada peserta didik
dengan mengambangkan kemampuan mereka dalam pembelajaran yang bersifat 4 C, Comunikatif, Collaboratif, Critical Thinking, Creatif.
Selain merubah pola pembelajaran
yang bersifat mendasar dilakukan oleh pendidik, penataan ruangan belajar juga
perlu mendapat perhatian untuk dilakukan perubahan. Perubahan itu tidak mesti
dengan menggunakan biaya yang relatif mahal, namun adanya perubahan tata ruang
kelas diharapkan apat meningkatkan motivasi dan semangat belajar peserta
didik. Namun demikian, dalam menghadapi
era industri 4.0 patut pula diperhatikan penataan kelas yang mendukung dan
memberikan gambaranakan sebuah kelas yang membuat pendidik dan peserta didik
tidak tertinggal jauh dari abad 21.
Ciri
–ciri pembelajaran abad 21 yang mendukung proses pemahaman peserta didik dalam
menghadapi tantangan era industri 4.0 dengan menerapkan pola atau metode
pembelajaran 4C. Pembelajaran
abad 21 secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang memberikan
kecakapan abad 21 kepada peserta didik, yaitu 4C yang meliputi: (1) Communication (2) Collaboration, (3) Critical
Thinking and problem solving, dan (4) Creative
and Innovative. Berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Krathwoll
dan Anderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order
Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS (Middle
Order Thinking Skills) yaitu C3 (mengaplikasikan) dan C-4 (mengalisis),
tetapi juga harus ada peningkatan sampai HOTS (Higher Order Thinking Skills),
yaitu C-5 (mengevaluasi), dan C-6 (mengkreasi).( Kompasiana.com/idrisapandi/5b8e7fcd12ae9436241aabf5/mewujudkam-pembelajaran-abad-21-dan-hots-melalui-penguatan-keterampilan-proses-guru-dalam-pbm?page=all).
Salah
satu solusi alternatif dalam pembelajaran menghadapi era industri 4.0 yang
menerapkan model STEM (Science, Technology, Engineering,
Mathematics). Dalam pelaksanaannya, kurikkulum robotika menerapkan pula
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan peserta didik lainnya sebagai tutor
sebaya. STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematic)
adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan antara pengetahuan alam,
teknologi, mesin dan matematika dalam satu pengalaman belajar siswa.
Ketepatan dalam memilih dan menyajikan materi pembelajaran saat ini menjadi kunci keberhasilan tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan, oleh sebab itu STEM merupakan pendekatan yang mampu menjawab tantangan tersebut
Penerapan pendekatan STEM dalam pembelajaran
dewasa ini sangat sesuai dengan tuntutuan kompetensi abad 21 dan dalam rangka
menjawab tantangan menghadapi revolusi industri 4.0, oleh karena itu gabungan
antara pengetahuan (Science), keterampilan mendesain
sebuah karya (Engineering) dan menyusunnya secara sistematis dan
logis (Mathematic) dapat digunakan untuk menjawab masalah
dalam kehidupan sehari – hari dengan memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini.(
https://www.haloprofesi.com/2019/03/pengertian-dan-penerapan-stem-dalam.html).
Pembelajaran abad 21 memang
banyak menuntut banyak perubahan seiring dengan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi yang sangat pesat dan perubahannya pun dalam hitungan
detik. Dalam seminar kurikulum robotika
yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanah Laut,
Kalimantan Selatan, Jumat (14/2/2020), Timotius
Theopelus, ST,MCSE dari Axioo Class Program-Bandung selaku
pemateri mengutip pernyataan Thomas
Murray ( State and District Digital Learning Policy anda Advocacy
Director for Alliance Education, mengatakan bahwa banyak sekolah masih mengajar
para anak abad 21 dengan metode dari abad ke-19.
Post a Comment for "ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DAN PEMBELAJARAN ABAD 21"