CATATAN HAUL ABAH GURU SEKUMPUL KE-15. Bagian 5. Jemaah Tumpah Ruah ke Sekumpul Sesi Pagi dan Siang


Sekitar pukul 08.30 WITA pada Ahad, 1 Maret 2020, penulis berangkat dari rumah orangtua dengan menggunakan sepeda motor mengantarkan isteri menuju Sekumpul Martapura guna mengikuti kegiatan haul Abah Guru Sekumpul ke-15. Selain isteri, ketiga anak penulis juga berangkat dengan membawa adik dan saudara isteri penulis yang dijempaut di Kampung Melayu Martapura Timur. Sebelum berangkat menuju Sekumpul Martapura, penulis sekeluarga mampir dulu di rumah adik isteri di Kampung Melayu untuk menyantap nasi saarapan pagi yang dibagikan oleh masyarakat secara gratis bagi jemaah haul yang berangkat padi itu ke Sekumpul.
Seusai sarapan pagi tersebut penulis sekeluarga langsung berangkat dengan menggunakan 3 (tiga) sepeda motor menuju ke Sekumpul Martapura, dengan harapan pada pagi itu kami dapat lebih dekat ke tempat utama kegiatan haul, yaitu di Musolla Ar-Raudah Sekumpul Martapura. Perkiraan penulis ternyata meleset, karena ketika memasuki wilayah pasar Martapura jalan sudah dipenuhi oleh jemaah yang berjalan kaki sehingga sepeda motor dan mobil nyaris tidak dapat bergerak alias macet. Oleh sebab itu, penulis hanya dapat mengantarkan isteri di dekat Masjid Al Karamah Martapura, selanjutnya isteri dan anak-anak jalan kaki menuju Sekumpul yang berjarak sekitar 3 kilometer lagi.

Selanjutnya, penulis kembali ke kampung untuk membantu tim relawan yang semakin sibuk mengatur arus lalu lintas pada pagi menjelang siang. Saat diperjalanan balik ke kampung ini , penulis berlawanan arah dengan perjalanan jemaah yang menuju ke Martapura, sehingga tidak mengalami kemacetan yang berarti.  Terus bertambah jumlah jemaah haul yang datang dengan menggunakan kendaraan dari arah Banjarmasin membuat kemacetan di beberapa titik, terutama di tempat yang ada persimpangannya, seperti di simpang tiga Desa Teluk Selong  untuk naik  jembatan menuju Desa Dalam Pagar.  Kondisi cuaca pagi menjelang itu cukup panas terik dan hembusan angin nyaris tidak ada, sehingga membuat suasana di jalanan terasa panas akibat ratusan sepeda motor yang mendomisasi jalanan saat itu.
Kehadiran jumlah jemaah haul yang semakin banyak berdatangan tersebut memang sudah diantisipasi oleh para relawan yang berjaga di sepanjang Jalan Martapura Lama yang berada di Desa Sungai Rangan, Sungai Batang, Tangkas, Telok Selong, Kramat, Pakauman hingga Martapura.  Saat Jalan Martapura Lama yang berada di wilayah Desa Telok Selong, Kramat, Pakauman dinilai sudah padat dengan pejalan kaki dan pengendara roda dua dan roda empat, maka kemudian arus jemaah haul dialihkan ke Sungai Kitano melalui Jembatan Sultan Mustainbillah yang selanjutnya menuju Desa Dalam Pagar, Kampung Melayu Ilir, Kampung Melayu, Mekar , dan diatur lagi untuk masuk ke Martapura.  Para relawan pengatur arus lalu  lintas dan relawan lainnya yang mengatur pengendara sepeda motor dan mobil harus bekerja keras dan berjibaku membantu kelancaran perjalanan mereka, meski harus berpanas-panasan dengan deru suara sepeda motor dan asap knalpotnya.
Menjelang Shalat Dzuhur arus jemaah dari arah Banjarmasin sedikit berkurang, sehingga tim relawan yang menjaga dan mengatur arus lalu lintas dapat sedikit berisitirahat untuk minum atau makan siang. Terasa sekali bahwa pada haul Abah Guru Sekumpul ke-15 tahun 2020 ini jemaah haul yang datang jumlahnya banyak sekali dibandingkan tahun sebelumnya. Dari identitas wilayah stiker daerah asal  dan nomor polisi (nopol) kendaraan yang dibawa jemaah haul dapat diinditifikasi banyak yang berasal dari luar daerah Kalimantan Selatan, terutama dari Kalimantan Tengah.  Kemungkinan besar mereka berangkat secara bersama-sama dari kampungnya sejak siang kemarin dan menginap dulu diperjalanan, dan selanjutnya meneruskan perjalanan pada pagi harinya.

Post a Comment for "CATATAN HAUL ABAH GURU SEKUMPUL KE-15. Bagian 5. Jemaah Tumpah Ruah ke Sekumpul Sesi Pagi dan Siang"