CATATAN HAUL ABAH GURU SEKUMPUL KE-15. Bagian 6. Jemaah Tumpah Ruah ke Sekumpul Sesi Siang dan Sore



Seperti tahun sebelumnya, pergerakan jemaah haul Abah Guru Sekumpul ke-15 semakin banyak pada masa menjelang waktu Shalat Ashar, sekitar pukul 15.00 WITA pada Ahad, 1 Maret 2020. Semula pergerakan jamaah haul yang menggunakan sepeda motor bergerak secara bergelombang, namun kini pergerakannya merathon dan terus menerus saling bersambung. Pengendara sepeda motor masih mendominasi Jalan Martapura Lama ke arah Martapura, sedangkan mobil ada beberapa yang mengikutinya. Tidak ketinggalan pula pergerakan kapal klotok yang bergerak di Sungai Martapura yang membawa jemaah haul dari arah Banjarmasin.

Kondisi cuaca pada siang menjelang sore mendung berawan tetapi tidak turun hujan. Peran tim relawan yang mengawal dan mengatur arus lalu lintas di Jalan Martapura Lama semakin sibuk dengan bertambahnya jemaah haul yang bersepeda motor dan mobil dari arah Banjarmasin. Komando pusat Posko utama di Sekumpul selalu berkoordinasi dengan posko-posko yang terhubung atau terkoneksi melalui radio telekomunikasi atau HT yang dipegang oleh masing –masing komandan posko. Dari informasi masing-masing posko yang saling terkoneksi, maka segara diketahui keadaan atau situasi arus lalu lintas dan kepadatannya di sekitar posko. Pengaturan buka-tutup dan  pengalihan  arus lalu lintas diatur sepenuhnya dari komando posko utama, sehingga arus lalu lintas pengendara sepeda motor dan mobil dapat diarahkan dengan baik.

Beberapa kali terjadi pengalihan arus lalu lintas yang dilakukan oleh tim relawan Posko 111 Tangkas yang kemudian ditindaklanjuti oleh Posko 112 Sungai Kitano untuk pengalihan arus lalu lintas dari Jembatan Sultan Mustainbillah Sungai Kitano.  Kemudian, relawan memecah lagi arus perjalanan jemaah haul, bagi pengendara sepeda motor diarahkan melewati jalan yang melewati pinggir Sungai Martapura, sedangkan mobil diarahkan melewati jalan dalam atau belakang desa yang nantinya akan masuk ke posko di Desa Dalam Pagar. Pengalihan arus lalu lintas tersebut dimaksudkan untuk mengurangi beban atau kepadatan dan penumpukan jemaaah di Desa Pakauman atau Teluk Selong. Dengan adanya jalan alternatif yang ada di Desa Sungai Kitano, Dalam Pagar, dan Kampung Melayu sehinga dapat mengurangi kepadatan dan penumpukan pengendara sepeda motor.

Syukurnya, di Desa Sungai Kitano, Dalam Pagar, hingga Kampung Melayu sudah ada jalan yang berada di belakang perkampungan masyarakat yang umumnya ada tepian Sungai Martapura. Adanya jalan yang relatif  baru, lebar, dan lengang memberikan alternatif bagi jemaah haul untuk tidak berdesak-desakan menuju ke arah Martapura, sehingga tidak menimbulkan kemacetan yang berkepanjangan, meskipun jalan alternatif tersebut masih dalam tahap pengerasan, belum diaspal. Dengan demikian, ke depannya jalan alternatif tersebut diharapkan segera diperbaiki dan diaspal agar lebih mempermudah perjalanan bagi pengendara, khususnya jemaah haul yang setiap tahunnya terus meningkat atau bertambah seiring dengan makin banyak daerah yang dapat dilalui melalui jalan darat.
Sesaat dan sesudah Shalat Magrib, jemaah haul yang menuju ke Martapura sudah tidak ada lagi yang lewat . Namun demikian, ada beberapa pengendara sepeda motor yang pulang lebih awal menuju ke arah Banjarmasin dan daerah sekitarnya, sehingga kondisi tersebut tetap diperhatikan oleh relawan yang bertugas mengatur lalu lintas.


Post a Comment for "CATATAN HAUL ABAH GURU SEKUMPUL KE-15. Bagian 6. Jemaah Tumpah Ruah ke Sekumpul Sesi Siang dan Sore"