Berita
koran Banjarmasin Post pada Rabu, 22 April 2020, di halaman 9 dengan judul “ SDN Handil Suruk II Cuma 21 Siswa “ dan
subjudul “ Enam SDN di Tala Segera
Diregrouping” Dalam beritanya, sejumlah sekolah dasar negeri (SDN) di
Kabupaten Tanah Laut (Tala) Kalimantan Selatan (Kalsel), hingga kini kekurangan
murid. Selain itu ada juga yang jaraknya berdekatan. Keberadaan sejumlah
sekolah tersebut menjadi perhatian Dinas Pendidikan (Disdik) setempat. Bahkan
tahun ini ada empat SDN di Tala yang bakal dilakukan regrouping atau peleburan.
“ Insya Allah realisasinya pada tahun ajaran baru nanti. Mungkin sekitar Juli
nanti.” ucap Kepala Disdik Tala Abdillah, Selasa (21/4).
" Berdasarkan informasi dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanah Laut, Abdillah, M.Pd, bahwa direncanakan akan dilakukan regrouping atau penggabungan beberapa SDN yang ada di Kecamatan Takisung, Bumi Makmur, dan Tambang Ulang. Adapun regrouping di Kecamatan Takisung adalah bagi UPTD SDN 1 dan 2 Gunung Makmur, di Kecamatan Bumi Makmur adalah UPTD SDN Handil Suruk 1 dan 2, serta di Kecamatan Tambang Ulang adalah UPTD SDN Tambang Ulang 1 dan 2 ".
Pemberitaan tersebut mengingatkan kembali berita koran Banjarmasin Pos
sekitar bulan Juni 2019 lalu yang mengangkat beritanya tentang masalah sekolah
kekurangan siswa pada tahun pelajaran 2019/2020 dengan judul berita pada
halaman pertamanya “ 55 SDN di Batola Bakal Digabung” , dan subjudul “ Disdik
Banjarmasin Incar Dua Sekolah”. Menurut beritanya, Dinas Pendidikan
Kabupaten Baritokuala (Batola) segera melakukan regrouping atau
penggabungan puluhan Sekolah Dasar
Negeri (SDN) yang kekurangan siswa. Regrouping dilakukan terhadap SDN yang jaraknya
tidak sampai satu kilometer. “Iya ini sedang kami pikirkan regrouping puluhan
SDN,” kata Kadisdik Batola, Sumarji, Kamis (13/6).
Memperhatikan
dan menyimak berita di atas, regruoping
atau penggabungan sekolah sebagaimana diberitakan oleh koran di atas memberikan
sebuah gambaran yang mengindikasikan yang tidak menggembirakan dalam
perkembangan dunia pendidikan di daerah tersebut. Bagaimana tidak, jumlah satuan
pendidikan atau sekolah (SDN) yang
semula banyak kini menjadi jumlahnya semakin sedikit.
Kondisi
tersebut mengindikasikan adanya penurunan jumlah anak yang masuk sekolah atau
melanjutkan pendidikan. Penurunan jumlah anak masuk atau melanjutkan sekolah
menjadi pertanyaan dan keprihatinan kita semua. Apakah penurunan jumlah siswa
yang masuk atau melanjutkan sekolah ini disebabkan oleh semakin sedikitnya anak
usia sekolah karena adanya keberhasilan program pengendalian penduduk atau KB,
atau penyebab lainnya?
Kemajuan pendidikan menjadi salah satu indikator yang mencerminkan
bagaimana tingkat kemanjuan peradaban dan budaya sebuah masyarakat. Semakin
baik tingkat pendidikan warga masyarakat di daerah tersebut, maka semakin
tinggi pula tingkat peradaban dan budaya masyarakatnya.
Selama ini, perkembangan dunia pendidikan pada suatu daerah dapat dilihat
secara fisik melalui berapa banyak lembaga pendidikan atau sekolah yang ada di
daerah tersebut, karena dengan adanya sekolah tersebut mengindikasikan tentang
perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan di daerah tersebut. Kemajuan dunia
pendidikan memberikan kontribusi yang besar dan siginifikan bagi kemajuan
peradaban dan budaya masyarakatnya.
Kemajuan
dunia pendidikan terus mengalami perubahan seiring dengan perkembangan dan
dinamika masyarakat di sekitarnya. Perubahan tersebut ada yang membawa dampak
positif dan bermanfaat bagi dunia pendidikan, namun tidak jarang pula dapat
berdampak kurang baik, seperti apa yang diberitakan oleh koran di atas. Semoga
dengan berbagai perubahan dan dinamika tersebut dapat disikapi dengan arif dan
bijaksana sehingga menjadi solusi dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan
kita. Semoga.
#DirumahdanMenulisAja.
Post a Comment for "REGROUPING SEKOLAH MENUNGGU WAKTU"