Mendung mulai bertambah tebal
ketika pintu gerbang menuju ke kapal ferry mulai dibuka oleh petugas pada
sekitar pukul 12.52 WITA pada Ahad, 22 September 2019. Bus yang penulis
tumpangi mulai bergerak maju, karena berada di posisi terdepan. Namun,
tiba-tiba petugas meminta kepada sopir agar masuk ke pakal ferry secara mundur.
Rupanya kapal ferry yang akan menyeberangkan ke dermaga Pelabuhan Ferry
Batulicin hanya punya satu pintu. Sopir mengikuti arahan petugas dengan memutar
balik posisi bus, dan hal tersebut diikuti oleh bus yang satunya dan mobil yang
lain.
Bus yang penulis tumpangi mulai
bergerak mundur secara pelan diikuti oleh mobil yang lainnya. Penulis tidak
dapat membayangkan bagaimana rasanya membawa bus yang besar dengan jalan mundur
di atas jembatan atau dermaga yang relatif sempit dan berkelok. Meski dermaga
atau jembatan pelabuhan ferry Tanjung Serdang tidak terlalu panjang seperti dermaga
Batulicin, namun bagi yang belum biasa mundur untuk masuk ke kapal ferry sangat
berat dan beresiko.
Alhamdulillah,
meski cukup lama sopir mengatur posisi bus yang dibawanya, namun akhirnya bus
yang penulis tumpangi selamat masuk dan berada di dalam kapal ferry yang
ukurannya relatif kecil dibandingkan dengan kapal ferry yang beroperasi di
penyebrangan Tanjung Serdang dengan Batulicin. Sementara itu, saat proses bus
masuk kapal ferry berlangsung, di luar hujan yang cukup deras mengguyur dermaga
Pelabuhan Ferry Tanjung Serdang dan sekitarnya.
Hujan yang cukup membuat udara sedikit segar dan dingin.
Kapal ferry mulai bergerak
meninggalkan dermaga menuju ke Pelabuhan Ferry Batulicin di tengah hujan yang cukup deras saat itu. Penulis
dan kawan-kawan naik ke ruang penumpang yang sudah dipenuhi oleh penumpang yang
terlebih dulu masuk kapal ferry tersebut, sehingga tidak ada lagi kursi
penumpang yang tersisa. Akibatnya, penulis dan kawan-kawan yang lain terpaksa
berdiri di sekitar sisi kapal di tengah terpaan air hujan yang mengiringi
keberangkatan kapal ferry tersebut.
Menjelang di tengah laut, hujan
mulai reda dan berganti dengan cuaca yang terang kembali. Sebelum hujan reda,
penulis dapat kursi kosong di dekat ruang kemudi, sebuah kursi kayu yang hanya
muat dua orang. Dari pada berdiri lama, lebih baik duduk, meski kursinya harus
diduduki dengan hati-hati, khawatir patah.
Sambil menunggu kapal ferry bersandar di dermaga Pelabuhan Ferry
Batulicin, penulis manfaatkan dengan menikmati pemandangan alam nan indah di
tengah laut sambil sesekali mengambil foto ke beberapa sudut pandang.
Kapal ferry sempat berputar
haluan saat mendekati dermaga Pelabuhan Ferry Batulicin untuk memposisikan
pintu keluarnya sesuai dengan posisi mobil yang ada didalamnya, sehingga ketika
sudah berada di dermaga mobil dalam posisi maju. Sekitar pukul 14.12 WITA kapal
ferry dapat merapat di dermaga Pelabuhan Ferry Batulicin dengan baik dan
selamat. Penulis dan kawan-kawan sebelum kapal ferry merapat sudah berada di
dalam bus, sehingga ketika di buka pintu kapal ferry lansung bergerak menuju
pelabuhan dan terus menuju jalan raya di Batulicin, Tanah Bumbu…
###studitourktb-2019###
Post a Comment for "CATATAN PERJALANAN STUDI TOUR KE KOTABARU-2019. Bagian 31. Menikmati Perjalanan di atas Kapal Ferry"