Ketika
pendemi Covid-19 merebak di Indonesia sekitar bulan Maret 2020, pada saat itu
proses pembelajaran sedang menjalani pertengahan semester genap tahun pelajaran
2019/2020. Berdasarkan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020, kemudian
ditindaklanjuti oleh gubernur dan bupati/wali kota, maka proses pembelajaran
dialihkan ke rumah siswa dengan menggunakan pola pembelajaran BDR (Belajar Dari
Rumah).
Proses pembelajaran
dengan pola BDR tersebut juga berlangsung bagi sekolah yang ada di Kabupaten
Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan, khususnya jenjang SD dan SMP. Pembelajaran
dengan pola BDR yang dilaksanakan oleh sekolah di Kabupaten Tanah Laut tersebut
berlangsung lebih dari satu bulan berdasarkan Surat Edaran Bupati Tanah Laut
Nomor 800/785/Disdikbud/2020 tertanggal
26 Maret 2020, lalu kemudian dengan Surat Edaran Kadisdikbud Tanah
Laut Nomor 800/887/ Disdikbud/2020 tanggal 2 April 2020 dan 800/1119/Disdikbud/2020
tanggal 28 April 2020.
Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanah Laut melalui Seksi Kurikulum dan
Penilaian Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar melakukan pemanatauan atau survei
terhadap sekolah yang melaksanakan pembelajaran dengan pola BDR dimasa pandemi
Covid-19. Pemantauan tersebut dilakukan dengan mengirimkan format laporan pembelajaran
dimasa pandemi Covid-19 secara daring
(dalam jaringan) melalui WhatApps grup kepala sekolah dan
Koordinator Wilayah (Korwil) se Kabupaten Tanah Laut.
" Dari 224 SD di Tanah Laut yang mengirimkan laporan melaksanakan pembelajaran dimasa pandemi Covid-19, ada sebanyak 130 SD atau 58% melaksanakan pembelajaran secara daring"
Dari
hasil pemantauan atau survei saya terhadap sekolah dasar (SD), pada umumnya
melaksanakan pembelajaran secara daring. Dari 224 SD di Tanah Laut yang
mengirimkan laporan melaksanakan pembelajaran dimasa pandemi Covid-19, ada
sebanyak 130 SD atau 58% melaksanakan
pembelajaran secara daring.
Dari
130 SD di Tanah Laut yang melaksanakan pembelajaran secara daring, dipilih 5 (lima) sekolah yang paling banyak
mengimplementasikan dan memvariasikan pembelajaran daring dengan berbagai
aplikasi atau teknologi informasi (TI). Sedangkan sekolah lain pada umumnya
hanya menggunakan satu atau dua aplikasi teknologi informasi (TI) saja.
" Dari 130 SD di Tanah Laut yang melaksanakan pembelajaran secara daring, dipilih 5 (lima) sekolah yang paling banyak mengimplementasikan dan memvariasikan pembelajaran daring dengan berbagai aplikasi atau teknologi informasi (TI) "
Pertama. SD Islam Terpadu (SDIT) Assalam Pelaihari. Sekolah yang dipimpin
oleh Darsani melaksanakan pembelajaran dimasa pandemi Covid-19 merupakan
sekolah yang terbanyak variatif dalam pembelajaran daring dengan menggunakan aplikasi
zoom, facebook, Hvicon, dan WhatApps
Kedua. UPTD SDN 6 Angsau . Sekolah dasar yang berada di Kecamatan Pelaihari
ini dipimpin oleh Siti Hadijah melaksanakan pembelajaran daring dimasa
pandemi Covid-19 dengan menerapkan dan
menvariasikan dalam pembelajaran daring dengan menggunakan aplikasi WhatApps, Youtube, dan Google Form.
Ketiga. UPTD SDN 2
Bati-Bati. Sekolah
dasar ini berada di wilayah Kecamatan Bati-Bati yang dipimpin Norhasanah. Dalam malaksanakan pembelajaran daring dimasa
pandemi Covid-19 menggunakan dan memvariasikan pembelajaran dengan menggunakan
aplikasi WhatApps, Youtube, dan Google
Form.
Keempat. UPTD SDN 1 Liang
Anggang. Sekolah
dasar ini dipimpin oleh Isnaniah yang berlokasi di Kecamatan Bati-Bati. Selama
pembelajaran dimasa pandemi Covid-19, sekolah ini menggunakan dan memvariasikan
pembelajaran dengan menggunakan aplikasi dan teknologi informasi berupa WhatApps, Youtube, dan TVRI.
Kelima. UPTD SDN 1 Bentok Darat. Sekolah dasar yang dipimpin oleh H.
Muhammad Nurhan ini berada di Kecamatan Bati-Bati. Dalam pelaksanaan
pembelajaran dimasa pandemi Covid-19 , sekolah ini menggunakan dan
memvariasikan pembelajaran daring dengan menggunakan aplikasi dan teknologi
informasi berupa WhatApps, Google Form,
dan Vicon.
"Tentu pelaksanaan pembelajaran secara daring atau online tersebut lebih banyak mengalami kendala di lapangan, diantaranya masalah jaringan internet yang kurang baik, kouta internet yang cepat habis, dan sebagainya"
Meski dengan segala keterbatasan dan bersifat
mendadak, namun kepala sekolah dengan dukungan dari
guru yang tidak pernah menyerah begitu saja dengan kondisi darurat tersebut, mampu melaksanakan proses pembelajaran daring semasa pendemi Covid-19 dengan baik dan variatif. Tentu
pelaksanaan pembelajaran secara daring atau online tersebut lebih banyak mengalami
kendala di lapangan, diantaranya masalah jaringan internet yang kurang baik,
kouta internet yang cepat habis, dan sebagainya.
Terima
kasih atas dedikasi dan kreativitas para guru dengan dukungan dan motivasi yang
luar biasa dari kepala sekolahnya. Semoga pengabdian dan dedikasinya tersebut berbuah
kebajikan dan bernilai ibadah disisi Allah Swt, Tuhan Yang Maha Esa. Semoga.
#BangkitPendidikanIndonesia
#DirumahdanMenulisAja
Alhamdulillah UPTD SDN 1 Liang Anggang tebuat.
ReplyDeletemantap blog nya Pak, sangat memotivasi :)
Jgn lupa mampir di blog https://sdnlianganggang.blogspot.com
ReplyDelete